Minggu, 28 Februari 2021

Sebuah Persahabatan : June & Kopi

Sebuah film yang kali ini mengisahkan tentang persahabatan yang tidak biasa. Iya, yang biasa kita temui adalah persahabatan antara sesama manusia, namun pada film ini adalah tentang jalinan persahabatan antara manusia dan hewan. Lebih tepatnya lagi, seorang anak dan seekor anjing yang menjadi peliharaannya. Kok bisa, ya? Bisa saja, dan tidak cuma hewan anjing, tapi ada juga dengan kucing atau monyet.

Film yang baru saja rilis bulan Februari ini berjudul June & Kopi. Terus terang saja, waktu pertama kali melihat poster yang hanya menampilkan dua ekor anjing, saya pikir ini adalah film produksi luar negeri, ternyata setelah melihat poster lainnya dan melihat juga trailer filmnya, barulah mengetahui bahwa ini produksi dalam negeri. Keren juga, menurut saya, apalagi menurut saya sudah jarang sekali ada film seperti ini di Indonesia.

Disutradarai oleh Noviandra Santosa, film ini berdurasi sekitar 90 menit. Pemeran film dimainkan oleh Acha Septriasa (sebagai tokoh Aya), Ryan Delon (sebagai tokoh Ale, suami Aya), Makayla Rose Hilili (sebagai tokoh Karin, anak dari Aya dan Ale) dan TJ (sebagai tantenya Aya). Dan tentu saja tokoh utamanya si dua anjing jalanan yang ditemukan di penampungan, yang menurut info dilatih intensif untuk dapat berperan sebagai June dan Kopi. Keren banget sih ini, ya 😍.

Cerita ini bermula dari bertemunya Aya yang sedang berjalan kaki dengan seekor anjing jalanan yang tengah berkejaran dengan sekumpulan anak laki-laki. Anjing tersebut mengikuti Aya sampai ke rumah dan Aya terpikir untuk memeliharanya. Namun tak semudah itu, karena Ale sempat melarangnya karena anjing tersebut sempat mengobrak-abrik barang-barang di kamar yang disiapkan untuk anak mereka. Ale meminta Aya untuk membawa ke tempat teman mereka yang menampung hewan peliharaan. Tak disangka, June, nama yang diberikan Aya pada anjing itu, berusaha melarikan diri. Dan akhirnya June kembali pada Aya, yang mau tidak mau Ale pun menerima dengan syarat tidak ada kekacauan lagi.

June seekor anjing yang takut dengan anak-anak dan sosok laki-laki, termasuk pada Ale. Ada adegan lucu saat Ale menyapa anjing peliharaannya yang bernama Kopi, saat sang anjing mengulurkan kaki depannya layaknya bersalaman dengan Ale. June ternyata memperhatikan dan ikut mengulurkan kaki depannya saat Ale berjalan melewatinya, tapi tak dilihat oleh Ale. Hari-hari  June selalu menemani Aya di rumah, bahkan saat Aya sedang menyelesaikan komiknya, ada June yang memberikan inspirasi bagi komiknya. Hingga pada suatu ketika, Aya positif hamil dan membuat Ale kepikiran akan keberadaan June yang tak menyukai anak-anak yang kemudian ditepis oleh Aya bahwa semua akan baik-baik saja.

Aya pun melahirkan anak perempuan, Karin namanya. Peristiwa di rumah sakit saat Aya melahirkan pun bisa dibilang lucu dan heboh dengan masuknya June tiba-tiba yang mencari ruangan Aya. June pun ditemukan Ale sudah berada di ruangan dan kemudian dibawa pulang ke rumah dan dihukum Ale, tapi Kopi selalu membantu June. Ale sebenarnya sangat khawatir dengan adanya June yang diketahui tak menyukai anak-anak itu, tapi pada saat melihat June berada disamping Karin kecil yang tertidur pulas setelah sebelumnya menangis, Ale merasa lebih tenang. June pun menjadi seperti penjaga Karin. June selalu menemani Karin sampai Karin beranjak besar. Karin menganggap June adalah sahabat tersayangnya.

Suatu hari, Ale dan Aya mengajak Karin berlibur ke daerah gunung. Namun June dan Kopi tak bisa dibawa ikut, jadi tantenya Aya pun yang diminta untuk menjaga di rumah, walaupun akhirnya June dan Kopi pun lolos keluar dari rumah. Aksi June menyusul Karin ini menunjukkan bagaimana seekor anjing mempunyai kemampuan untuk membaui kemana majikannya pergi. Juga ada adegan dimana June sempat mengambil sate pelanggan disebuah warung sampai mengakibatkan June diikat dipohon oleh pelanggan tersebut dengan maksud mau dijual. Untung saja ada anak laki-laki yang menolong June.

Sementara itu, Karin menikmati liburannya dengan Aya dan Ale. Karin pun bermain di sebuah playground disekitar penginapan, sampai saat seorang anak laki-laki yang bermain membully Karin sehingga membuat Karin sedih. Ia pun melihat ada sebuah jalan yang ternyata menuju ke sebuah hutan. Masuklah Karin disana dan tersesat didalamnya. Aya yang sedang berbincang dengan sesama penghuni penginapan tak sadar Karin sudah tak ada di playground itu saat Ale menjumpai dan menanyakan Karin. Kepanikan Karin yang tak menemukan jalan kembali juga dirasakan oleh Aya dan Ale. Sampai akhirnya June dan Kopi yang ternyata sudah berada disekitaran hutan di lokasi penginapan mendengar suara Karin memanggil.

