Selasa, 16 November 2021

Start Up: Drama Korea Inspiratif dan Romantis

 



Satu lagi drama korea yang baru-baru ini juga aku ikuti secara marathon. Iya, karena drama seri ini sudah sejak tahun 2020 lalu, namun aku baru menemukannya di Netflix beberapa pekan ini.


Terus terang saja, aku melipir ke drama korea satu ini setelah tuntas menonton kehangatan dan manisnya cerita pada drama seri Hometown Cha cha cha. Ini karena salah seorang aktornya, Kim Seon-ho bermain juga di drama seri Start Up. Ditambah lagi, aku baru-baru saja tentang aktris Korea yang bernama Bae Suzy yang konon katanya seorang aktris muda yang sangat berbakat.


Drama seri Start Up ini terdiri dari 16 episode yang per episodenya pun bisa dibilang cukup panjang sekitar satu jam lebih. Namun, jika sudah menontonnya, rasanya satu jam itu sebentar saja, bahkan jadi ingin melaju ke episode berikutnya saat itu juga.


Jelas sudah bintang utama pemeran drama seri ini adalah Kim Seon-ho, Bae Suzy, Nam Joo-hyuk, dan Kang Han-na. Maaf kalau aku masih suka keserimpet menyebut dan menuliskan nama-nama orang Korea, karena aku belum terlalu familiar dan bukan bagian dari fans mereka. Okay, empat pemeran utama tadi menjadi sentral cerita di drama ini. Sebut saja Kim Seon-ho berperan sebagai Han Ji-pyeong, Bae Suzy sebagai Seo Dal-mi, Kang Han-na sebagai Seo In-jae/Won In-jae, serta Nam Joo-hyuk sebagai Nam Do-san. Seo Dal-mi dan Seo In-jae/Won In-jae ini adalah kakak beradik.


Kisah drama seri ini dibuka dengan menampilkan dua cerita yang melatarbelakangi keseluruhan kisah ini. Yaitu, tentang kakak beradik Seo yang harus memilih mengikuti ayah atau ibu mereka, dikarenakan sang ibu menginginkan perceraian sebab sang ayah memilih bekerja dengan berusaha sendiri setelah berhenti dari tempat kerja yang merendahkannya. 


Kemudian di cerita lainnya, seorang anak remaja, Han Ji-pyeong, yang keluar dari panti asuhan berbekal uang yang santuan, yang akhirnya menumpang di tempat tinggal nenek kakak beradik tadi, tanpa diketahui siapapun kecuali sang nenek tersebut.


Seo Dal-mi kecil merasa kesepian karena ditinggal ibu dan kakaknya. Ia memilih ikut ayahnya dan neneknya. Suatu hari ayahnya pun meninggal karena kecelakaan. Sang nenek yang melihat cucunya sedih dan tak punya teman pun meminta tolong kepada Han Ji-pyeong remaja untuk menulis surat pada Seo Dal-mi kecil bahwa ia ingin berteman. Untuk itu Ji-pyeong mencari nama asal-asalan dan menggunakan nama Nam Do-san, seorang jenius matematika, yang dilihatnya terpampang di sebuah koran. Nenek pun setuju, dan akhirnya mereka pun berbalasan surat, sampai akhirnya Ji-pyeong meninggalkan rumah nenek karena salah paham tentang uang hasil investasi yang dimasukkannya ke rekening sang nenek.


Saat dewasa, Seo Dal-mi tumbuh menjadi seorang yang kuat dan pekerja keras, serta ingin menjadi seorang pebisnis seperti yang ayahnya inginkan saat keluar dari pekerjaannya dahulu karena direndahkan. 


Di suatu kesempatan, di Sandbox, sebuah perusahaan besar yang menaungi banyak perusahaan rintisan, saat ada sebuah temu wicara, Seo Dal-mi bertemu dengan Seo In-Jae, kakaknya, yang sudah berganti marga menjadi Won In-jae yang kala itu menjadi pembicara. Sesudah acara itu pun mereka bertemu dan berbicara, bahkan sang kakak mengundang adiknya datang di pesta relasi. Seo Dal-mi berkata bahwa ia sedang merintis bisnis bersama pacarnya, Nam Do-san, dan ia akan datang ke pesta itu, karena tak ingin kakaknya beranggapan bahwa dia salah memilih ikut dengan ayahnya.


Tentu saja ini membuat Dal-mi pusing bagaimana cara menemukan Do-san. Ia pun bercerita kepada neneknya. Sang nenek yang mempunyai andil pada kebohongan surat-surat itu pun merasa bingung dan meminta Dal-mi untuk melupakannya, namun ditolaknya. Dal-mi hanya punya beberapa hari untuk mencari Do-san.


Esok hari sang nenek secara kebetulan pun bertemu Han Ji-pyeong di tempat ia berjualan corn dog, dan akhirnya menceritakan segala kegundahannya serta keinginan Dal-mi. Han Ji-pyeong juga merasa bingung bagaimana harus menemukan Nam Do-san, sementara ia tak kenal. Ia pun meminta rekan kerjanya untuk mencarikannya.


