Rabu, 08 Juli 2020

Si Sulung, Si Pertama, Si Awal

     Si sulung, si pertama, si awal. Ialah anak yang tentu saja paling diharap, dan dinantikan pasangan yang baru menikah. Anak pertama merupakan kebahagiaan bagi sepasang suami istri, karena saat anak pertama lahir ini, bagi mereka dunia menjadi lebih 'berwarna'.  Dan tentu saja, ini pun saya rasakan saat hadirnya anak pertama, yang juga disebut si sulung. Betapa bahagianya kami berdua saat si sulung lahir dengan selamat dan sehat ๐Ÿฅฐ

     Proses kelahiran si sulung ini sangat menegangkan bagi saya. Iya, jelas karena ini kelahiran pertama, dan tentu saja kami ingin semua berjalan lancar dan sehat sempurna. Selama 6 hari harus menginap di Rumah Sakit karena rentang pembukaan jalan labir yang lambat ๐Ÿค— selama 3 hari saya menahan sakit yang datangnya setiap beberapa menit. Di hari keempat baru tanda pembukaan meningkat, dan akhirnya melalui proses induksi infus (yang ternyata lebih tidak enak karena harus menahan sakit hampir 5 jam) menjelang magrib lahirlah si sulung itu ๐Ÿ˜

     Tentu tidak bisa dihitung betapa senangnya, dan bahagianya kami. Memberi nama sesuai keinginan saya dengan arti yang bagi kami sangat baik dan diharapkan selalu baik. Dan sekarang si sulung sudah beranjak remaja. Saya dan dia adalah partner dalam segala hal, termasuk berdebat dan bertengkar. ๐Ÿ˜ Si sulung saat ini pun sudah mempunyai 2 adik (1 laki-laki dan 1 perempuan). Dan makin ramailah keluarga kecil kami, Alhamdulillah Barakallah.

     Saya anak sulung, dan saya akhirnya paham bahwa menjadi anak sulung itu tidak semudah yang dibayangkan. Saya dan anak sulung saya mempunyai beberapa karakter yang sama, sehingga kadang ini yang membuat kami suka terlibat debat. Saya kadang merasa sangat salah karena sejak kecil waktu saya terbagi antara mengurusnya dan tuntutan pekerjaan. Alhamdulillah saya mempunyai mama yang 'support' dan super sabar ๐Ÿฅฐ Mama sangat berpengaruh dalam proses berkembangnya si sulung semenjak saya mulai bekerja kembali setelah melewati cuti melahirkan. Apalagi semenjak kelahiran anak kedua yang berjarak 2 tahun, makin saya terbagi perhatian.

     Namun Alhamdulillah beranjak usianya ke 9 tahun, saya berhenti dari pekerjaan yang sejak sebelum menikah saya lakoni. Dan saat itu, si sulung pun sudah memiliki adik lagi ๐Ÿ˜Š Si sulung ini pada dasarnya orangnya ceria, aktif dan ringan tangan dalam membantu orang lain. Dahulu saat berumur 3 tahun, dia masih susah komunikasi karena bahasanya yang tidak jelas, sehingga harus saya masukkan ke 'playgroup' untuk sosialisasi lebih banyak dengan teman-teman lain. Sekarang dia tumbuh beranjak jadi remaja ABG, sudah mulai bisa berdebat dan berargumen, dan ini tantangan besar buat saya untuk mendidik dan menjaganya.

     Doa dan harapan terbaik dan paling baik selalu saya mohonkan kepada Allah SWT, untuk selalu melindungi dan menjaganya, si anak sulung yang bahunya tangguh, ringan tangan membantu, terkadang keras kepala, dan yang kadang harus mau berbagi dengan adik-adiknya sampai kadang jadi sasaran kepenatan ibunya. Masya Allah, bagaimanapun dia, anak sulungku itu cinta pertama dikeluarga kami, semoga menjadi anak sholehah selalu dan wanita yang tangguh dengan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT ๐Ÿฅฐ



#tantangan1day3
#onedayonewrite
#rumbelmenulisipsamkabar
#komunitasipsamkabar
#TemaSulungku
     






Bundles of Stories - Simplicity Writing

Waktu itu Berharga

    Aku menutup buku catatan harianku setelah selesai menuliskan rencana kegiatan untuk esok hari. Ini satu diantara kegiatan di akhir har...