June masuk ke dalam hutan, sementara Kopi memilih untuk menyusul Ale dan Aya. Disini seperti ada komunikasi antara dua anjing tersebut 😊. Akhirnya June menemukan Karin yang terjatuh. Kemudian mereka berjalan untuk mencari jalan kembali. June sangat melindungi Karin yang tiba-tiba penyakit asmanya muncul dan mengakibatkan Karin pingsan. June pun segera berlari mencari suara Ale yang didengarnya berteriak memanggil Karin. Ternyata Ale menyusul masuk ke hutan setelah Kopi menunjukkan jalan masuk ke hutan yang dilewati Karin dari playground. June pun bertemu dengan Ale, dan langsung membawa Ale menjumpai Karin yang sudah dalam keadaan tak sadar. Setelahnya mereka pun berjalan untuk kembali ke penginapan.

Saat diperjalanan, June melindungi Ale yang menggendong Karin dari sebuah jebakan dengan mendorong mereka berdoa sehingga akhirnya June terkena jebakan tersebut. Kaki June tertancap besi tajam jebakan itu. Mau tak mau Ale meninggalkan June untuk membawa Karin terlebih dahulu kembali, untuk kemudian kembali menolong June yang sudah banyak kehabisan darah. Karin pin segera membaik, namun lain cerita dengan June. Dokter hewan yang menangani June hanya bisa berkata bahwa Ale lebih baik membawa June pulang karena June tak akan bertahan.

Ah, ini adegan yang menyedihkan bagi saya. June pun menutup matanya sesaat setelah Aya berkata bahwa Karin sudah bisa menjaga dirinya sendiri dan mengizinkan June yang sekarat jika ingin pergi. Betapa sedihnya jika kehilangan seorang sahabat, walaupun sahabat itu hanya seekor anjing. Seperti juga kita tahu, anjing termasuk hewan yang sangat setia pada majikannya. Film ini mengajarkan bagaimana kita harus menyayangi dan memperlakukan hewan dengan tulus.

Nah, gimana, ada yang sudah menonton juga? Atau baru mau menonton? Walaupun saya sudah bercerita disini, saya pastikan bahwa menonton film ini langsung akan lebih seru. Anak-anak boleh menonton ini, karena sekalian mengajarkan bagaimana kasih sayang juga bisa diberikan untuk hewan. Selamat menonton, ya! 😊




Referensi:

- wikipedia

- kompas.com

- netflix



#Reviewfilmchindis

#KLIP2021

#Februarike28

Sabtu, 27 Februari 2021

Rica si Makanan Favorit

Apa sih maksudnya favorit? Ga cuma pelajaran, buku, film, lagu atau tokoh terkenal yang ada favoritnya, makanan pun ada. Kalau membicarakan tentang makanan, duh, rasanya kalau cuma favorit satu atau dua makanan itu kok rugi 🤭. Lalu kalau semua makanan jadi favorit, itu juga kok kayaknya jadi kelihatan wajah si tukang makan. Tapi karena makanan itu sangat bermacam-macam, bervariasi dan beraneka ragam bentuk dan rasa, ya... ga salah juga sih kalau ada beberapa makanan yang jadi favorit, kecuali disuruh memilih satu saja, nah silakan urutkan makanan apa yang berhak jadi peringkat nomor satu dijajaran makanan favorit kita ☺.

Kalau ditanya apa makanan favorit saya, hmm, bisa bingung juga, sih. Karena saya favorit banget sama makanan hasil masakan mama sendiri, yang rasanya itu bagi lidah saya tidak pernah sama dengan masakan orang lain 😊. Ya iya lahya, karena sejak kecil sudah makan masakan mama. No offense, ya.  Diantara makanan-makanan hasil masakan mama, saya paling suka dengan makanan rica suwir cakalang fufu dan rica daging. Dua makanan ini jadi makanan favorit saya, dan bahkan sekarang pun anak-anak saya suka dengan dua makanan ini, apalagi dibuat oleh oma mereka, yaitu mama saya 😁. Saya bisa membuatnya, namun sudah jelas hasilnya, jika beda tangan pembuatnya, bisa beda juga rasanya. Sejauh ini saat saya membuatnya sendiri, anak-anak dan suami tetap suka dan menyatakan enak. Apa mungkin mereka terpaksa daripada tidak makan sama sekali? 😎. Tentu tidak, ya. Percayalah 🤭.

Rica suwir cakalang fufu dan rica daging ini sudah jelas sekali terdengar dari namanya bahwa ini berasal manado. Tapi dengan banyaknya modifikasi resep, semua orang dari manapun akhirnya bisa membuatnya. Nah, rica itu menurut artinya maksudnya adalah pedas atau mempunyai rasa pedas. Sementara cakalang fufu adalah sejenis ikan tongkol atau tuna yang yang diasap terlebih dahulu sebelum diolah jadi aneka makanan berbeda, dimana aroma maupun rasanya akan lebih khas. Kalau daging, sudah sering dengar tentunya, mirip-mirip dengan rendang tapi rica daging ini dibuat lebih kering lagi. Duh, saya jadi membayangkan dua makanan itu ditambah nasi panas, enak banget pastinya 😅. Ga salah ini menjadi makanan favorit sejak dahulu sampai sekarang.