Singkat kata akhirnya mereka bertemu. Nam Do-san datang ke pesta relasi itu setelah berpikir akan permintaan Han Ji-pyeong yang sebelumnya datang meminta tolong pada Do-san dengan menceritakan dan memperlihatkan surat-surat Ji-pyeong menggunakan nama Do-san saat itu.


Semua berjalan lancar, Dal-mi bahkan ibu dan kakaknya yang ditemuinya di pesta percaya bahwa Do-san adalah pebisnis yang sukses. Apalagi Ji-pyeong membantu dengan baik, termasuk meminjamkan baju, mobil dan apartemennya untuk kantor Samsan Tech milik Do-san dan dua kawannya.


Namun akhirnya, terbongkarlah identitas Nam Do-san yang ternyata bukan pebisnis sukses, karena bertemu pada lomba perusahaan rintisan yang akan masuk ke Sandbox. Disitulah Dal-mi mengetahui bahwa Do-san bukan pengusaha sukses, karena In-jae yang juga ikut kompetisi memberitahunya. In-jae juga mengikuti kompetisi Sandbox itu karena telah keluar dari perusahaan tempat ayah tirinya, karena merasa seperti dibuang.


Dal-mi dan In-jae berhasil menjadi salah satu dari 40 orang CEO yang lolos di kompetisi, dan mereka harus mencari tim. Akhirnya Dal-mi memilih Nam Do-san dan kawan-kawannya masuk dalam satu perusahaan, ditambah seorang pengacara yang diminta Dal-mi untuk bergabung. Begitu pula Won In-jae, membuat tim sendiri. Samsan Tech pun berhasil membuat aplikasi NoonGil yang dapat membantu orang tua atau yang kesulitan melihat agar dapat terbantu.


Mereka pun bersaing untuk membuat suatu bisnis perusahaan rintisan. Tim Samsan Tech menjadi juara, setelah mengalahkan teori In-jae company. Mereka pun ditawari akuisisi yang berakibat bubarnya Samsan Tech, sebab seorang dari perusahaan besar 2STO di Silicon Valley, San Francisco, merekrut mereka. Namun setelah tanda tangan kontrak akuisisi dengan pihak 2STO, Dal-mi dan Han-na, partner kerja yang pengacara, tak dibawa oleh pihak 2STO. Han Ji-pyeong yang awalnya ingin menahan, terlambat untuk memberitahu.


Nam Do-san dan dua kawannya berangkat ke Amerika. Seo Dal-mi pu memutuskan hubungan mereka, apalagi sejak tak sengaja mengetahui bahwa sebenarnya yang menulis surat untuknya bukanlah Nam Do-san yang asli, melainkan Han Ji-pyeong. Mereka bertemu di tempat lama, 15 tahun lalu, di kotak surat.


Itu menjadi alasan Dal-mi memutuskan Do-san. Lalu ia memutuskan untuk melamar pekerjaan pada perusahaan In-jae, dan menjadi manajer pemasaran. Perusahaan berkembang, Dal-mi pun mendirikan Cheong-Myeong company dari hasil menjual gerobak corn dog neneknya, ditambah lagi dengan penglihatan nenek yang semakin buruk. Ibu Seo Dal-mi dan Won In-jae pun akhirnya tinggal di rumah neneknya setelah keluar dan tak mau tinggal lagi dengan suami barunya, yaitu ayah tiri In-jae.


Tiga tahun kemudian mereka bertemu disaat situasi tegang, dimana data perusahaan Dal-mi dan In-jae diretas. Do-san dan kawan-kawan membantu memulihkannya. Kedatangan Nam Do-san yang awalnya hanya liburan, berganti menjadi kembali ke Korea dan menetap untuk membuat bisnis. Akhirnya Samsan Tech pun diminta masuk ke In-jae company atas permintaan In-jae kepada Dal-mi.


Tentu saja, ini sedikitnya jadi ancaman untuk Han Ji-pyeong yang ternyata juga menyukai Seo Dal-mi. Namun akhirnya, ia tahu, Dal-mi memilih Do-san, dan Ji-pyeong pun merelakannya. Seo Dal-mi memutuskan untuk menikah dengan Nam Do-san, mereka pun sukses. Won In-jae mencabut hak adopsi dan mengganti kembali marganya menjadi Seo In-jae.


Drama seri ini berakhir bahagia dan menginspirasi. Ada pelajaran berharga pula yang bisa didapat dari serial ini menurutku. Diantaranya adalah seperti:

  • Bahwa daripada menyesali sebuah keputusan, lebih baik berusaha bangkit untuk memperlihatkan kebaikan dan kesuksesan di masa sekarang dan masa depan.

  • Bahwa sesekali berlayar tanpa peta itu boleh, karena kita tak akan pernah tahu kemana kapal akan membawa kita berlabuh.

  • Bahwa cinta tak selamanya harus memiliki, karena melihat orang yang disukai dan dicintai bahagia, terkadang bisa membuat diri bahagia.

  • Bahwa jika ada yang merendahkan kita, jangan mudah rapuh, tapi berusaha dan tunjukkan kemampuan usaha kita meraih sukses.


