Minggu, 31 Januari 2021

Kelas persiapan KLIP 2021 (Bagian dua - Tips dalam Menulis)

Kelas persiapan KLIP 2021

(Bagian dua - Tips dalam Menulis)

------------

Bergabung dengan KLIP itu seperti menantang diri sendiri untuk bukan sekedar menulis tetapi juga menjaga mood, komitmen dan konsistensi dalam menulis. KLIP sudah memberikan wadah sesuai dengan misinya, yaitu membantu para peserta untuk konsisten dalam menulis sepanjang tahun dan melatih peserta agar dapat berkembang maju.

Di acara kelas persiapan KLIP ini setelah mengetahui sejarah terbentuknya KLIP dan perkenalan pengurus, ada kak Risna dan kak Ernawati yang berbagi dan memberikan ilmu serta tips menulis. Di sesi pertama, kak Risna membawakan materi Cara Membuat Target dan Mempertahankan Motivasi Menulis. Adapun cara membuat target (smart goals) yang disampaikan diantaranya adalah:
- Spesific, tentukan apa yang akan dicapai.
- Measurable, membuat ukuran pencapaian bertahap.
- Achievable, membuat target yang bisa dicapai.
- Realistic, sesuaikan dengan kondisi diri.
- Timely, buat jadwal dan deadline.

Kemudian kak Risna juga menambahkan tentang tips untuk mempertahankan motivasi menulis, diantaranya yaitu:
- Menemukan Strong Why dalam diri kita.
- Bergabung dengan komunitas menulis.
- Menentukan topik tulisan.
- Menyediakan waktu.
- Mencari dan menemukan sumber ide.
- Terus berlatih menulis.

Tips-tips ini bagi saya sangat bagus dan bermanfaat tentunya. Kak Risna juga membagikan tentang tujuh aturan menulis ala Stephen King, seorang penulis Amerika hebat dengan karya-karyanya seperti novel yang banyak diadaptasi ke layar lebar bahkan komik. Tujuh aturan menulis ala beliau adalah:
1. Menulis untuk diri sendiri, baru khawatirkan pembacamu.
2. Membaca, membaca dan membaca.
3. Jauhi segala distraksi ketika menulis.
4. Tetap berpegang pada diri sendiri.
5. Tinggalkan hal yang membosankan.
6. Menulis adalah tentang menjadi bahagia.
7. Jangan lupa istirahat.

Ini adalah tujuh aturan yang memotivasi dan jadi booster untuk menulis. Walaupun terlihat sederhana tapi jika diresapi mendalam, ini benar-benar bisa membuat menulis menjadi terlihat menyenangkan tanpa terpaksa.

Sementara itu, disesi kedua kak Ernawati pun membawakan materi yang juga bisa menjadi bekal tambahan kita dalam menulis. Beliau berbagi tentang apa modal kita dalam berkarya. Ya, dalam berkarya apakah kita butuh finansial yang cukup, ataukah peralatan yang canggih, atau mungkin kondisi lingkungan yang mendukung. Kalau ditanya seperti ini, mungkin saya pribadi akan memilih kesemua hal tadi ya ☺. Namun yang jelas mau tidak mau nantinya kesemua itu pun akan saling berkaitan.

Didalam menulis pun kita memerlukan modal yang tak kalah pentingnya, yaitu modal utama diri sendiri yang meliputi fisik dan mental. Kak Erna mengatakan bahwa kita bisa kehilangan apapun dan siapapun, tapi kita tidak bisa kehilangan diri kita sendiri dalam berkarya. Ya, intinya adalah mulai dari diri kita sendiri. Kemudian, modal yang kedua adalah keluarga. Mengapa keluarga? Ya, karena keluarga adalah bagian terdekat dari diri kita yang diharapkan dapat saling memberi bukan menuntut. Kak Erna pun menambahkan bahwa semakin banyak bakti yang kita berikan secara ikhlas kepada keluarga, maka semakin banyak modal untuk berkarya yang kita miliki.

Jika semua modal sudah kita miliki, ada kalanya ada sesuatu hal yang mungkin tak bisa kita hindari, tidak peduli berapapun besarnya usaha manusia, akan ada situasi yang tetap tidak bisa dikendalikan, atau bisa disebut sebagai kejadian tak terduga. Disinilah kadang kita perlu yang namanya P3K dalam berkarya. P3K dalam berkarya setiap orang berbeda-beda tergantung hal apa yang menghampirinya. Semisal saat berkarya lalu mungkin disaat deadline menulis kondisi mengantuk, maka mau tidak mau P3K yang kita butuhkan bisa jadi secangkir kopi sebagai penahan kantuk untuk kembali menyegarkan mata.

Apapun itu, semua kembali ke diri sendiri mulai dari niat, komitmen, rencana, konsistensi dengan tidak melupakan bahwa diri kita harus bahagia saat berkarya, dalam hal ini saat menulis. Semua materi-materi yang diberikan oleh kak Risna dan kak Ernawati ini akan menjadi bekal bagus buat melangkah dan berkembang bersama KLIP.  Dan kesimpulan dari kak Dwi Tobing sebagai moderator acara pun sangat menjadi booster dan penyemangat pejuang menulis, bahwa dalam menulis yang dibutuhkan adalah fisik dan mental, bisa diartikan kita membutuhkan komitmen, rencana dan konsistensi. Karena sesungguhnya menulis adalah untuk diri kita sendiri, untuk kebahagiaan diri kita sendiri. Jadi, tetaplah menulis, karena practices make progress. Salam KLIP! ✌






*Referensi
- live streaming FBG KLIP 30 Januari 2021
- slide acara kelas persiapan KLIP
- kutipan menulis dari slide acara kelas persiapan KLIP

Link bagian satu:
https://cyndiealia.blogspot.com/2021/01/kelas-persiapan-klip-2021-bagian-satu.html

Kelas persiapan KLIP 2021 (Bagian satu - Perkenalan dan sejarah KLIP)

(Bagian satu)



Hari ini Kelas Literasi Ibu Profesional mengadakan acara live streaming untuk kita para anggota yang akan mengikuti kelas persiapan KLIP tahun 2021. Acara yang diadakan melalui platform Facebook Grup ini dibawakan oleh kakak Dwi Tobing sebagai moderator yang membawakan beberapa agenda, diantaranya penjabaran sejarah terbentuknya KLIP, perkenalan anggota pengurus baru juga materi yang sangat ditunggu yaitu materi tentang Tips Cara Membuat Target dan Mempertahankan Motivasi Menulis dan materi Modal Utama dan P3K dalam Menulis.

Mendengarkan Kak Shanty menceritakan sejarahnya terbentuknya KLIP sunggug menarik. KLIP ini ternyata sudah berdiri sejak lima tahun lalu dengan berbagai macam model pengerjaan. Awalnya di tahun 2016, bermula dari ide saat santai mengobrol saja di WAG (Whatsapp Group) bahwa ada beberapa anggota Ibu Profesional yang suka menulis, sehingga akhirnya ternyata berkembang sampai seperti saat ini.

Inilah cikal bakal akhirnya terbentuk ODOP atau One Day One Post, dengan tujuan untuk menulis rutin selama 99 hari, yang awalnya banyak dari regional IP Bandung. Akhirnya ODOP ini menjadi program nasional IP yang terbuka untuk umum, dimana ada sekitar 239 orang yang pertama kali berperan ikut serta, dengan hasil akhir tujuh orang yang lulus. Sistem saat itu adalah menulis selama 99 hari yang dibagi per sesi, bahkan ada masa dengan sebutan semester pendek untuk anggota yang kurang setoran menulis.