Oya, ada satu lagi makanan favorit saya yang tidak jauh-jauh dari kata rica, yaitu ayam panggang rica. Ayam panggang rica buatan mama itu tiada bandingan enaknya, dan saya senang sekali sudah bisa recook dengan rasa yang cuma beda tipis 😁. Bisa dibilang, makanan favorit saya itu jadinya adalah makanan yang berbau rica atau mempunyai rasa pedas, tentunya buatan mama, dan sekarang buatan sendiri pun boleh diadu rasanya hehehe... (tetap menang mama, sih, kurasa)

Jadi lapar mendadak rasanya jika membahas makanan favorit ini. Kalau tidak ingat timbangan yang angkanya senang meningkat, mungkin nasi putih bisa berulang kali terisi di piring. Saking favoritnya dengan makanan rica ini, terutama untuk rica suwir cakalang fufu (atau bisa juga dibilang rabuk ikan), mama atau saya biasa membuatnya dalam jumlah sekalian banyak, lalu disimpan dalam wadah untuk tambahan lauk sehari-hari. Apalagi saat bulan puasa Ramadhan, ini salah satu makanan yang dipersiapkan sebagai pertolongan pertama pada kebutuhan makan.

So, kalau makanan favoritmu apa? ☺

Canva


#chindismenulis
#belajarmenulis
#KLIP2021
#Februarike27
#tantanganharike4
#temadiriku
#makananfavorit
#rumbelmenulisipsamkabar
#komunitasipsamkabar

Hobi (juga) buat Hidup Berarti

Bicara tentang hobi, siapa tak kenal kata hobi? Jika mencoba mencari apa arti dari kata hobi, akan ditemukan bahwa hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama (menurut KBBI). Bisa dikatakan juga bahwa hobi adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan pada waktu luang untuk menenangkan pikiran seseorang (diambil dari situs wikipedia). Tujuan hobi tentunya adalah untuk memenuhi keinginan dan mendapatkan sebuah kesenangan.

Hobi itu bermacam-macam, setiap orang pasti memiliki satu, dua atau bisa juga beberapa hobi. Dan terkadang, hobi juga bisa berubah-ubah dilain waktu, loh. Apalagi pada usia anak-anak dan remaja. Eh, tapi bisa juga terjadi pada orang yang dewasa, yang mungkin saja baru menemukan sesuatu yang membuatnya jadi suka dan senang mengerjakannya. Menurut saya, sih, wajar-wajar saja, tapi entahlah, apakah ini artinya kita labil, moody atau tak berpendirian? Semoga saja tidak 😊.

Saya dari kecil suka sekali membaca dan menulis. Dan kalau ditanya apa hobi saya, pasti saya selalu jawab membaca dan menulis. Ya, ala anak kecil saja yang dibaca dan ditulis, sih. Dan ini berlangsung sampai saat ini, walaupun tidak banyak buku bacaan ataupun novel yang habis saya baca, tapi saya suka membaca. Menurut saya tulisan-tulisan seperti di media sosial dan situs internet juga bisa dikategorikan bacaan. Kalau menulis, saya suka menulis apa saja yang memang mau saya tulis, misalkan puisi, cerpen, atau sekedar tulisan-tulisan curcol dan copywriting untuk produk jualan saya 😊. Yang penting saya lega sudah menuangkan apa yang lagi dipikirkan, dilihat, didengar, dirasa dan dialami kedalam tulisan, entah itu hanya dalam sebuah catatan pribadi ataupun di media sosial (kalau copywriting jelas di media sosial, hehe). Menyelesaikan suatu tulisan itu adalah hal yang menyenangkan apalagi jika dibaca banyak orang akan menambah kebanggaan tersendiri.

Selain membaca dan menulis, saya suka basket. Itu hobi olahraga saya sejak SMP yang sampai sekarang, hanya saja saya tak menekuninya dengan rutin lagi saat ini. Seingat saya, sampai mempunyai 2 anak saya masih ikut lomba basket antar klub 🤭 walaupun dengan kemampuan fisik yang sudah tak bisa disamakan dengan jaman dahulu. Kalau bicara hobi basket ini, banyak kenangannya. Karena dari mengenalnya, suka, lalu jadi hobi, mendalami selain di sekolah juga masuk ke klub. Seminggu punya jadwal empat kali seminggu berlatih, bahkan jadwal les pelajaran tidak boleh menggangu jadwal latihan. Saat SMA yang jam kepulangan sekolahnya jam setengah 4 sore, secepat mungkin jam setengah 5 saya sudah berada di lapangan basket. Tapi, karena sudah menjadi hobi, menjalaninya itu tiada beban.

Hobi basket ini bisa dibilang yang bisa saya tunjukkan ke orangtua, bahwa saya dan teman-teman saat itu bisa membawa nama sekolah menjadi juara dan mewakili para pelajar di kota dalam kejuaraan daerah. Paling mengesankan saat bisa ikut dalam kejuaraan PON di Surabaya, walaupun hasilnya tak memuaskan saat itu. Perjuangan mengikuti TC sambil kuliah, sampai saat mengajukan izin, dekan fakultas meminta memilih antara kuliah atau basket. Tentu saja saya jawab, dua-duanya ☺. Untung saja akhirnya diijinkan dan para dosen berbaik hati memberikan saya keringanan ujian susulan.

Apakah selain membaca, menulis dan olahraga (basket), saya punya hobi lain lagi? Hmm, ada. Sekarang saya lagi suka foto, ya, hanya dengan kamera telepon saja. Sebenarnya semenjak punya smartphone jadi suka foto-foto, dan justru saya jarang menggunakan kamera sesungguhnya. Yang jelas foto untuk dokumen pribadi, lalu foto sesuatu hal yang lagi ingin diabadikan saja, bisa tempat, sesuatu hal dan makanan 😁. Semua karena suka, akhirnya dilakukan dengan senang hati. Karenanya, jadi suka juga belajar cara edit foto, meskipun masih amatiran sekedar untuk kebutuhan pribadi.

Punya hobi itu menyenangkan pastinya. Melakukan hobi itu seperti 'me time' buat saya, disela urusan dan pekerjaan rumah dan anak-anak. Ya, kalau zaman dahulu untuk melepas penat dari pelajaran sekolah dan juga urusan pekerjaan saat sudah bekerja. Yang penting saat melakukan hobi juga menyesuaikan situasi dan keadaan, serta lakukan dengan sepenuh hati ❤.