Kira-kira seperti itulah yang kudapat dari drama seri ini. Lagu soundtrack yang disajikan pun bagus-bagus, bahkan salah satunya ada yang dibawakan oleh Bae Suzy sendiri. Ini drama yang penuh semangat dari anak muda sampai orang tua dalam meraih sesuatu kebahagiaan dan kesuksesan. 


So, aku sendiri, sebagai seseorang yang masih sangat awam dengan perdrakoran, cukup senang dan merasa tak sia-sia marathon nonton drama seri Start Up ini, serial Korea ketiga yang berhasil kutonton dengan tuntas 😊, karena selain aktor dan aktrisnya pastinya bagus, ceritanya pun menarik dan menyentuh. Mianhae kalau ada yang belum dan kurang sesuai, ya 🙏🏻🥰




#KLIP2021

#Novemberke16

#tulisanchindis


Kamis, 11 November 2021

Drama Seri Korea: Hometown Cha cha cha

 


Drama seri Korea sekarang memang sedang hangat dan banyak dibicarakan orang, apalagi sampai ada web yang berisi tentang per-drakor-an. Tentu saja yang dibahas mengenai review film atau drama Korea tersebut, sampai pada para aktor dan aktrisnya.


Film dari Korea sebenarnya aku awal menonton sekitar belasan tahun lalu. Lalu mulailah ramai bermunculan film-film dan drama Korea lainnya. Sayangnya aku tidak pernah mengikuti drama tersebut, karena mungkin saat itu aku tidak terlalu bisa menonton yang berseri-seri karena ada hal lain yang kukerjakan.


Di tahun 2020 kemarin, karena timeline media sosialku berseliweran tentang satu drama Korea berjudul World of Married Couple yang diperankan oleh Kim Hee-ae, Park Hae-joon, dan Han So-hee. Mendengar nama pemainnya saja aku masih asing karena tidak terlalu mengikuti perkembangan dunia entertainment khususnya dari Korea. Ini adalah drama korea pertamaku yang benar-benar aku tonton dari awal sampai selesai. Meskipun katanya drama ini adaptasi dari serial televisi Inggris yang berjudul Doctor Foster, namun cukup menarik untuk disaksikan.


Drama Kehidupan di Sebuah Desa


Anyway, kali ini aku bukan ingin menulis tentang serial tersebut, melainkan serial drama Korea yang kedua bagiku, berjudul Hometown Cha cha cha. Drama ini tak sengaja aku lihat di platform Netflix mendapatkan ranking bagus, dan saat kubaca sinopsisnya, sepertinya memang menarik. Aku masih belum tahu siapa pemerannya. Walaupun saat itu film Squid Game yang juga berasal dari Korea sedang mendapat peringkat atas juga, namun aku tidak terlalu tertarik dengan film genre thriller semacam itu.


Well, judulnya menurutku unik. Hometown Cha cha cha. Sempat berpikir apakah maksudnya akan ada tarian cha cha cha, ataukah sebuah drama musikal. Pemeran utama drama Korea ini dibintangi oleh Kim Seon Ho sebagai Hong Du-Sik dan Shin Min-a sebagai Yoon Hye-Jin sang dokter gigi.


Dari resensi yang kubaca, drama ini berkisah tentang seorang dokter gigi perempuan yang sudah berusia matang, yang hidupnya bisa dibilang berkecukupan, memutuskan membuka klinik gigi di sebuah desa di tepi pantai. Cerita baru di kehidupannya pun terjadi, dengan mengenal seorang pemuda di desa itu, sehingga mengubah cara pandangnya yang menjadi lebih baik dan bijak.


Awal Cerita


So, mulailah aku menonton dari episode pertama di sela waktu senggang. Episode awal dibuka dengan kemunculan Yoon Hye-Jin sang dokter gigi. Kehidupannya nampak menyenangkan dan berkelas, namun ternyata ia menyimpan sebuah kenangan tentang ibunya yang telah tiada sejak ia kecil, dan itu membuatnya sedih. Apalagi beberapa tahun kemudian, ayahnya menikah dengan perempuan lain. 


Suatu hari, Yoon Hye Jin berselisih paham dengan atasannya, yang menyebabkan ia mengundurkan diri. Hari-harinya tidak begitu baik sejak itu, setelah ia tanpa sadar karena mabuk, menuliskan kalimat-kalimat yang mencoreng nama atasannya di sebuah grup rumah sakit. Merasa bingung dan tak terarah, ia pun pergi ke desa Gongjin yang terletak di tepi pantai. Disitu ia mengenang saat berlibur dengan kedua orang tuanya dan membuat foto keluarga di pantai, dibantu oleh seorang kakek dan cucunya yang kebetulan lewat melintasi mereka.


Pertemuan yang Membawa Kisah


Di saat sedang terbawa dalam lamunan, tak sadar sepatu mahal yang baru dibelinya, terseret ombak dan salah satu bagian akhirnya ditemukan oleh pemuda setempat yang sedang berselancar, sementara bagian sebelah lainnya tidak ditemukan. Hye Jin meminta pemuda tersebut mencarikan sebelah sepatunya, namun pemuda tersebut menolak karena ia pun menemukan sebelah sepatu itu berada di papan seluncurnya.