Di tahun 2017, ide kak Shanty sebagai penggagas pun bertambah, seperti membuat buku Me Time oleh 33 orang kontributor dengan tujuan agar anggota lebih semangat, kemudian ada Flash Fiction yang mengumpulkan tulisan-tulisan fiksi. Di tahun ini pun kak Shanty banyak mengundang pembicara untuk memberi ilmu serta berdiskusi bersama, seperti Dewi Lestari dan Ahmad Fuadi.

Beranjak ke tahun 2018, lalu mulai dibagi menjadi tiga sesi, dimana peserta boleh masuk per satu sesi saja, dan masa ini diikuti kurang lebih 200 anggota. Tahun 2019 pun masih seperti tahun 2018, yang kemudian awal tahun ada ide dari Mba Yesi, Ketua Kampung Komunitas, untuk membuat kegiatan menulis ini selama satu tahun penuh konsisten, dan akhirnya seiring perubahan konsep, maka berubahlah nama ODOP yang acapkali sering membingungkan orang apakah ini bagian dari Ibu Profesional atau tidak, menjadi KLIP, yaitu Kelas Literasi Ibu Profesional. Mencoba selama setahun ini pun cukup menarik 115 orang untuk bergabung, yang kemudian terseleksi menjadi 80 orang di sesi berikutnya, lalu menjadi 47 orang dan pada akhirnya di sesi terakhir lulus 26 orang dengan 5 orang yang konsisten bisa menulis selama setahun.

Nah, ternyata tahun 2020 sudah banyak yang tertarik, tercatat sekitar 450 orang yang mungkin tertantang. Dan seiring berjalannya sesi per sesi menjadi 197 orang yang terseleksi, dan akhirnya sesi ketiga menjadi 101 orang lalu lulus 62 orang, dengan 18 orang yg konsisten mendapatkan badge selama setahun.

Akhirnya sekarang 2021 KLIP semakin berkembang, sudah menggunakan web sendiri untuk melakukan setoran dan cek mandiri dengan mudah. Dan KLIP pun mengadakan pembentukan pengurus baru untuk lebih mengembangkan diri. Sebagai perkenalan bahwa pengurus baru tahun 2021-2022 akan dipimpin oleh ketua kelas Kakak Ernawati, yang dibantu oleh Kakak Reisha (yang menangani setoran rutin KLIP), ada kak Dea (yang menangani sesi Kenal Lebih Dekat), kak Lendy dan kak Shanty (yang menangani misteri project), kak Risna (yang menangani Klub Buku KLIP), dan juga kak Tami. Mereka akan membersamai kita selama menulis. Bagi yang belum mendaftar tentunya akan mereka tunggu sampai batas tanggal 19 Februari 2021.

Mendengar cerita perjalanan KLIP sampai saat ini berjalan, saya tentunya senang bisa mengambil bagian, turut serta menantang diri untuk menulis secara rutin, dimana sesuai kata kak Dwi Tobing bahwa selagi tidak ada yang melarang maka mari menulis. Membiasakan diri untuk menulis konsisten minimal 10 hari selama sebulan itu akan menjadi syarat untuk bergabung di WAG (Whatsapp Group) KLIP yang tentunya akan banyak sekali ilmu dan pengalaman seru yang menarik untuk pengembangan diri kita dalam menulis. Semoga bisa bergabung, ya!


(berlanjut Bagian 2 - Cara membuat target dan mempertahankan motivasi menulis oleh kak Risna & Modal utama dan P3K dalam menulis oleh kak Ernawati) 😊✌



Link bagian dua:

https://cyndiealia.blogspot.com/2021/01/kelas-persiapan-klip-2021-bagian-dua.html



*Referensi
- live streaming FBG KLIP 30 Januari 2021
- slide acara kelas persiapan KLIP.




Kamis, 28 Januari 2021

Pantulan Warna (Aliran Rasa) Zona 5 - Bunda Sayang #6

Pantulan Warna (Aliran Rasa)

Zona 5 ~ Stimulasi Literasi Baca Tulis dan Literasi Digital

----------------------



Tantangan di zona 5 perkuliahan Bunda Sayang Batch 6 tentang stimulasi literasi baca tulis dan literasi digital telah berakhir. Di zona 5 ini kami memilih project Read Aloud selama 15 hari dan Alhamdulillah bisa kami selesaikan dengan baik dan lancar. Alasan memilih Read Aloud sendiri adalah karena kegiatan ini pun cukup sering kami lakukan dan anak pun senang membaca buku.

Selama 15 tantangan ini tentunya ada 15 judul cerita dari berbagai sumber yang menemani kami. Ada yang berasal dari buku kumpulan cerita, ada yang memang berasal dari satu buku dan juga dari website e-book. Semua cerita sebagian besar adalah pilihan dari anak, saya hanya membacakan judul-judulnya, melihatkan ilustrasi bukunya dan sedikit kisi-kisi cerita. Rata-rata anak akan lebih memilih yang ilustrasinya menarik, kemudian yang judulnya terlihat menarik saat kita beritahukan.

Read Aloud ini sendiri sudah kita ketahui banyak manfaatnya, diantaranya adalah:
- Membantu stimulasi otak anak,
- Melatih pendengaran anak,
- Merangsang imajinasi anak,
- Menciptakan suasana atau momen kedekatan antara anak dan orangtua,
- Melatih kemampuan menyimak, perhatian, mengingat serta daya konsentrasi anak.

Read Aloud bisa menggunakan sumber bacaan darimana saja, seperti dari buku cerita dengan banyak tulisan atau buku cerita bergambar, bisa juga dari e-book di website. Yang penting saat membacakan nyaring, suara dan intonasi pun harus jelas, disesuaikan dengan usia anak yang mendengar. Terkadang juga butuh improvisasi agar anak tidak merasa bosan dan jenuh. Melibatkan anak saat melakukan Read Aloud untuk mencoba menerka atau mengulang cerita pun bisa dilakukan.

Dengan 15 hari tantangan project Read Aloud ini semakin memperbanyak referensi bacaan kami dan semamin mengembangkan stimulasi literasi pada anak secara konsisten. Selama mengikuti tantangan, bersyukur anak mau bekerjasama untuk dibuat dokumentasi, bahkan mau untuk mengulang kisah cerita versinya. Diskusi tentang buku cerita pun kami lakukan. Sejalannya kegiatan ini pun, anak mengutarakan bahwa ingin membuat cerita dari gambar-gambar yang sering dibuatnya. Ada beberapa gambar dan cerita yang disampaikan secara langsung, dan kami simpan untuk coba dibenahi.

Harapannya, dengan berakhirnya zona 5 ini, kegiatan Read Aloud serta kegiatan stimulasi-stimulasi literasi lainnya akan tetap selalu kami lakukan. Semoga di zona-zona berikutnya, lebih semangat lagi dan konsisten mengikuti. Salam Ibu Profesional. ❤



Referensi:
id.theasianparent.com
canva








Selasa, 26 Januari 2021

Bermain & Belajar - Floating Blossom Flower

Sebut saja ini, Floating Blosson Flower, artinya bunga yang mengembang dan mengambang 😆. Ya, begitulah kira-kira menurut bahasa saya sendiri. Permainan yang seru dan menyenangkan bagi anak tentunya, tidak memerlukan banyak modal besar tapi bisa sekalian belajar sesuatu yang sederhana. 