Referensi:
kbbi.web.id
wikipedia.org


Canva


#chindismenulis
#belajarmenulis
#KLIP2021
#Februarike26
#tantanganharike3
#temadiriku
#hobiku
#rumbelmenulisipsamkabar
#komunitasipsamkabar

Rabu, 24 Februari 2021

Tentang Nama

Sudah tahu tentang cerita saat aku dilahirkan? Sekilas cerita, waktu aku dilahirkan itu sedang berlangsung acara Festival Film Indonesia. Dan, karena adanya acara itu orangtuaku sempat ingin memberikan nama Fifi padaku. Namun ternyata nama itu tidak jadi diberikan, entah mengapa sebabnya aku pun tak tahu ceritanya dan terus terang tidak mau tahu lebih lanjut. Karena yang aku tahu sekarang, aku sudah suka dan menerima nama yang diberikan orangtuaku.

Aku diberi nama yang terdiri dari tiga kata, begitu yang tertulis di akte kelahiranku. Dimulai dari kata pertama, Cynthia, yang aku dapat dari beberapa sumber bahwa nama ini berasal dari bahasa Yunani yang bermakna perempuan atau dewi bulan dari Kynthos, nama sebuah gunung tempat tinggal Artemis (kok, saya jadi ingat film Sailormoon 🤭). Oya, tapi menurut papiku, awalnya mau diberi nama Siti, tapi karena mama tidak setuju karena sudah memilih nama Cynthia.

Kata kedua pada namaku adalah Dien. Arti Dien menurut orangtua diambil dari bahasa Arab yang artinya agama. Lalu kata ketiga yaitu Amalia dipilih karena mengambil makna amal. Sementara jika aku telusuri beberapa arti nama dari Amalia adalah seorang yang rajin, bersemangat dan bekerja keras. Dan jika ketiganya digabungkan bisa aku simpulkan bahwa orangtuaku memberi nama itu dengan makna seorang anak perempuan yang diharapkan akan menjadi anak yang rajin, selalu semangat dan bekerja keras tanpa lupa mengamalkan ilmu agamanya. Dalam versi singkatnya, katanya, artinya anak perempuan yang bisa mengamalkan ilmu (dan agamanya). Hmm, berat juga kalau begini 😎.

Tak perlu ambil pusing dengan arti-arti nama itu, yang penting berusaha menjadi orang yang baik, berakhlak baik, selalu berusaha dan berdoa. Jika dilihat-lihat, mirip-mirip juga pesan orangtuaku itu dengan arti nama yang disematkan pada diriku, ya ☺. Tapi pesan itu adalah sekaligus doa yang selalu mereka sertakan untukku. Namaku adalah milikku yang sudah mereka berikan padaku, tak perlu terbeban dengan arti nama. Semua orangtua pasti memberikan nama kepada anaknya bukan tanpa alasan, mau itu alasannya karena artinya bagus ataupun ada sesuatu hal yang ingin mereka kenang dan ingat selalu.

Aku suka, aku menyukai nama pemberian orangtuaku. Karena nama itu aku bisa dikenal banyak orang, aku bisa seperti saat sekarang ini. Memangnya kalau namaku bukan yang sekarang, akan berbeda keadaannya? 🤭 Nah,  aku pun juga tak tahu. Jadi, saat ini aku mensyukuri adanya diriku dengan nama yang melekat padaku, mulai dari akte kelahiranku, ijazahku, surat-surat penting sampai ke buku nikahku ☺. Jika ada yang melihatku menggunakan nama sedikit berbeda di media sosial, itu hanya nama yang telah direstruktur, namun orangnya tetap diriku, seorang perempuan yang akan dan sedang berusaha selalu rajin, semangat, bekerja keras serta mengamalkan ilmu yang diketahuinya. So, this is me, Cyndiealia alias Cynthia Dien Amalia 🥰.


Referensi:
- cerita orangtua
- wikipedia.org
- tentangnama.com

canva


#chindismenulis
#belajarmenulis
#KLIP2021
#Februarike24
#tantanganharike2
#temadiriku
#Artinama
#rumbelmenulisipsamkabar
#komunitasipsamkabar

Selasa, 23 Februari 2021

Kelahiran Seorang Anak, Bahagianya Orangtua

Jika menuliskan tentang cerita saat aku dilahirkan, tentunya sedikit agak sulit, karena disini akulah si objek, yang dilahirkan oleh mama di Rumah Sakit Bhayangkara, kota Surabaya, hari Sabtu siang. Kalau tidak salah saat itu sedang ada Festival Film Indonesia berlangsung menurut mama dan papiku. Dan akupun sempat hampir diberi nama Fifi ☺ oleh orangtuaku karena acara itu. Hmm, aku membayangkan, jika aku bernama Fifi saat ini, apakah keadaannya akan sama dengan saat ini 😄.

Sepertinya waktu mama mengandungku, dari cerita yang kudengar, tidak ada terlalu aneh-aneh mengidam. Yang kuingat kisahnya bahwa acara ngidam-mengidam itu malah dialami oleh papiku sendiri, seperti yang kebanyakan ibu hamil mengalami yaitu terus-terusan ingin makan rujak. Tak bisa kubayangkan saat itu bagaimana kejadiannya. Dan yang lebih buat saya geli mendengar cerita mama adalah saat akan melahirkanku, papi pun ikut mengalami sakit perut. Yaa... yang jelas tentunya tidak seperti sakit perut layaknya sakit karena kontraksi mau melahirkan. Bisa jadi karena faktor psikologis, yang panik dan stress memikirkan sang istri akan berjuang di ruang persalinan untuk melahirkan anak pertama mereka.