Singkat kata Hye Jin akhirnya menggunakan sandal toilet sebuah restoran sashimi yang diberikan pemuda itu. Masalah kembali terjadi, saat mobil Hye Jin mogok, begitupun saat ia ke kedai kopi. Kartu pembayaran tak bisa digunakan karena gangguan sistem, termasuk mengambil uang di ATM. Ia pun terpaksa menerima tawaran pemuda yang akhirnya ia ketahui dipanggil Kepala Hong (Hong Du-Sik), untuk membersihkan cumi-cumi bersama tiga orang nenek di pelabuhan, demi mendapatkan uang tunai untuk memperbaiki mobil dan membayar kopinya.


Keesokkan harinya ia pun bergegas kembali ke Seoul, namun saat di perjalanan, atasannya menelepon dan mengajukan penawaran bekerja asalkan Hye Jin mau meminta maaf. Karena merasa direndahkan, Hye Jin memutuskan untuk kembali ke Gongjin dan berniat membuka klinik disana.


Akhirnya setelah melalui beberapa drama menyewa rumah, tempat untuk klinik berikut renovasinya, klinik gigi Yoon pun dibuka. Teman dekat Hye Jin, Pyo Mi Seon pun menjadi asisten di kliniknya, setelah beberapa waktu menyusul ke Gongjin.


Hye-Jin adalah seorang dokter gigi yang baik, namun sifatnya keras dan terkadang sering merendahkan orang lain, termasuk kepada Hong Du-Sik yang dilihatnya seperti seorang pengangguran namun selalu terlihat sibuk mengerjakan berbagai hal di desa Gongjin itu, seperti melelang ikan, menjadi barista di kedai kopi, membantu para nenek, membantu di toko kelontong, sampai menjadi seorang agen properti.


Penduduk awalnya juga kurang menyenangi Hye-Jin yang terlihat congkak dan selalu memandang rendah mereka. Namun seiring berjalannya waktu, perlahan sikap Hye-Jin pun mulai melunak dan berubah. Sikap dan perhatian para penduduk desa Gongjin yang sangat ramah dan kekeluargaan, membuat Hye-Jin sedikit demi sedikit berubah, terutama kepada kepala Hong. 


Saat orang tua Hye-Jin berkunjung, kepala Hong yang tak sengaja berkata bahwa ia adalah pacar Hye Jin, membuatnya kaget. Orang tuanya yang awalnya kurang suka pun, akhirnya seperti tak masalah jika kepala Hong mendekati putrinya.


Lama kelamaan, Hye Jin merasa bahwa kepala Hong adalah sosok yang ia butuhkan untuk menemani dan mendampinginya. Walaupun sebelumnya ada sosok teman di masa lalu yang kebetulan datang ke desa Gongjin untuk sebuah pekerjaan, menyatakan cintanya yang sudah terpendam lama pada Hye-Jin. Namun, ia lebih memilih kepala Hong karena akhirnya ada cinta yang tumbuh untuk kepala Hong, dan itu berbalas.


Banyak Kisah Kehidupan


Berbagai kisah dan cerita telah mereka lewati bersama di desa Gongjin, seperti saat Hye Jin mengetahui masa lalu kepala Hong sebelum kembali ke desa Gongjin, menemani kepala Hong kala nenek Gam-ri yang telah menjadi bagian hidup kepala Hong semenjak kakeknya tiada itu meninggal dunia, serta kala berbagai masalah yang terjadi di desa Gongjin terjadi.


Mereka pun akhirnya memutuskan untuk menikah dan Hye-Jin memilih tinggal di desa Gongjin bersama kepala Hong. Semua menyambut gembira dengan keputusan dan berita bahagia itu.


Pada drama seri Hometown Cha cha cha yang terdiri dari 16 episode ini, bukan hanya melulu diceritakan tentang kisah Yoon Hye-Jin dan Hong Du-Sik. Ada beberapa kisah yang terselip dan memberikan banyak pembelajaran di dalamnya. Diantaranya cerita tentang tiga orang nenek yang selalu bersama, yang mana salah satunya adalah nenek Gam-ri. 


Kemudian ada seorang penyanyi tempo dulu yang mempunyai kedai kopi dan seorang anak perempuan remaja. Lalu ada kisah tentang seorang pemilik restaurant dengan seorang anak lelaki pintar, namun bercerai dengan suaminya karena alasan yang tak pernah diketahui oleh suaminya. Kisah pasangan suami istri yang kurang saling memperhatikan pun menjadi sorotan, dimana sang istri yang bekerja keras dalam keadaan hamil dan sang suami yang kurang memberikan perhatian dan peka pada istrinya.


Ditengah cerita pun, kemunculan seorang sutradara terkenal yang ingin membuat sebuah tayangan menjadi kisah tersendiri, karena yang bernama sutradara Ji menyukai Hye-Jin. Terjadi persaingan yang lucu dan tak terlihat antara kepala Hong Du-Sik dan sutradara Ji untuk mendapatkan perhatian Hye-Jin. Namun semua berakhir dengan baik dan menerima pilihan Hye-Jin.


Terselip pula kisah cinta teman dekat Hye-Jin, Pyo Mi Seon dengan seorang polisi setempat yang sangat kaku dalam bersikap. Polisi tersebut akhirnya menyadari bahwa ia pun menyukai Mi-Seon dan mengakui bahwa ia pemenang lotre yang selama ini tak pernah diketahui semua orang.