Untuk buat bunganya, bisa dari kertas biasa dan boleh pakai pola biar rapi atau tidak pakai pola pun tidak masalah seperti yang saya lakukan (kalau mau pake origami juga boleh banget), jadi ala kadar saja bentuknya. Warnain pakai spidol suka-suka mau warna apa aja. Terus dilipat atau ditangkupin kurang lebih begitu, pokoknya kayak dikuncupin saja dulu 😅


Ambil wadah apa saja, boleh piring besar, baskom atau ember seadanya di rumah 🤭 lalu isi air deh. Bunga yang kuncup ala-ala tadi cemplungin ke wadah berisi air tadi. Dan... bisa dilihat, perlahan si kuncup mengembang bermekaran 🤩.


Noni bungsu senang, pagi-pagi dikasih booster mood begini 😉 biar belajar ngaji dan calistungnya lebih semangat. Lihat bunga-bunga kertas bermekaran, doski takjub, kok bisa... dijelasin secara sains sederhana aja, bahwa kalau kertas bisa menyerap air, jadi waktu dicelupin bagian bawahnya, si air terus cari bagian kertas lain yang kering, akhirnya semua basah dan si bunga mengembang deh 😁


Permainan ini udah banyak seliweran, baru sempat atm sekarang (bikin bunganya itu loh yang mesti niat 😆). Mau model bunga kertas apa aja terserah, tapi sepertinya bahan yang digunain mungkin tidak bisa yang tebal apalagi kertas yang waterproof 😝 (tapi mungkin kalau ada yang mau coba, bisa sharing hasilnya). Kalau anaknya sudah pinter bikin sendiri bunga-bungaan, boleh sekalian diminta buat. Ala kadar saja juga tak mengapa, sekaligus melatih keterampilan menggambar. 


Ini bermainnya cepet aja (menyiapkan bunga saja yang agak takes time 😉). Kalau masih bisa dikeringkan, mungkin bisa digunain lagi, kalau sudah tidak bisa ya mau tidak mau dibuang ke tempat sampah. Intinya, ibunya saja excited waktu lihat bunga-bunga bermekaran, apalagi anaknya 🥰








#bermainsambilbelajar

#5yo

#blossomflower

Senin, 25 Januari 2021

Air Purifier, perlu atau tidak?

Belakangan ini sudah sering kita mendengar alat bernama Air Purifier. Sebenarnya alat ini sudah ada sejak lama, seperti hal nya Diffuser dan Humidifier. Sekilas mungkin masih banyak yang seperti saya, bingung akan fungsi ketiga alat ini. Namun memang ternyata alat ini berbeda penggunaan. 

Secara singkat bisa dijelaskan perbedaannya, yaitu:
- Air Purifier, adalah alat penjernih udara dengan menggunakan filter. Alat ini dapat digunakan pada kondisi lingkungan dengan kualitas udara yang buruk, misalkan lingkungan dengan adanya perokok. Air purifier ini juga dapat membantu menghilangkan virus dan bakteri di udara, menghilangkan bau tidak sedap dan mengurangi pertumbuhan jamur. Cara kerja dari alat ini adalah dengan menyedot udara disekitar dengan bantuan kipas dan ditangkap oleh filter pada alat tersebut. Kemudian udara akan disaring oleh filter air purifier dan disalurkan kembali menjadi udara segar yang bebas polusi.

- Humidifier, adalah alat untuk meningkatkan kelembapan udara dengan cara menyemprotkan uap air ke udara. Alat ini membutuhkan air yang lebih banyak dari diffuser, sehingga biasanya kapasitasnya pun lebih besar. Humidifier baik diletakkan pada tempat yang kering seperti ruangan yang menggunakan AC. Alat ini hanya memerlukan air untuk menyemprotkan uap air, tidak dapar digunakan dengan campuran minyak esensial. Manfaatnya pun dipercaya dapat membantu mengurangi gejala flu dan batuk, melegakan hidung tersumbat, membantu melembapkan kulit dan lainnya lagi.

- Diffuser, adalah alat yang banyak digunakan untuk menyegarkan ruangan, karena biasanya diffuser menggunakan minyak esensial dengan air yang tidak begitu banyak dibanding humidifier. Beberapa jenis diffuser pun hanya ada yang berfungsi sebagai pengharum ruangan.

Dari ketiga alat ini, air purifier adalah satu alat yang kami gunakan di masa pandemi ini selain masker, hand sanitizer dan desinfektan. Air purifier ini biasanya yang kita ketahui diletakkan di ruangan untuk menyaring udara. Namun alat ini pun ada yang portable alias bisa dibawa-bawa penggunanya. Ukurannya jelas kecil dan fleksibel. Untuk harganya bermacam-macam tergantung kualitas dan merk sepertinya. 

Air purifier portable ini sebenarnya bisa menjadi satu cata untuk mengurangi polusi udara yang ada di sekitar kita saja, karena bentuknya yang relevan kecil sehingga efektivitas pun hanya di sekitar tempat diletakkannya. Fungsinya pun kurang lebih seperti masker, yaitu mengurangi atau mencegah efek dari kualitas udara yang buruk di sekitar pengguna alat.

Seperti yang sudah dijelaskan sedikit di atas bahwa cara kerja air purifier ini menyedot udara lalu menyaring dan mengeluarkan kembali menjadi udara segar bebas polusi. Umumnya alat portable ini memilili sistem kipas internal yang akan menyedot udara di sekitar tadi, lalu masuk ke filter yang telah dilengkapi alat penghancur partikel berbahaya bagi udara seperti debu dan asap. Namun sekali lagi, karena ini portable, maka lingkup udara yang dihisap adalah sebatas sekeliling penggunanya atau dimana alat itu diletakkan, begitu pun dengan udara yang kembali dihasilkan setelah difilter akan dinikmati oleh pengguna alat itu saja.

Penggunaan alat ini tidaklah wajib, namun jika memang menginginkan dan memerlukan untuk ikhtiar menjaga kesehatan khususnya udara sehat, mungkin bisa dipertimbangkan. Sudah banyak toko-toko online yang menyediakan dengan berbagai merk, model dan harga (kebetulan saya tidak begitu tahu toko offline yang menjual ini). Yang terpenting adalah tetap menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh di masa pandemi ini, dengan cara tetap selalu menggunakan masker, menghindari kerumunan, menjaga jarak, sering mencuci tangan dan selalu berdoa dan bahagia, ya. 


《cyndiealia》





Referensi:
Google
Kumparan.com
Review.bukalapak.com
Foto pribadi

















Minggu, 24 Januari 2021

Belajar Membaca Suku Kata

 Suku kata? Pasti semua orang pernah belajar suku kata saat awal-awal mulai belajar membaca. Metode ini banyak digunakan oleh para pengajar anak usia dini, sebagai persiapan untuk memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD). Walau demikian sudah kita ketahui ada rentang usia yang baik untuk anak belajar membaca, namun tidak sedikit yang sejak dini mulai belajar mengenalkan huruf sampai belajar membaca.

Sebelum masuk belajar suku kata, tentu saja harus ada pengenalan huruf atau abjad. Setelah itu baru mengenalkan suku-suku kata. Kemudian bisa lanjut ke merangkai suku-suku kata menjadi sebuah kelompok kata lalu kalimat sederhana. Keuntungan dari menggunakan metode ini antara lain adalah:

- Mempercepat proses penguasaan kemampuan membaca sebagai permulaan, karena tidak ada proses mengeja huruf demi huruf.

- Dapat belajar mengenalkan huruf dengan merangkai suku kata yang dipergunakan.

- Dapat secara mudah mengetahui berbagai macam kata dalam kegiatan belajar membaca bagi pemula.