Seru juga mendengar cerita orangtuaku tentang kelahiran diriku di tengah-tengah mereka, walaupun tak banyak yang diingat. Tentunya saat ini aku bersyukur telah dilahirkan dengan sehat, lengkap dan berada bersama orangtua dan omaku saat itu. Papiku berasal dari Bumiayu, Tegal, Jawa Tengah. Sementara mamaku berasal dari Manado, Sulawesi Utara, namun lahir di Cimahi, Jawa Barat. Orangtuaku bertemu di Surabaya, dimana saat itu keluarga mama sudah tinggal di kompleks Angkatan Laut, Tanjung Perak, Surabaya, karena opa dan omaku adalah bagian dari pekerja di Angkatan Laut. Sementara papiku, merantau dan lalu bekerja di Surabaya. Takdir Allah mempertemukan mereka dalam satu perusahaan, lalu akhirnya menyatukan mereka dalam sebuah pernikahan. So sweet, ya 🥰.

Kembali tentang kelahiranku, sepertinya semua berjalan lancar atas karunia dan berkah dari Allah. Ya, kecuali itu tadi, hal yang mungkin tidak banyak dialami para suami, papiku mengalami sakit perut sampai saat aku keluar dari perut mama. Mungkin jika saat itu aku bisa bicara, aku akan bilang itu akibat kebanyakan makan rujak 😄. Kocak sekali, ya. Padahal sepertinya itu bagian dari anugerah dari Allah, agar papiku pun merasakan walau sedikit bagaimana sakitnya mengeluarkan seorang anak yang berbulan-bulan dibawa kesana kemari. Kalau yang pernah tahu papiku, pasti tidak menyangka seorang dengan watak tegas bisa meringis menahan rasa sakit perutnya. Tapi begitulah beliau, perasaannya juga bisa lemah lembut. Setidaknya itu yang kurasakan juga setelah aku tumbuh besar.

Sekarang aku sudah menikah dan sudah tiga kali melalui proses melahirkan anak-anakku yang ceritanya pun berbeda-beda. Ada yang harus menginap di rumah sakit beberapa hari menunggu saat kelahiran, karena sudah mengalami flek dan kami takut jika ada apa-apa. Lalu ada yang harus dilahirkan segera sesaat setelah periksa ke dokter kandungan karena sudah telat dua minggu dari tanggal perkiraan dan air ketuban yang tipis sebab stress baru ditinggal papi berpulang kepada-Nya. Dan yang ketiga, harus menunggu dan berteman dengan rasa sakitnya kontraksi selama 8 jam seakan si bayi menunggu ayahnya tiba di Samarinda dari Batukajang, yang benar adanya bahwa si anak ketiga ini baru mau dilahirkan sesaat setelah ayahnya berada disampingku. Menurut adikku, suamiku saat dihubungi selalu berkata untuk tunggu dia tiba di rumah sakit, dan dia pun bercerita saat menyetir 8 jam diperjalanan pun dia berkata dalam hati agar kami menunggunya. Setelahnya, aku cuma bisa bilang Alhamdulillah dan sungguh keterlaluan 😄.

Kesamaan mama dan aku adalah tidak mengalami apa yang namanya mengidam aneh-aneh atau sampai harus terpenuhi. Aku belajar untuk tidak tersugesti dan lemah terhadap rasa ingin yang berlebihan saat hamil. Dan benar, bagiku, jika yang kuinginkan tak ada, tak pernah memaksa tetapi aku akan menggantinya dengan yang lain dan lebih mudah didapat ☺. Apakah ini artinya tetap mengidam? 🤭 Entahlah, yang jelas aku tak mau menyusahkan saja.

Masing-masing orang punya ceritanya sendiri, tak akan sama. Bersyukurlah bahwa kita telah dilahirkan ke dunia ini, oleh orangtua kita yang menanti dengan bahagianya. Karena mungkin ada sebagian lain, yang tidak seberuntung kita. Aku cuma tahu sedikit tentang saat dilahirkan, melalui cerita dikala senggang, sebab kenangan itu hanya dimiliki dan dirasakan orangtua secara lengkap. Dan kini, aku dan suami memiliki sendiri cerita kelahiran anak-anakku yang nantinya akan kuceritakan pula pada mereka, meskipun tetap, yang paling lengkap dengan perasaan saat itu, cuma kami yang tahu dan alami ❤.


pic: canva


#chindismenulis
#belajarmenulis
#KLIP2021
#Februarike23
#tantanganharike1
#temadiriku
#ceritakelahiran
#rumbelmenulisipsamkabar
#komunitasipsamkabar

Senin, 22 Februari 2021

Kisah Cinta Layla Majnun (Layla dan Samir)

Mendengar dua kata ini, Layla Majnun, mungkin pikiran orang akan ada yang seperti saya (dibeberapa tempat saya temukan penulisannya adalah Laila Majnun). Sebuah kisah percintaan yang berakhir tragis, antara Layla dan Qays, dua orang dengan latar belakang keluarga yang berbeda, yang kemudian keduanya jatuh cinta namun tak dapat bersatu. Sang pemuda, Qays, akhirnya pun menjadi seorang yang dianggap gila karena tidak memikirkan lagi tentang dirinya sendiri, semua hanya tentang Layla dan Layla, sehingga orang sekelilingnya menyebutnya Majnun yang artinya gila.