Pelajaran Kehidupan di Setiap Kisah


Ada beberapa hal dalam kehidupan yang bisa dipetik dari beberapa kisah drama ini. Masing-masing memberikan sebuah pelajaran yang berharga dan bisa menjadi renungan kita.


  • Bahwa setiap orang, dibalik wajah senang atau bahagia, tersimpan masalah masing-masing yang mungkin tidak diketahui orang lain. Maka berusahalah untuk memahami keadaan orang lain.

  • Bahwa mendidik seorang anak dalam memberikan apresiasi adalah bukan hanya saat anak mendapatkan prestasi, namun mengapresiasi bagaimana proses berusahanya.

  • Bahwa kita di dunia ini tidak hidup sendirian, ada orang lain disekeliling kita yang akan selalu membantu saat kita dalam keadaan susah dan sedih. Begitu sebaliknya, mengerti dan bantulah orang saat ia membutuhkan.

  • Bahwa kita boleh saja berduka dan bersedih, namun cukupkanlah, agar kita bisa kembali bangkit dan melanjutkan kehidupan maupun rencana baik lainnya.

  • Bahwa jangan pernah merendahkan orang lain, karena itu bisa sangat menyakitkan.

  • Bahwa mencintai orang lain sepenuh hati bukanlah suatu kesalahan dan tidak peduli tentang status sosial tetapi ketulusannya.

  • Bahwa apa yang mudah bagi kita belum tentu mudah bagi orang lain, begitu pula sebaliknya.


Mungkin ada banyak lagi hal yang bisa diambil dan menjadi pelajaran hidup yang tidak tertulis olehku. Tentunya sepanjang 16 episode yang ditayangkan ini membawa cerita tersendiri bagi masing-masing penontonnya. 


Drama seri ini menurutku menarik karena membawa tema yang ringan, mengalir dengan santai, dan mudah dipahami. Ada kisah romantis, perselisihan, perasaan sedih juga terselip komedi. 


Akhirnya tuntas juga aku menonton Hometown Cha cha cha, drama korea keduaku sebanyak 16 episode ini. Selain karena ceritanya, tentu saja aku jadi tahu aktor dan aktris korea lainnya 😊, walaupun belum sehafal para penggemar drakor. 


Anyway, ini ulasan pertamaku tentang drama korea, yang bisa jadi mungkin tak sebaik dan sesuai dengan ulasan penikmat drama korea lainnya. Tetapi, semoga saja bisa dibaca dengan santai, dan tentu saja bisa sekaligus menontonnya bagi yang belum tahu.


Kamsahamida! 🤗



*sumber: 

 Drama seri Hometown Cha cha cha

 Google search-wikipedia

     


#KLIP2021

#Novemberke11

#reviewchindis

Sabtu, 06 November 2021

SEFT for Healing : Zoominar IP Samkabar

 

SEFT for Healing


Hari ini IP Samkabar mengadakan Zoominar yang mengusung tema Be a Happy Mom with Self Healing, Using SEFT Method. Narasumber yang dipilih adalah mba Surayya atau yang akrab disapa sebagai mbak Aya, seorang psikolog yang juga member dari IP Samkabar. Tujuan dari acara yang merupakan rangkaian dari Milad IP Samkabar ketiga ini adalah untuk bersama-sama belajar mengelola emosi yang negatif, agar menjadi ibu yang bahagia. 


Ini tema yang nenurutku bagus untuk diikuti agar kita bisa belajar satu cara yang setidaknya bisa kita lakukan sendiri sebagai pertolongan pertama untuk self healing diri kita jika mengalami sesuatu hal yang tidak enak, seperti perasaan tersakiti, emosi, bahkan juga jika memiliki penyakit yang sekiranya ingin disembuhkan.


Dikutip dari penjelasan mbak Aya, self healing ini dapat diartikan sebagai sebuah proses penyembuhan luka batin atau mental karena berbagai akibat. Luka batin bisa berbentuk perasaan sedih yang tidak berujung, kegagalan, cemas akan sesuatu hal, yang akhirnya bisa menyebabkan depresi.


Self healing ini dapat dilakukan secara mandiri pada tingkat gangguan emosional yang ringan hingga sedang. Sehingga diharapkan kita bisa menerima dan memahami diri sendiri, agar menjadi lebih positif dan bahagia dalam menjalani kehidupan.


Sebenarnya cara untuk melakukan self healing ini banyak sekali. Diantaranya adalah proses pemaafan diri, mindfulness, rasa kebersyukuran, self compassion, relaksasi, mengucapkan afirmasi positif, menulis dengan ekspresif dan melalui metode SEFT.


SEFT. Apa itu SEFT? SEFT adalah kependekkan dari Spiritual Emotional Freedom Technique, yaitu suatu teknik terapi yang menggabungkan sistem energi tubuh dan terapi spiritualitas, yang dilakukan dengan metode tapping atau ketukan pada 18 titik kunci di sepanjang 12 jalur energi tubuh kita.