Metode ini bisa dibilang dapat membantu anak yang mengalami kesulitan belajar seperti cepat bosan, sehingga bisa digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar membaca anak. Kita bisa mengaplikasikan cara ini tentu dengan menggunakan buku-buku belajar membaca dengan metode suku kata yang memang sudah banyak dijual di toko-toko buku. Selain itu kita juga bisa menggunakan media kartu suku kata. Kartu suku kata juga sudah banyak dijual, namun kali ini saya mencoba untuk membuat sendiri buat anak.

Untuk membuat sendiri tidaklah susah, namun tentu saja membutuhkan waktu ekstra, ya. Kita hanya perlu kertas atau karton polos putih atau berwarna sesuai keinginan, yang kemudian dipotong kecil-kecil berbentuk persegi. Lalu setelahnya kita tuliskan pada masing-masing potongan tadi suku-suku kata. Saya juga menambahkan beberapa potongan karton yang ditulis hanya huruf atau abjadnya saja. Jika sudah selesai, boleh disusun berurutan abjad atau sesuai kebutuhan dan keinginan.

Belajar membaca dengan metode suku kata yang menggunakan kartu suku kata ini cukup menarik anak saya. Jadi saya menyebutkan satu kata lalu kemudian dia mencari potongan-potongan padanan suku-suku kata tersebut untuk dirangkai menjadi 1 kata yang disebutkan. Proses ini dilakukan seperti seolah-olah kita sedang bermain, namun dibalik itu kita sambil mengenalkan dan mengajarkan anak membaca. Menurut saya ini seru, menyenangkan dan minim kebosanan. Tetap saja kita tidak bisa memaksakan anak usia dini untuk segera bisa membaca, karena ada tahapan-tahapan yang akan dilewati anak untuk mencapai kemampuan membacanya dan saya sebagai orangtua mengarahkan serta mendampinginya. Cobain, yuk! 😊


Referensi:

Berbagai sumber google


《cyndiealia - bukan pengajar, tapi sedang mengajari anak ☺》















Bermain&Belajar - Menyusun Kalimat

Belajar yang paling asyik bagi anak-anak tentu saja belajar dengan suasana dan cara yang menyenangkan. Terutama untuk tipe-tipe anak tertentu yang tidak suka belajar secara monoton. Sekarang ini sudah banyak sekali bertebaran cara-cara asyik membuat anak belajar sesuatu melalui bermain. Seperti sebelumnya saya mencoba mengadaptasi dari seseorang di media sosial untuk membuat suatu pembelajaran dengan media sederhana sambil bermain.


Kali ini saya membuat kembali sebuah permainan menyusun sebuah kalimat sederhana dari tiga buah kata secara acak. Ini sederhana sekali, bahan yang digunakan pun tidak merepotkan. Kita cuma butuh beberapa lembar kertas putih ukuran A4 (jika ingin lebih bagus bisa menggunakan karton putih atau sesuai bahan yang tersedia di rumah). Lalu siapkan spidol hitam dan warna-warni, gunting dan lem kertas atau bisa menggunakan isolasi bolak balik.


Cara membuatnya mudah saja, yaitu:

- Potong kertas menjadi 3 bagian (disini saya menggunakan kertas polos ukuran A4). Kemudian masing-masing bagian tadi dituliskan beberapa kata sesuai keinginan kita. Karena saya ingin menyusun sebuah kalimat sederhana yang terdiri dari subjek, predikat dan objek (dalam pelajaran bahasa Indonesia, tentu masih ingat dengan kalimat SPO), maka untuk lembar bagian pertama saya tuliskan beberapa subjek seperti nama orang dan subjek lainnya. Lalu lembar bagian kedua saya tuliskan beberapa jenis kegiatan atau jenis pekerjaan yang biasa dilakukan orang dan lembar bagian ketiga saya tulis beberapa objek dari suatu kegiatan. Jumlahnya terserah, secukupnya panjang kertas yang digunakan.

- Ambil 1 lembar kertas A4 lain (boleh karton), lalu pada lembar itu cukup dilipat dua, lalu buat 3 bolongan atau lubang bentuk persegi panjang pada bagian tengah kertas yang sudah dilipat tadi. Jika ingin dihias boleh saja, kali ini saya cukup menghiasnya dengan coretan-coretan warna-warni.

- Masukkan 3 lembar bagian yang berisi kata-kata itu ke masing-masing lubang. Aturlah dilubang pertama adalah lembar kata-kata berisi nama subjek, lalu lubang kedua untuk lembar bagian predikat atau jenis kegiatan atau pekerjaan, kemudian di lubang ketiga adalah untuk lembar bagian kata-kata berisi objek atau sesuatu hasil kegiatan.


Jika sudah jadi semua, memainkannya pun cukup menyebutkan kalimat apa yang ingin kita sampaikan ke anak dan anak akan mencari padanan kata-kata dan menyusunnya pada lembaran kertas yang sudah dibuat. Pada hasil karya ATM yang saya buat ini, bisa dilihat contohnya bahwa saya menyebutkan (boleh juga dituliskan) sebuah kalimat sederhana, misalkan 'ibu baca buku', kemudian anak akan mencari kata-kata yang disebutkan disetiap lembar bagian tersebut. 


Oya, permainan sambil belajar ini tentunya dapat diaplikasikan pada anak yang sudah mengenal huruf dan sedang belajar atau bisa membaca. Cara ini bisa membuat anak seolah-olah belajar namun dengan suasana yang lebih santai dan gembira. Namun jika anak belum mengenal huruf atau belum bisa membaca, bisa juga dimodifikasi sesuai kebutuhan, misalkan seperti menyusun angka, gambar atau warna. Yuk, dicoba :)



Menyusun kalimat


#bermainsambilbelajar

#idebermain

#atmidediy


《cyndiealia》



Sabtu, 23 Januari 2021

Mengenal Angka, Bentuk dan Warna

Lagi suka lihat ide-ide bermain sambil belajar di media sosial. Ide-ide bermain dengan konsep DIY atau Do It Yourself ini sangat banyak seliweran di linimasa media sosial saya. Mereka sungguh kreatif dan memiliki ide-ide yang mengagumkan untuk membuat sesuatu permainan namun juga bisa menjadi media pembelajaran bagi anak, terutama anak usia dini atau PAUD.


Hal ini jadi membuat saya mencoba untuk ATM, yaitu Amati-Tiru-Modifikasi beberapa contoh ide bermain dan belajar dari akun-akun yang banyak berkecimpung dalam dunia permainan sambil belajar. Kali ini sebuah permainan mencocokkan dan memasangkan angka, bentuk bangun datar dan warna. Ini sangat sederhana dan mudah untuk dibuat, karena cukup menggunakan kardus bekas, spidol warna-warni dan jika dibutuhkan bisa sedia kertas origami (ini tidak perlu jika ingin menggunakan kardus bekas dengan spidol).


Karena disini permainannya adalah mengenai mencocokkan angka, bentuk dan warna, jadi langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat permainan pembelajaran ini adalah sebagai berikut berikut:

- Buat bentuk-bentuk bangun datar dari kardus bekas seperti bentuk persegi, persegi panjang, bulat, segitiga dan persegi lima. Masing-masing bentuk cukup 5 buah.

- Setelah bentuk-bentuk tersebut jadi, lalu warnai dengan spidol masing2 bentuk. Jadi, satu warna untuk lima buah bangun datar. Jika ada yang ingin bentuk lain pun tidak masalah. Dan jika ingin menggunakan kertas origami yang berwarna pun boleh-boleh saja.

- Karena ada 5 bentuk bangun datar, maka akan ada 25 potongan kardus yang berbentuk.