Kisah percintaan ini konon berasal dari tanah Arab, yang kemudian terus dikisahkan turun temurun, dan akhirnya seorang pujangga Persia berasal dari Azerbaijan di abad ke-19 yang bernama Nizami Ganjavi merangkai dengan indah kisah Layla Majnun. Kisah ini pun kemudian banyak diterjemahkan ke bahasa lain. Saya belum pernah membaca bukunya, hanya sering mendengar dan membaca sekilas dari media sosial.

Kesohoran cerita Layla Majnun ini pun akhirnya dituangkan, diadaptasi menjadi sebuah karya film layar lebar karya Monty Tiwa. Tentu saja saat mengetahui kisah cinta ini difilmkan, saya jadi tak sabar ingin melihatnya. Ditambah pemeran film ini adalah pemain yang menurut saya hebat dan berkarakter, seperti Reza Rahadian dan Acha Septriasa. Mereka sebelumnya pun pernah bertemu di lain film, jadi sudah tak perlu diragukan lagi acting mereka.

Adaptasi film Layla Majnun yang baru saja rilis di awal bulan Februari 2021 (yang mundur dari tahun 2020 karena adanya pandemi), dimulai dari sekilas cerita seorang anak gadis bernama Layla Mashabi, yang kehilangan ayahnya yang seorang dalang dan mempunyai banyak kenangan manis dengannya. Ia dan ibunya pun terpaksa harus tinggal dengan pamannya, karena ayahnya meninggalkan banyak hutang sehingga rumah dan wayang-wayang peninggalan ayahnya harus dijual sang paman. Hanya tersisa wayang Sumbadra dan sebilah keris yang disimpannya.

Tahun berlalu, Layla sudah menjadi seorang guru dan telah menerbitkan sebuah novel. Dia seorang yang sangat menyayangi ibunya, karirnya dan mencari cinta yang benar-benar dari hatinya. Namun demi nama keluarga, mau tidak mau ia menerima perjodohan dengan Ibnu, seorang calon bupati yang ayahnya banyak membantu Layla dan ibunya. Dan suatu ketika, Layla berkesempatan menjadi dosen tamu di Azerbaijan. Layla yang sudah menerima lamaran Ibnu untuk menikah, menjadi bimbang saat seorang pemuda setempat, sepertinya jatuh hati kepadanya. Samir namanya. Ya, sejak awal kedatangan Layla di Azerbaijan, ia bertemu dengan Samir, dan ternyata Samir menjadi salah satu mahasiswa tempatnya menjadi dosen tamu.

Film ini menyuguhkan keindahan tempat dan bangunan di Azerbaijan, seperti patung Nizami Ganjavi, bangunan-bangunan bersejarah, dan pemandangan kota Baku dimalam hari. Singkat kata, Layla pun merasakan cinta terhadap Samir. Samir pandai merangkai kata-kata indah namun bermakna, yang membuat Layla pun mengaguminya. Namun ia terhalang oleh janjinya kepada Ibnu, yang akhirnya menyusul ke Azerbaijan menjemput Layla untuk pulang. Ibnu pun mengetahui bahwa Layla dan Samir terjadi sesuatu dan ia tidak suka akan hal itu.

Layla pulang ke Indonesia tanpa bertemu Samir dan hanya menitipkan wayang Sumbadra kepada Ilham (seorang yang menetap di Azerbaijan dan sudah dianggap Layla sebagai adik). Samir merasa hancur sehingga ia pun menyendiri ke suatu tempat berhari-hari sampai akhirnya Ilham datang menyerahkan wayang itu dan memberikan semangat padanya, menyampaikan padanya bahwa Layla pun mempunyai perasaan yang sama dengan Samir.

Begitupun dengan Samir, Layla pun selalu memikirkan Samir, sampai akhirnya sang ibu pun menyerahkan semua keputusan kepada Layla, untuk memilih sesuai kata hatinya. Samir datang ke kota Layla, berkat bantuan Ilham mereka berjanjian untuk bertemu di sebuah jembatan. Namun, paman Layla ternyata memberitahu Ibnu, sehingga mereka dihadang oleh Ibnu dan anakbuah bapaknya. Pertikaian terjadi dan berakhir dengan mati tertembaknya paman Layla. Tak ingin kejadian itu diketahui orang, bapak Ibnu menyuruh orang untuk membuang Layla dan Samir dengan menceburkannya ke sungai di bawah jembatan itu.

Ini adegan yang cukup bikin saya menahan nafas, sedikit tegang 😅. Menebak-nebak apa yang akan terjadi. Apalagi saat akhirnya Samir dan Layla benar-benar diceburkan ke sungai dengan batu pemberat diikat pada kaki mereka. Apakah Layla dan Samir pun akan berakhir tragis seperti kisah Layla dan Qays? Adegan mereka tenggelam dan terlihat sudah tak dapat menahan nafas dalam air beberapa detik itu membuat saya berpikir, okelah, sesuai dengan novelnya, sad ending. Tapi detik berikutnya, sang ibu menjadi penyelamat cinta dua insan ini, menceburkan diri ke dalam sungai dan memotong ikatan tali pemberat. Fiuh, rasanya saya seperti plong, kisah Layla Majnun kali ini happy ending 🥰.

Ini film yang menurut saya bagus, penuh kata-kata indah. Seperti salah satunya yang dikatakan Samir kepada Layla, bahwa tidak ada cinta di dunia ini yang salah. Wah, kalimat ini semoga tidak disalahgunakan, ya ☺. Cinta memang tidak salah, asalkan benar saat menjalaninya, benar begitu, bukan? 😍Nah, bagi yang belum menonton, bisa jadi referensi tontonan saat bersantai. Kalau mau baca novelnya dulu, boleh juga 😊. Tenang saja, walaupun saya sudah sedikit bercerita disini, tapi tetap akan berbeda atmosfernya saat ditonton langsung, percayalah. 