Penekanan metode SEFT ini sendiri terletak pada aspek spiritualitas, yaitu God Centered, khusyu', ikhlas, pasrah dan syukur. Melakukannya pun harus penuh keyakinan bahwa segala kesembuhan datangnya hanya dari Tuhan.


Jika dilihat dari sejarah adanya metode SEFT ini, teknik ini merupakan terapi psikologi yang awalnya ditujukan untuk melengkapi alat psikoterapi yang telah ada. SEFT bekerja dengan prinsip yang kurang lebih sama dengan akupuntur dan akupresur. Ketiga teknik inilah yang berusaha merangsang titik-titik kunci pada sepanjang 12 jalur energi (disebut sebagai energi meridian) tubuh yang berpengaruh pada kesehatan kita (dikutip dari penjelasan Zainuddin, pada tahun 2012).


Ada tiga langkah dalam SEFT:

The Set Up   --   The Tune In   --   The Tapping


The Set Up

Tujuan melakukan langkah ini adalah untuk memastikan aliran energi tubuh dapat terarahkan dengan tepat. Kemudian, dapat menetralisir perlawanan psikologis yang muncul spontanitas berupa pikiran negatif, seperti contohnya: Saya pasti akan gagal melakukan ini, atau rasa sakit ini akan menghantui saya seumur hidup. 


Cara melakukan Set Up ini sederhana saja, yaitu yang pertama mengucapkan Bismillah, lalu menekan-nekan Sore Point atau melakukan tapping pada Karate Corp, dan kemudian mengucapkan kalimat Set Up, misalkan seperti: Ya Allah, walaupun saya ……….., saya ikhlas, saya pasrahkan kesembuhan kepada-Mu.


Kalimat-kalimat Set Up yang sebaiknya diucapkan yang pertama adalah harus spesifik, lalu yang kedua adalah diucapkan dengan khusyuk dan sungguh-sungguh, penuh keyakinan dan kepasrahan.


The Tune In

Menuju ke langkah kedua, yaitu the tune in, dimana tujuan untuk melakukannya adalah mengundang segala gangguan emosi atau rasa yang sakit, sehingga bisa muncul ke permukaan. Kemudian yang kedua, untuk memperbesar intensitas gangguan energi tubuh. Tujuan berikutnya melakukan tapping untuk menetralisir perasaan sakit dan gangguan emosi.


Untuk melakukan SEFT, secara bersamaan yang harus kita lakukan adalah yang pertama mengarahkan pikiran kita pada kejadian negatif yang memicu adanya gangguan emosi, atau mengarahkan pada tempat yang memiliki rasa sakit pada fisik. Yang kedua adalah merasakan "sakitnya" dan membuat "rasa lebih sakit lagi". Terakhir kita ucapkan kalimat seperti "Saya ikhlas, saya terima dan saya pasrahkan kesembuhan pada-Mu, ya Allah…"


Bersamaan dengan proses tune in ini, kita pun melakukan proses tapping atau ketukan, sehingga nantinya akan menetralisir emosi negatif maupun rasa sakit pada fisik.


The Tapping

Tapping atau ketukan bertujuan untuk membuat aliran energi pada tubuh menjadi selaras, yang sebelumnya mungkin kacau karena adanya sampah emosi negatif sehingga mempengaruhi munculnya gangguan emosi dan fisik. Kemudian tapping ini membantu membebaskan kita dari gangguan emosi dan fisik yang kita rasakan.


Tapping ini sendiri dilakukan dengan memperhatikan beberapa cara agar prosesnya bisa lebih maksimal, diantaranya adalah:

  • Menggunakan tangan yang sekiranya nyaman, bagian kanan atau kiri boleh.

  • Menggunakan dua jari, telunjuk dan jari tengah.

  • Melakukan dengan mantap, tidak keras dan tidak lemah, namun tegas.

  • Saat melakukan ketukan pada setiap titik, tidak lupa mengucapkan kalimat Saya ikhlas, saya terima dan saya pasrahkan kesembuhan pada-Mu, ya Allah…" (sekitar 5-9 kali)

  • Mengakhiri tapping dengan menarik nafas panjang dan mengucapkan kalimat syukur kepada Tuhan.


Tapping atau ketukan dilakukan dengan dua cara, yaitu: 

  • The Complete Tapping, yaitu menggunakan 9 titik di area kepala, wajah dan dada, ditambah 9 titik di tangan dan jari.

  • The Core Tapping, yaitu hanya menggunakan 9 titik di area kepala, wajah dan dada.




Selain proses tapping atau ketukan, ada tambahan sebuah gerakan untuk merangsang otak (Gamut Procedures) yang dapat dilakukan setelahnya, yaitu dengan cara:

  1. Menutup mata kuat-kuat

  2. Membuka mata kuat-kuat (seakan melotot)

  3. Mata digerakkan dengan kuat ke kanan bawah

  4. Mata digerakkan dengan kuat ke kiri bawah

  5. Memutar bola mata searah jarum jam

  6. Memutar bola mata berlawanan arah jarum jam

  7. Bergumam dengan berirama selama 3 detik (bisa dengan menggunakan irama lagu happy birthday)

  8. Berhitung dari 1-5

  9. Bergumam lagi selama 3 detik


SEFT ini sendiri tak hanya dilakukan orang dewasa saja, karena kita juga bisa mengajarkannya atau melakukan tapping kepada anak-anak. 