- Kemudian membuat potongan persegi dari sisa kardus bekas, atau bisa cukup menggunakan kertas polos. Potongan ini dibuat sebanyak kurang lebih 25 buah, yang kemudian akan ditulis dua angka antara 0 sampai 9, secara berpasangan, contoh misalkan angka 18, 26 atau 30.

- Lalu ambil kardus bekas lain untuk dibuat seperti papan kira-kira ukuran 15 cm - 20 cm, ukuran tergantung selera saja. (Disini saya menggunakan kotak bekas minuman suplemen yang kebetulan kartonnya tebal dan ada seperti 'sliding box')

- Buatlah dikarton tadi semacam tabel sederhana dengan 4 bagian yang isinya angka dari 0 sampai dengan 9. Kemudian diisi juga dengan gambar bentuk bangun datar (sesuai bentuk yang dibuat diawal penjelasan), lalu warnai sesuai warna yang digunakan pada potongan kardus di atas.

- Buat gambar 2 persegi pada bagian bawah lembar kardus tadi untuk meletakkan kertas atau karton yang sudah diwarnai dan ditulis angka.


Cara menggunakan permainan pembelajaran ini cukup mudah, yaitu;

- Ambil satu kertas/karton yang berisi 2 angka.

- Lalu cari padanan angka pada kertas/karton sesuai dengan bentuk dan warnanya. 


Permainan ini adalah permainan sambil belajar, dimana anak-anak akan belajar mengenal angka dari 0-9, lalu mengenal huruf, mengenal bentuk dan warna-warni. Selain itu anak juga belajar untuk berkonsentrasi mencari jawaban yang sesuai dan belajar bersabar, karena ini sangat menyenangkan dan menarik bagi anak.












Kamis, 07 Januari 2021

Stimulasi Literasi Baca Tulis dan Literasi Digital - Zona 5 Bunda Sayang Ibu Profesional

 Tiba saatnya perkuliahan bunda sayang memasuki zona 5, yaitu zona membangun karakter anak melalui stimulasi literasi baca tulis dan literasi digital. Ini merupakan tantangan yang sangat menarik seperti tantangan di zona-zona sebelumnya. Seperti kita ketahui bahwa pendidikan karakter ini sangatlah penting bagi anak-anak di zaman sekarang agar anak dapat memperoleh dan memiliki karakter yang kuat sesuai yang diinginkan.


   Dalam pembentukan karakter ini dapat terlihat pada keterampilan/kecakapan seorang anak. Sebuah lembaga World Economic Forum (WEF) mengembangkan sebuah Framework 21-st Century Skills yang berisi kerangka pengembangan kemampuan/kecakapan yang diperlukan oleh generasi milenial, yaitu generasi zaman sekarang (abad 21) untuk dapat beradaptasi dan bertahan dengan keadaan yang terus berubah. Ada sekitar 16 keterampilan yang sekiranya dimiliki oleh anak zaman sekarang yang dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu:

- Literasi Dasar, mengenai bagaimana anak menggunakan keterampilan inti pada kehidupan sehari-hari, yang terdiri dari: 

  1. Literasi membaca

  2. Numerasi

  3. Literasi IPA

  4. Literasi TIK

  5. Literasi finansial

  6. Literasi budaya&bermasyarakat.

- Kompetensi, mengenai kemampuan anak menghadapi tantangan dan menyelesaikan masalah yang kompleks, yang terdiri dari: 

  7. Berpikir kritis

  8. Kreatif

  9. Komunikasi

 10. Kolaborasi

- Karakter, mengenai kemampuan anak menghadapi perubahan pesat di lingkungannya, yang terdiri dari: 

 11. Rasa ingin tahu

 12. Inisiatif

 13. Kegigihan

 14. Adaptif

 15. Kepemimpinan

 16. Kepekaan sosial&budaya.


   Pada tantangan 15 hari zona 5 kali ini kita akan mengembangkan core skill di komponen literasi, dimana yang dalam kehidupan sehari-hari sering sekali dilakukan. Yang dimaksud dengan literasi itu sendiri menurut KBBI adalah kemampuan dan keterampilan individu dalam berbahasa yang meliputi membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara menurut GLN Kemendikbud, ada 6 dasar literasi, yaitu:

1. Literasi baca tulis 

2. Literasi numerasi 

3. Literasi sains 

4. Literasi finansial

5. Literasi digital

6. Literasi budaya dan kewargaan. 

Dan di tantangan zona ini kita akan menitikberatkan pada stimulasi literasi baca tulis dan literasi digital untuk melihat dan mengembangkan keterampilan anak dalam berbahasa.


   Keterampilan berbahasa disini ada empat bagian, yaitu menyimak/mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Sedangkan literasi digital itu sendiri adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Diri kita sendiri berperan penting dalam meningkatkan literasi baca tulis dan literasi digital ini dengan mengembangkan beberapa cara untuk menstimulasinya.


   Cara-cara untuk menstimulasi literasi baca tulis dan literasi digital itu antara lain adalah dengan melakukan kegiatan:

- Read Aloud, yaitu membaca dengan nyaring.

- Dongeng atau Berkisah, yaitu bercerita tanpa menggunakan buku tetapi dengan alat peraga.

- Penyajian aneka referensi bacaan dari buku maupun media digital.

- Membuat karya literasi, seperti menulis cerita atau menulis buku.

- Reading as Habit, yaitu membiasakan membaca dengan menggunakan jadwal harian, mingguan atau bulanan.


   Pilihan project tergantung kemampuan dan minat masing-masing ibu dan anak, menyesuaikan juga dengan keadaan, yang penting dilakukan dengan konsisten dan bahagia. Cukup satu project selama 15 hari dan jika selanjutnya tetap mau dilakukan pun sangat baik. Semoga tantangan 15  hari zona 5 ini dapat dilalui dengan baik dan semangat.








Referensi:

- Wikipedia

- Bunda Sayang Ibu Profesional

- Koleksi Pribadi


Rabu, 06 Januari 2021

Aliran Rasa Zona 4 - Mengenal Gaya Belajar dan Stimulasi Kreativitas (Bunda Sayang Ibu Profesional)


   Tidak terasa perkuliahan di Bunda Sayang batch 6 Ibu Profesional sudah melewati zona 4 dan saat ini akan memasuki zona 5. Setiap zona memiliki pembelajaran masing-masing yang menarik dan memberikan ilmu kepada kita sebagai seorang ibu. Di zona 4 ini adalah zona mengenai mengenal bagaimana gaya belajar seorang anak dan bagaimana stimulasi kreativitas terhadap anak. Semua anak itu unik dan keunikkannya itu akan terlihat pada pilihan gaya belajarnya.

 

  Menurut Howard Gardner atau Anthony Wilker, seorang pakar pendidikan dan psikologi, ada 9 ragam kecerdasan majemuk pada anak:

- Bahasa, yaitu kemampuan dalam menyampaikan informasi melalui pengolahan kata.

- Logika Matematika, yaitu kemampuan berpikir logis, sebab-akibat dan tertarik dengan angka.

- Visual dan Spasial, yaitu kemampuan mengenali suatu objek, bentuk dan mudah membaca denah.

- Kinestetik, yaitu kemampuan yang berkaitan dengan gerak tubuh/jasmani.

- Musikal, yaitu kemampuan yang berkaitan dengan kepekaan dalam mengenal nada dan irama.

- Interpersonal, yaitu kemampuan dalam berhubungan baik dengan orang lain, mempunyai empati/memahami perasaan orang lain.

- Intrapersonal, yaitu kemampuan dalam mengenali diri sendiri, mengekspresikan perasaan dan percaya diri.