《cyndiealia - 22022022》

pic: ebooks.gramedia.com

pic: imdb.com

Referensi:
- film Layla Majnun (2021)
- wikipedia

#laylamajnun
#reviewfilmchindis
#chindismenulis
#belajarmenulis
#tulisansantai
#KLIP
#KLIP2021
#Februarike22


Berhenti Di Kamu

Ada sebuah film yang baru saja saya tonton hari ini. Film ini ternyata baru rilis ditayangkan ditanggal 12 Februari 2021. Pemainnya sudah pasti banyak yang kenal, seperti tokoh utamanya yaitu pasangan suami istri Roger Danuarta yang berperan sebagai dokter Gia Pratama, lalu istrinya Cut Meyriska sebagai Fira, dan Salshabilla Adriani sebagai Elsa. Film ini juga didukung pemain lainnya seperti Roy Marten, Wanda Hamidah, Unang, Dominique Sanda, Joshua Pandelaki dan Claudy Putri. Mungkin sudah bisa menebak apa judul filmnya, ya? Betul sekali, film ini berjudul Berhenti Di Kamu, sama persis dengan judul Novel terlaris yang ditulis oleh dr. Gia Pratama.

Diawal film, saya berpikir ini mungkin seperti film percintaan pada umumnya, karena terus terang saya belum baca novelnya, hanya sekilas pernah melihat buku tersebut entah dimana (sepertinya saya jadi ingin membaca novelnya). Sutradara Indra Gunawan disini ternyata mengemas film ini dengan begitu santai, setiap adegan terasa mengalir. Ada selipan adegan lawak sampai adegan yang bisa bikin kita semua baper alias terbawa perasaan, antara senang, sedih dan haru.

Singkat kata saja, di film ini berkisah seorang dokter muda, Gia Pratama, yang berangkat umroh dan bertemu seorang gadis yang menarik perhatiannya, bernama Elsa. Mereka bertemu dan bertegur sapa pertama kalinya di Jabal Rahmah, dan itu memberikan kesan mendalam bagi Gia, seolah ini adalah jawaban dari doanya selama ini. Sempat bertukar nomor ponsel dan akhirnya selang beberapa waktu kemudian sejak pulang dari umroh, mereka pun bertemu kembali dan menjalin hubungan cinta.

Gia serius akan hubungannya dengan Elsa, karena merasa memiliki beberapa kesamaan kesukaan. Akhirnya diajaklah Elsa berlibur ke Eropa, dengan sebuah rencana akan melamar Elsa. Namun ternyata, Gia harus menerima kekecewaan sesaat sebelum menyatakan lamaran, dimana Elsa berterus terang tak bisa menerima Gia sebab ia menjalin hubungan kembali dengan mantan kekasihnya. Dengan perasaan hancur, Gia pun kembali ke hotel dan dilorong kamar hotelnya, dia bertemu seseorang laki-laki bernama bapak Herman, yang sedang menahan sakit bisul. Gia pun menolong bapak tersebut.

Tak disangka, Allah Maha Besar, ternyata ayah Gia berteman dengan bapak Herman, dan mereka ingin mengenalkan seorang gadis, keponakan bapak Herman, kepada Gia yang nampak murung semenjak pulang dari Eropa. Awalnya Gia tidak bersemangat, namun sebuah kejadian menolong seseorang melahirkan anak, membuat Gia berpikir bahwa dia tidak bisa tenggelam dalam kehancuran hatinya. Gia merasa saatnya ia harus memulai sesuatu, walaupun tertatih. Akhirnya Gia menyetujui saran ayahnya untuk berangkat ke Surabaya menemui gadis yang akan dikenalkan, Fira namanya.

Ada sebuah kalimat dari ayah Gia yang sangat menyentuh hati, yaitu Jodoh itu ditangan Allah, tapi Allah juga mau, jodoh yang telah ditetapkan itu untuk dicari dan dipilih. Karena yang berharga bukan menunggu, tapi yang berharga adalah usaha. Bukan soal penantian, tetapi lebih soal pengorbanan dan perjuanganmu untuk mendapatkannya. Semakin besar usahamu, semakin baik jodoh dan pasanganmu.

Allah adalah penulis skenario yang terbaik. Gia pun bertemu dengan Fira. Fira dengan logat jawanya, penampilan yang sederhana, membuat Gia merasa senang untuk berbagi cerita. Walaupun Fira tidak memiliki kesukaan yang sama dengan Gia yang suka nonton film Game of Thrones atau fans klub Liga Inggris, namun tutur kata Fira seperti mampu menenangkan Gia. Fira sebenarnya sama dengan Gia, ia batal menikah dengan seorang dokter dari Jakarta, sementara Gia ditolak lamarannya.

Sepulangnya Gia dari Surabaya, hari demi hari antara Gia dan Fira dilewati dengan komunikasi jarak jauh. Mereka seperti hendak mencari cinta yang sesungguhnya, jodoh yang sebenarnya, dan bagaimana bangkit dan membangun kembali perasaan masing-masing yang sedang hancur. Fira yang trauma akan hubungannya dengan dokter sebelumnya, akhirnya pun mengunjungi Gia ke Jakarta setelah mendapat wejangan dari Ibundanya. Tak disangka, ternyata Fira telah mengenal adik Gia sebelumnya diacara kampusnya, yang disuatu waktu saat menjemput adiknya, sebenarnya Gia pernah melihat Fira.