Walaupun kita sudah melakukan proses SEFT ini berulang kali, namun bisa jadi kurang berhasil. Ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya, diantaranya adalah:

  • Pengetahuan yang kurang serta keterampilan yang minim.

  • Dehidrasi atau kurang minum/cairan.

  • Adanya hambatan spiritual seperti kurang yakin, kurang ikhlas, kurang khusyu', kurang pasrah dan kurang bersyukur.

  • Adanya perlawanan psikologis yang menghambat untuk berubah.

  • Tidak spesifik dan tidak tahu akar permasalahan yang menyebabkan adanya gangguan.

  • Membutuhkan sentuhan dari orang lain.

  • Tidak adanya keinginan yang kuat untuk berubah menjadi lebih baik.


Penutup

Yang terakhir, dalam melakukan SEFT ini diharapkan benar-benar memperhatikan hal-hal yang harus dilakukan dalam proses tapping nantinya, agar hasilnya sesuai yang diharapkan dan bisa berhasil maksimal. 

Tidak gampang dan mudah menyerah saat melakukan. Usahakan selalu dalam keadaan rileks dan benar-benar berusaha untuk ikhlas dan pasrah, serta menguatkan doa pada Tuhan.



Sumber: Materi dan Zoominar bersama IP Samkabar dan Surayya Hayatussofiyyah, M. PSi. Psikologi.



#KLIP2021

#Novemberke6

Guru Jadi Favorit, Belajar Jadi Semangat

 


KLIP di minggu ini mengusung Tema Tantangan Menulis (TTM) tentang Guru Favorit. Pertama kali membaca tentang tantangan ini, seketika langsung flashback mengingat siapa saja pahlawan tanpa tanda jasa yang menjadi sosok favoritku saat menuntut ilmu. Ilmu dimana saja, karena guru itu pun bisa siapa saja. Ada guru di jenjang pendidikan formal, ada juga guru yang memberikan ilmu dan pendidikan informal. Keduanya sama-sama punya andil dalam membuatku mengetahui berbagai hal.

Yang namanya favorit, artinya yang disukai. Dari sekian banyaknya guru yang mengajar, ada beberapa orang yang jadi guru favoritku. Ada dua hal yang membuatku mengklaim si bapak atau ibu guru sebagai guru atau pengajar favoritku, yaitu karena menurutku beliau cakap (bukan cakep, ya 😆) dan jago saat mengajar di bidangnya, dan juga karena beliau mempunyai kharisma atau karakter yang membuatku jadi betah serta lebih semangat belajar 😊. 

Mengenal namanya seorang guru yang mengajar ilmu itu sejak TK. Tapi, terus terang aku tak begitu mengingat siapa saja nama guruku saat TK (maafkan saya, Bu 🙏🏻). Berbeda ketika beranjak masuk SD, selama enam tahun tentu saja aku punya beberapa guru favorit. Begitupun saat di bangku SMP, SMA sampai di bangku kuliah. 

Guru SD Favorit, Inspirasi Ingin Menjadi Guru

Saat di bangku SD dahulu, aku paling akrab dengan wali kelas yang juga menjadi guru matematika. Cara mengajarnya itu asyik sekali dan sering memberikan trik-trik hitung cepat yang membuatku akhirnya suka dengan pelajaran matematika. Lalu saat mengajar selalu membuat kita bisa mengerti dengan lebih mudah. 

Disitu juga aku mulai menyenangi dan bercita-cita menjadi seorang guru, karena menurutku saat itu menjadi seorang guru itu keren, pintar dan bisa mengajari banyak orang. Apalagi, ayahku sendiri adalah seorang dosen, semakin yakin aku akan profesi itu. Entah mungkin namanya masih kanak-kanak, jadi apa yang saat itu sering ditemui dan mengelilingi, menjadi seperti role model saja.

Guru Favorit saat SMP yang Bersahabat

Saat masuk SMP, guru favoritku adalah seorang guru olahraga dan guru bahasa Inggris. Guru bahasa Inggris menjadi favoritku karena aku suka dengan pelajaran bahasa Inggris, serta makin senang karena guru yang mengajarnya sangat menyenangkan dan membuat bahasa Inggris menjadi lebih mudah dipelajari.

Selain itu, ada seorang guru olahraga yang juga menjadi favoritku. Guru olahragaku itu sekaligus guru yang melatih ekstrakurikuler bola basket di sekolah, dan beliaulah yang membuatku pertama kali mengenal olahraga bola basket sampai akhirnya aku bisa masuk ke klub bola basket dan menjadi pemain di daerah kala itu. Beliau sosok yang juga dekat dan bersahabat dengan para siswa.

Masa SMA dengan Guru Favorit

Lagi-lagi karena menyukai pelajaran bahasa Inggris, guru bahasa Inggris saat SMA menjadi salah satu ibu guru favoritku. Bukan hanya alasan karena suka dengan pelajarannya saja, namun beliau ini sangat menyenangkan saat mengajar. Semangat, gaya dan caranya mengajar kadang membuatku berpikir kenapa jam pelajarannya tidak ditambah 😆, karena tak pernah bosan jika beliau mengisi jam pelajaran. Beliau pun sangat akrab dengan para siswa, dan bahkan jadi favorit para siswa lainnya. 