- Naturalis, yaitu kemampuan dan ketertarikan dalam mempelajari dan kepekaan pada alam sekitar dan seisinya. 

- Moral, yaitu kemampuan dalam memahami adab, cara berperilaku dan norma sosial yang ada.


   Kemudian, secara singkat pun dalam buku Quantum Learning, kategori gaya belajar dibagi menjadi 3, yaitu:

- Visual, yaitu gaya belajar dengan cara melihat, mengingat apa yang dilihat, suka membaca dan menggunakan media visual.

- Audio, yaitu gaya belajar dengan cara mendengar, mengingat melalui mendengar dan percakapan dan suka membaca dengan keras.

- Kinestetik, yaitu gaya belajar dengan cara bergerak atau menyentuh. Umumnya anak kinestetik sulit untuk berdiam diri dalam waktu lama dan menyukai kegiatan yang menggunakan gerak tubuh (misalkan tangan).


   Di zona 4 ini kita mengamati bagaimana anak dalam melakukan aktivitas atau kegiatannya, dimulai dari hal-hal yang paling sederhana sehari-hari di rumah. Dan ini merupakan tantangan bagi seorang ibu agar bisa mengarahkan si anak dengan baik sesuai dengan kemampuannya. Ada empat indikator yang membantu kita dalam menjalani tantangan zona 4 ini menurut founder Ibu Profesional Ibu Septi dan Bapak Dodik, yaitu Intellectual Curiosity, Creative Imagination, Art of Discovery and Invention dan Noble Attitude. Keempat hal ini biasa disingkat menjadi sebutan ICAN. Selama 15 hari tantangan, kita mencoba menemukan ICAN apakah yang telah dilakukan oleh si anak.


   Intellectual Curiosity disini adalah melihat peningkatan rasa keingintahuan anak terhadap sesuatu hal. Lalu setelah itu akan menuju pada tahap Creative Imagination, yaitu melihat daya kreasi, kreativitas dan imajinasinya dalam mengembangkan sesuatu hal yang dianggapnya menarik dan ingin diketahui lebih dalam. Kita tidak perlu memaksakan namun bisa difasilitasikan. Kemudian pada tahap Art of Discovery and Invention disini, kita berusaha untuk menyemangati dan mendorong anak untuk mengasah kreativitasnya, serta tidak lupa untuk mengapresiasi karya anak juga mendokumentasikannya. Sedangkan pada bagian Noble Attitude adalah bagaimana kita selalu membersamai anak agar dapat memahami kewajibannya sebagai mahluk ciptaan Allah, memahami adab sesuai dengan perkembangan usianya dan dapat berinteraksi dengan orang lain secara baik.


   Selama 15 hari tantangan zona 4, kami bisa melaluinya dengan baik, setidaknya menurut versi kami, ya 😊. Si anak sudah paham bahwa ada kegiatan yang akan kita lakukan bersama dan diusahakan kegiatan tersebut yang memang disukai dan bisa dikerjakannya dengan gembira. Tak jarang kegiatan tersebut mengalir begitu saja dalam keseharian, dan ini merupakan salah satu proses belajar si anak. Dari setiap kegiatan yang dilakukan setiap harinya itu setidaknya dapat terlihat dominasi gaya belajar apakah yang dimiliki si anak, dan tentu saja ini tetap selalu diamati dan berusaha untuk dikembangkan apa yang menjadi kesukaan dan kemahirannya.


    Semoga di zona 5 nanti, ilmu-ilmu dari zona 1, 2, 3 dan 4 ini menjadi pondasi untuk lebih mengetahui keunikkan dan keistimewaan si anak. Tak lupa, ini juga menjadi sarana ibu untuk juga belajar mengenali dan mengembangkan diri. Salam profesional.




Referensi:

- Bunda Sayang Ibu Profesional

- Wikipedia

- id.asianparent.com

- dokumen pribadi



Selasa, 05 Januari 2021

Stik Warna - Belajar dan Bermain

 

   Hari ini tetap masih di rumah saja, tidak kemana-mana. Anak-anak yang di bangku SD sedang berkutat dengan pembelajaran online. Ada yang sedang menonton video pembelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan guru, ada juga yang sambil mengulang pembelajaran sebelumnya. Sementara yang usia balita (tepatnya sudah 5 tahun), karena tidak bersekolah TK, jadi memulai pembelajarannya tergantung materi apa yang saya berikan 😊. Namun tetap melanjutkan apa yang sebelumnya sudah dia pelajari, yaitu menulis huruf dan beberapa kata, belajar membaca, belajar huruf hijaiyah, lalu belajar sambil bermain.

   Saya kurang pandai dalam urusan DIY (Do It Yourself) bahan bermain dan belajar. Jadi, terkadang saya ATM (Amati, Tiru, Amati) dari hasil mencari di mesin pencari (google) dan dari akun-akun di platform Instagram atau media sosial lainnya yang banyak menyediakan contoh-contoh bahan bermain sekaligus belajar. Beberapa contoh yang mudah untuk dibuat dan dipraktekkan ke si anak sudah saya aplikasikan. Oya, ada juga yang saya beli dari toko online khusus mainan dan belajar anak.

   Kali ini, dengan bahan perlengkapan yang ada (tentunya harus niat, ya), kita bermain sambil belajar mengenal warna, mencocokkan warna, menyambung warna yang sama dan membentuk suatu pola tertentu. Bahan yang dibutuhkan cukup mudah dan kebetulan tersedia di rumah, yaitu beberapa stik kayu (stik es krim), kardus bekas dan spidol warna-warni. Disini saya membuat dua jenis permainan sekaligus karena dua-duanya menggunakan bahan yang sama.

   Yang pertama dibuat adalah mewarnai satu sisi stik dengan spidol (ada 8 warna yang digunakan). Kemudian, potong-potong kardus bekas berbentuk persegi, lalu gambar pola seperti garis-garis yang berbeda warna disetiap lembar potongan kardus tadi. Cara bermainnya mudah, si anak akan mengikuti pola garis yang diberikan sesuai dengan warnanya. 

   Lalu yang kedua adalah juga mewarnai satu sisi stik namun dibagi menjadi 2 warna. Sesuaikan saja ingin warna apa dimasing-masing stik, disini saya menggunakan 14 stik. Cara bermainnya lebih mudah karena hanya menyambung-nyambungkan warna pada satu stik dengan stik lainnya. Saya memberikan satu stik kemudian si anak melanjutkannya tanpa diberikan aturan harus bentuk sesuatu. Namun kebetulan saat bermain tadi, si anak dengan sendirinya mau membentuk angka 3 dan angka 8.

   Bermain sambil belajar memang lebih seru dan pasti lebih disenangi anak, karena tidak ada kekakuan, dilakukan juga dengan asyik dan gembira. Dengan menggunakan stik kayu dan spidol berwarna ini pun si anak sudah bisa melakukan kegiatan yang menggembirakan tapi mendapatkan manfaat, seperti mengenal warna (sambil kita sebutkan dalam bahasa Inggris juga bisa dilakukan), lalu mengenal bentuk/pola tertentu dan juga melatih daya kreativitasnya. Masih banyak PR saya dalam hal ini dan kami sama-sama berusaha untuk mencari dan mengembangkan sesuatu yang dapat digunakan sebagai media bermain dan belajar secara sederhana dan menyenangkan.










 


Referensi:

Berbagai sumber

Foto pribadi

Senin, 04 Januari 2021

Mengakrabkan Diri dengan Pembelajaran Daring (Online)

   Awal tahun 2021 di bulan Januari ini, anak-anak sekolah juga kembali mulai dengan aktivitas pembelajaran semester genap (semester dua). Pembelajaran pun masih menggunakan sistem dalam jaringan (daring) atau istilah yang lebih dikenal saat ini adalah sistem online. Sistem pembelajaran ini tentu saja akan melibatkan sebuah gadget sebagai tambahan alat belajar anak-anak dan hal ini sudah berlangsung sejak tahun 2020 saat pandemi Covid-19 melanda negeri ini.

  Beberapa sekolah telah memberikan angket perihal isu pembelajaran secara tatap muka yang direncanakan awal bulan Januari 2021 ini. Namun, rencana ini belum bisa dilaksanakan sebab situasi dan kondisi masyarakat yang terpapar virus saat ini masih banyak dan hal ini sangat riskan bagi anak-anak tentunya. Saya sendiri termasuk orang tua yang belum menyetujui adanya pembelajaran tatap muka sampai grafik angka Covid-19 benar-benar turun seminimal mungkin, atau mungkin bisa dibilang sampai keadaan benar-benar cukup baik untuk melepas anak berinteraksi dengan orang lain tanpa orangtua mengawasi. Ya, ini saya, dan setiap orangtua punya pemikiran masing-masing untuk melindungi seisi keluarga.

   Bicara mengenai dilema pembelajaran daring atau online, diawal berada dalam situasi ini tentu saja seperti menambah beban tambahan pekerjaan dirumah. Mengapa saya bilang demikian? Karena saya merasa akan menjadi fasilitator pembelajaran jarak jauh ini lebih intens. Saya harus ikut kembali membuka dan membaca buku sekolah anak-anak lalu berusaha sedikit membantu menjelaskan materi yang diberikan guru melalui video ataupun dokumen secara online, lalu mengontrol tugas-tugas yang diberikan untuk diserahkan tepat waktu. Mungkin bagi yang hanya memiliki 1 anak tidak akan terlalu berat, namun jika mempunyai lebih dari 1 anak usia sekolah, tentu saja orangtua akan mengatur kembali pembagian waktu pekerjaan di rumah.

   Selain itu, dilema pembelajaran online ini tentu saja jika tetap menyekolahkan anak dengan sistem tatap muka, saya pun masih berpikir panjang mengingat keadaan yang masih belum bisa dikatakan kondusif. Saya yakin, guru-guru pun demikian. Orangtua, anak murid, guru-guru mempunyai beban dan tanggung jawab yang sama berat, di porsinya masing-masing. Karena sudah berjalan berbulan-bulan, akhirnya pun saya sudah terbiasa dengan ritme pembelajaran daring ini. Yang terpenting adalah komunikasi intens antara anak dan guru sekolah. Meskipun tak dipungkiri, cekcok dan salah paham juga sering terjadi antara orang tua dan anak. Ya, mungkin ini terjadi di saya saja 😊. Saya tidak tahu dengan keluarga lain.

   Sejauh ini yang bisa disampaikan adalah memberikan pengertian kepada anak mengapa harus melewati sistem belajar seperti ini, dikala mereka sangat merindukan suasana sekolah, bertemu, belajar, berdiskusi dan bercengkerama bersama guru-guru dan teman-temannya. Suasana di sekolah tentu saja berbeda dengan di rumah, karena mereka sejatinya bukan murid home-schooling. Tidak perlu khawatir dengan penggunaan gadget selagi kita sebagai orang tua tetap mau mengawasi dan memberikan waktu penggunaan gadget tersebut. Mungkin ada beberapa yang tidak bisa mengkontrol, entahlah, itu menurut saya kembali ke keluarga masing-masing dalam menerapkan aturan dan kedisiplinan. Saya sendiri pun masih berusaha untuk selalu mengawasi dan mendisiplinkan.

   Pemerintah dan seluruh tenaga ahli di bidang pendidikan juga kesehatan tentunya masih bekerja keras untuk melawan pandemi ini. Jadi, mungkin yang perlu kita lakukan sekarang tetap saja belajar seperti biasa dan mematuhi protokol kesehatan yang sudah dianjurkan demi diri sendiri juga keluarga. Semoga keadaan segera membaik dan pembelajaran dengan sistem apapun juga berjalan lebih baik.





Referensi:

Pribadi dan info terkini.

Minggu, 03 Januari 2021

Gabung KLIP, yuk!

    

    Apa itu KLIP? KLIP adalah singkatan dari Kelas Literasi Ibu Profesional. Ini adalah sebuah forum literasi, bagian dari Komunitas Ibu Profesional yang telah digagas sejak tahun 2019 dan dibuka untuk umum, siapapun boleh mendaftar dan mengikutinya. Jadi, tahun 2021 ini adalah angkatan ke-3 KLIP. Untuk mendaftarkan diri mengikuti KLIP ini cukup mudah, yaitu dengan bergabung di FBG (Facebook Group) Komunitas Literasi Ibu Profesional, kemudian mengisi lembar pendaftaran secara online. Pendaftaran ini berlangsung hingga 19 Februari 2021.

   Sudah mendaftar di KLIP? Jika sudah, nama kita akan masuk ke dalam daftar setoran bulanan, dan siap untuk mengunduh tautan tulisan kita. Cukup 1 tulisan yang disetorkan setiap harinya, dengan tema bebas (saat ini masih dengan tema bebas, bisa jadi akan harus menulis dengan tema tertentu, tergantung kebijakan pengurus, ya) dan dengan jumlah kata sebanyak minimal 300 kata. Untuk pengecekkan jumlah kata dalam tulisan kita, bisa menggunakan aplikasi atau situs penghitung jumlah kata pada sebuah tulisan. Platform yang digunakan untuk menyetorkan tulisan pun bebas, bisa melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, Blog/Website atau Google Dokumen. 

   Ada yang menarik di KLIP ini, yaitu adanya apresiasi untuk kita yang berhasil menyetorkan tulisan secara konsisten setiap bulannya. Apresiasi ini semacam raport dan pemberian badge sesuai dengan jumlah tulisan yang disetor setiap bulannya. Ada 3 kategori pemberian badge ini, yaitu:

- Untuk 10 tulisan yang disetor akan mendapatkan apresiasi Good Badge.

- Untuk 20 tulisan yang disetor akan mendapatkan apresiasi Excellent Bagde (kecuali di bulan Desember hanya 15 tulisan).

- Untuk 30 tulisan yang disetor akan mendapatkan apresiasi Outstanding Badge (kecuali di bulan Februari 27 tulisan dan bulan Desember 20 tulisan)

    Masa menulis di KLIP ini akan dibagi menjadi 3 sesi, dimana masing-masing sesi berdurasi selama 4 bulan, yaitu sesi 1 pada bulan Januari-April,  sesi 2 pada bulan Mei-Agustus dan sesi 3 pada bulan September-Desember. Untuk meraih kelulusan di KLIP 2021 ini, cukup memiliki 9 apresiasi Good Badge dengan minimal 3 apresiasi Good Badge setiap sesi. Kita juga dapat dianggap gugur jika selama 2 bulan berturut-turut tidak mendapatkan apresiasi badge. Cukup mudah atau berat, ya? 

   Sepertinya jika kita jalankan dengan bahagia dan niat untuk konsisten, syarat ini akan terlihat mudah. Itu sebabnya kita memantapkan diri untuk mendaftarkan diri bergabung di KLIP, sebagai wadah untuk menyalurkan dan melatih konsistensi menulis walaupun secara online. Disini kita dapat menuangkan segala ide tulisan melewati hasil pengamatan, hasil penglihatan, hasil pendengaran ataupun pengalaman pribadi bisa dilakukan. Semuanya dikerjakan dengan senang hati tanpa beban, walaupun tidak menutup kemungkinan bisa saja disuatu waktu kita mungkin akan mengalami penurunan mood atau sedang dalam kondisi yang tidak memungkinkan. Namun setelahnya, kita mungkin bisa menjadikan keadaan kurang baik tadi sebagai sebuah tulisan.