Tak cuma seorang ibu guru, bapak guru mata pelajaran Kimia saat kelas tiga juga menjadi guru favoritku. Bisa dibilang, beliau juga favorit beberapa siswa kelas IPA lainnya. Kebetulan sekali, beliau juga menjadi wali kelasku. Bapak guru yang pembawaannya paling kalem ini jarang sekali marah, bahkan hampir tidak pernah. Jika ia pun merasa kecewa atau kesal dengan kami yang kadang berbuat gaduh di kelas, beliau hanya berkata dengan pelan tapi jelas maksudnya. Walaupun aku tak pandai pelajaran Kimia, tetapi dengan beliau mengajar, aku tetap semangat dan senang belajar Kimia meski harus berusaha keras menghafal tabel periodik dan reaksi kimia 😎.

Kuliah dan Dosen Favorit

Jika saat sekolah istilahnya guru favorit, saat kuliah berganti menjadi dosen favorit. Tetapi seingatku, semua dosen saat itu bagiku sama porsinya, tak ada yang kurang maupun terlalu berlebihan, semuanya memberi pengajaran yang baik dan bisa dimengerti. Mungkin karena kuantitas pertemuan saat kuliah tak seperti saat di bangku sekolah yang setiap hari selalu bertemu. Saat kuliah, kadang dosen hanya kita temui 1-2 kali saja dalam seminggu dengan durasi 1-2 jam. Yang jelas, dosen yang tidak banyak memberi tugas merangkum, itu yang bisa dibilang menyenangkan 🤭.

Dosen favorit yang mengajar pada mata kuliah yang kuambil mungkin tak ada, tapi dosen wali dan dua dosen pembimbingku saat skripsi bisa dibilang adalah dosen yang sangat aku ingat sampai saat ini, walaupun aku sudah sangat lama tak tahu kabar beritanya. 

Salah satu dosen pembimbingku sangat berkesan bagiku, karena beliau salah satu bapak dosen yang sering dicap sebagai dosen killer dan ditakuti para mahasiswa. Aku tahu hal itu, tetapi justru saat pengajuan judul skripsi, dengan tegas dan mantap aku memilih beliau menjadi dosen pembimbing skripsiku, dan ini sempat membuatnya heran karena aku memilih beliau, sementara banyak mahasiswa yang menghindarinya. Alasanku sederhana saja saat itu, aku memilih beliau yang keras, tegas dan saklek itu agar saat seminar dan sidang akhir aku menjadi lebih kuat dan tahan banting menghadapi pertanyaan-pertanyaan dosen lain. Toh, pada dasarnya beliau orang baik dan tentunya mau tugas akhir mahasiswanya juga baik, jadi tak perlu takut hanya karena banyak yang berkata beliau dosen killer. Aku justru lebih takut dengan "dosen" di rumahku 😆, ayahku, yang selalu mengingatkanku untuk belajar dan berusaha dengan baik walaupun pilihan jurusanku kala itu, bukan sepenuhnya keinginanku. 

Terfavorit Sepanjang Masa

Membicarakan siapa guru favorit sepanjang masa, tentu saja, tidak lain adalah guru pribadiku sejak aku kecil hingga saat ini. Orang tua. Bukan cuma favorit lagi, tapi mereka adalah kebanggaan dan kecintaanku selalu. Karena sebelum menempuh pendidikan formal di bangku sekolah, bahkan saat sudah bersekolah pun, kedua orang tuaku sudah lebih dahulu menjadi guru bagi hidupku.

Terlihat klise? Tapi, ya memang benar adanya. Mau aku memiliki beberapa orang guru favorit di tempat lain, di luar sana, tetapi di dalam rumah dan sejak lahir sampai dewasa, ayah dan ibuku tetaplah yang paling terfavorit buatku. Pelajaran yang mereka berikan mungkin tak semuanya ada di dalam sebuah buku pelajaran, tetapi pelajaran hidup sehari-hari itulah yang membuatku bisa sampai seperti saat ini. Yang baik diteruskan, yang tak baik ditutupi dan ditinggalkan. 

Favorit, Jadikan Semangat

Seperti diriku, semua orang punya sosok guru yang diteladani dan disukai. Masing-masing juga mempunyai alasan tersendiri, mengapa menjadikan seseorang itu sebagai guru maupun pengajar favoritnya. Tentu saja, biasanya dengan mengidolakan seorang guru sebagai guru favorit, kita akan menjadi lebih semangat dalam belajar sesuatu. Hal ini sah-sah saja, karena tujuannya positif dan kadang bisa membuat diri kita lebih giat untuk berusaha mempelajari ilmu yang diberikan.

Bagaimana dengan teman-teman lainnya, apakah juga punya guru favorit? 😊

Bundles of Stories - Simplicity Writing

Waktu itu Berharga

    Aku menutup buku catatan harianku setelah selesai menuliskan rencana kegiatan untuk esok hari. Ini satu diantara kegiatan di akhir har...