   Bagi teman-teman pendahulu saya yang sudah berkecimpung di KLIP ini tentunya sudah merasakan dan mendapatkan manfaat dari bergabung dengan kelas literasi. Bagi saya yang sangat pemula, tentunya mereka adalah mood booster dan inspirasi. Walaupun saya suka menulis sejak dahulu, namun mungkin tulisan saya belumlah sebaik teman-teman yang sudah ahli menulis dan bahkan ada yang sudah berhasil menerbitkan tulisannya dalam sebuah buku, sebuah impian dan harapan yang saya juga miliki. Semoga dengan mengikuti KLIP ini, bisa semakin mengembangkan ilmu dan pengetahuan saya dalam menulis.





Referensi:

FBG Kelas Literasi Ibu Profesional

Canva design




Sabtu, 02 Januari 2021

Berlibur santai di Pantai Lamaru

  Jika kita menjelajah di internet dan mencari apa saja tujuan wisata di kota Balikpapan, Kalimantan Timur, satu diantaranya pasti akan muncul pantai Lamaru. Pantai yang dikelola oleh pihak swasta ini berada di daerah kecamatan Lamaru, kurang lebih setengah jam perjalanan dari kota Balikpapan. Dan untuk masuk ke pantai Lamaru ini, kita akan dikenakan biaya tiket masuk per kendaraan dan biaya per orang antara 25 ribu sampai 30 ribu, tergantung waktu berkunjung di hari kerja atau akhir pekan.

   Pantai ini cukup menarik banyak pengunjung meskipun harus berbayar diatas harga tiket pantai lain disekitarnya. Saat masuk ke lokasi pantai akan kita lihat banyak pohon cemara dan ini menjadi salah satu spot menarik untuk berfoto. Di lokasi pantai ini kita tidak perlu lagi memikirkan uang kecil untuk ke toilet. Mushola dan kios-kios makanan pun tersedia disana. Kita juga bisa menyewa tikar jika ingin bersantai sejenak menikmati angin semilir dibawah pohon-pohon. Tak jarang banyak pengunjung yang sudah siap sedia dengan tikar, tenda, tempat tidur gantung (hammock) dan membawa perbekalan makanan.

   Areal pantai Lamaru ini cukup luas. Anak-anak pun cukup bebas bisa bermain pasir dan air di pesisir pantainya, tentunya dengan pengawasan orang tua. Banyak juga yang memanfaatkan hembusan angin untuk bermain layang-layang. Bagi yang ingin menikmati suasana pepohonan di lokasi pantai pun bisa menyewa mobil mini golf untuk mengitari areal selama 30 menit dengan tarif antara 150 ribu sampai 200 ribu tergantung pilihan kapasitas penumpang pada mobil. Ada juga kolam untuk bermain sepeda air yang cukup menyenangkan bagi anak-anak.

   Kami senang berkunjung ke pantai Lamaru ini karena lokasinya yang menurut kami cukup nyaman dan bersih. Menghirup udara segar yang tentunya lebih sehat jika dibandingkan udara saat di kota. Akhir pekan adalah waktu yang cocok untuk menikmati indahnya suasana pantai ini sambil melepas penat sejenak. Oya, di pintu masuk ke lokasi pantai ada bangunan Masjid Cheng Ho yang tentunya juga memudahkan pengunjung untuk beribadah selain mushola yang tersedia didalam tadi. Jadi, menikmati hari libur tidak harus di rumah saja, di Mall atau Plaza. Sesekali bersantai di pantai mencari ion negatif yang baik bagi tubuh pun bisa dilakukan (lain kali pun bisa kita berkunjung ke pegunungan). 






Referensi:

Foto koleksi pribadi

https://kaltim.idntimes.com/travel/destination/melani-indra-hapsari/santai-sejenak-di-pantai-lamaru-balikpapan

http://zeeox.co.id/ion_negatif.html







Jumat, 01 Januari 2021

Tahun Baru... Jadi Lebih Baik...

 


   Angka tahun berubah menjadi 2021. Ya, benar sekali, sekarang sudah berada di tahun yang baru yaitu tahun 2021. Selamat mengenang tahun sebelumnya dan menjadikannya bekal dan pelajaran di tahun baru ini. Hal-hal baik tentu saja diharapkan akan tetap terjadi dan menjadi lebih baik lagi. Sementara hal-hal tidak baik berusaha untuk dihindari dan dihilangkan agar tidak terjadi lagi. Tentu saja dengan berusaha sebaik mungkin dan tidak lupa selalu berdoa dan meminta kepada Allah SWT segala kebaikan dan kebahagiaan.

   Ada yang sedikit berbeda dimalam pergantian tahun 2020 ke 2021 kali ini. Sebenarnya berbeda disini adalah karena saat-saat sebelumnya biasanya ada beberapa tempat yang mengadakan acara puncak pergantian tahun lengkap dengan meriahnya kembang api. Namun tahun 2020 ini merupakan tahun dimana pandemi Covid-19 melanda negeri ini, sehingga mau tidak mau segala aktivitas yang mengundang banyak massa ditiadakan oleh pemerintah. Mungkin ada yang merasa keberatan, namun tak sedikit pula yang biasa-biasa saja dengan hal ini.

   Sepertinya masyarakat sudah terbiasa dengan keadaan di era adaptasi kehidupan baru, dimana kita saat ini hidup berdampingan dengan Covid-19, sehingga untuk menyongsong pergantian tahun 2021 pun diadakan di rumah saja dan berkumpul dengan keluarga. Dari beberapa dokumentasi teman-teman saya yang diunggah di media sosial pun banyak terlihat mereka tetap gembira di rumah saja, memasak dan makan-makan bersama keluarga. Tak terkecuali, saya dan keluarga pun demikian. Ya, karena kami juga dari dahulu memang lebih senang di rumah.

 Kegiatan menyambut pergantian tahun baru ini sebenarnya adalah semacam bentuk untuk mengekspresikan rasa sukacita menuju tahun yang baru, dengan harapan segala sesuatunya akan menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya. Dan selanjutnya adalah tugas kita untuk menyusun rencana akan melakukan apa di tahun yang baru ini dan memanjatkan doa juga harapan terbaik setiap harinya sepanjang tahun ini.

   Bagi yang merasa biasa-biasa saja dan tidak merayakan pergantian tahun baru masehi ini pun tidak ada masalah, karena ini adalah masalah keyakinan masing-masing orang. Ini adalah sebuah pergantian angka, penambahan angka pencatatan tahun, sebab yang terpenting disini adalah intropeksi diri dari yang sebelumnya lalu meningkatkan diri menjadi lebih baik.

   Selamat membuat visi, misi dan resolusi baru yang lebih baik lagi. Semoga kita semua selalu dilindungi Allah SWT, selalu diberi keteguhan iman, kesehatan, kesejahteraan dan segala kebaikan. Tak lupa berharap agar pandemi Covid-19 segera hilang dari negeri ini. Semangat, salam sejahtera, selalu berpikir positif dan bahagia. ❤

   















Bundles of Stories - Simplicity Writing

Waktu itu Berharga

    Aku menutup buku catatan harianku setelah selesai menuliskan rencana kegiatan untuk esok hari. Ini satu diantara kegiatan di akhir har...