Film ini sekali lagi menunjukkan bahwa, terkadang jodoh kita sudah ada di depan mata, namun seringkali kita tak sadar akan tanda-tanda itu. Kita malah akan berada dalam sebuah cerita lain dahulu, untuk kemudian berakhir dengan orang yang sebenarnya sudah pernah kita jumpai. Terus terang ini seakan seperti flashback akan pengalaman saya sendiri ☺, bagaimana Allah memang Maha Pengasih dan Pembuat Rencana yang Terbaik. Seperti halnya kisah Gia dan Fira disini yang bersyukur pernah gagal menikah dan ditolak, pernah mengalami kehancuran, namun akhirnya mendapati awal sebuah keindahan cinta dengan bersatu dipernikahan atas kuasa Allah. Masya Allah, ya.

Oya, ditengah jalan cerita film, ada sebuah kejadian dimana seorang suami dari pasien stroke yang pasrah karena keadaan ekonomi, harus mengorbankan istrinya dilepas ventilatornya, untuk memilih masa depan anak-anak mereka, dan ini membuat Gia sadar akan sebuah keikhlasan, dan itu pun menyentuh hati Fira saat Gia menyampaikan kejadian tersebut. Gia dan Fira pun akhirnya bertemu, bersilahturahmi dengan keluarga tersebut (yang mana sang istri, pasien Gia itu, akhirnya sembuh sediakala). Sebuah wejangan diberikan oleh suami si mantan pasien Gia, dan ini bagi saya juga menyentuh sekali.

Yang namanya menikah itu mudah, yang berat itu berkeluarga. Karena pengorbanan dalam berkeluarga itu cuma bisa diakhiri dengan kematian. Dan yang terberat dalam berkeluarga, kita tidak bisa menjadi diri kita sendiri lagi. Semua pengorbanan nantinya untuk anak kita. Pengorbanan adalah sebuah ibadah.

Cerita pada film ini happy ending dan membuat saya senyum sendiri. Tak bisa dipungkiri, menonton film percintaan dengan akhir bahagia itu menyenangkan. Tentunya banyak hikmah yang dapat dipetik dari film ini, setidaknya bagi saya, yang mempunyai cerita cinta sedikit mirip dengan kisah film ini ☺. Sekali lagi, percayalah Allah akan memberikan yang terbaik buat kita. Selamat menonton, ya.

google picture


#reviewfilmchindis
#maribicaracinta
#chindismenulis
#belajarmenulis
#tulisansantai
#KLIP
#KLIP2021
#Februarike21


Sabtu, 20 Februari 2021

Mereka (juga) Anak yang Butuh Cinta Kasih


Siapa tidak butuh cinta, kasih sayang atau perhatian? Yakinlah, semua orang membutuhkannya, walaupun yang diperoleh setiap orang berbeda-beda kadarnya. Bahkan tak jarang kita jumpai orang yang sama sekali merasa tidak mendapatkannya. Mungkin ada banyak faktor yang menyebabkan ini terjadi.

Seperti yang saya lihat hari ini, di sebuah panti asuhan anak-anak yatim piatu, dhuafa dan yang tidak diinginkan orangtuanya karena sesuatu hal. Berkunjung ke panti asuhan yang jaraknya dari pusat kota sekitar 40 menit, karena ada barang yang hendak disampaikan juga menyampaikan titipan saudara dan teman.

Terus terang, selama ini saya cuma melihat dan mendengar informasi panti asuhan ini dari unggahan di media sosial, dan Qadarullah baru bisa sempat ke panti ini sebab ingin mengantar barang yang sedang mereka butuhkan. Sebuah boks bayi, ya, kami sudah tidak menggunakannya lagi, sehingga sebuah kebetulan panti asuhan ini sedang membutuhkan dan mau menerimanya, beserta dua playmate, juga titipan sari saudara dan teman berupa tempat tidur khusus bayi dan masker.

Bertandang ke panti asuhan itu bukan cuma sekedar mengantarkan barang, tetapi sambil bersilahturahmi dan berbincang dengan sang Bunda pengurus (bisa dibilang juga pemilik) yang Masya Allah ternyata begitu besar mempunyai cinta dan kasih sayang kepada anak-anak di panti asuhan ini. Saya berada di ruangan anak-anak yang berusia antara 6 bulan sampai 1 tahun. Sementara di ruangan sebelah ada anak-anak berusia lebih besar dan di lantai atas anak-anak bayi berusia 0-6 bulan. Ada anak-anak lebih besar lagi yang sudah bersekolah, namun tinggal di rumah bagian depan panti.

Melihat anak-anak yang masih bayi, batita (bayi dibawah tiga tahun) dan balita (bayi dibawah lima tahun) yang harus hidup terpisah dari orangtua mereka, jelas membuat hati ini sedih dan miris rasanya. Saat saya berbincang dengan bunda pengurus, beberapa anak batita pun menghampiri saya, bahkan duduk dipangkuan. Ada yang sibuk memperhatikan dan ada yang bermain-main dengan pengasuhnya. Memangku, menggendong dan mengajak anak-anak batita itu ngobrol membuat saya ingat anak-anak sendiri. Betapa anak-anak panti asuhan yang masih kecil bahkan teramat sangat kecil harus hidup tanpa orangtua kandungnya. Mereka memang belum paham, belum mengerti dan belum tahu apa yang terjadi pada dirinya. Yang mereka tahu mungkin ternyata masih ada orang-orang baik disekitar mereka saat ini yang mendampinginya. Sedih, pastinya itu yang saya rasakan.

Sering kita mendengar bahwa anak yang tumbuh dengan cinta dan kasih sayang dari orangtuanya akan menjadi anak yang bahagia. Mereka anak-anak panti tidak bisa memilih darimana dan oleh siapa mereka dilahirkan. Namun, cinta dan kasih sayang adalah hak yang harus mereka dapatkan, entah dari siapa dan seberapa besar. Disini saya melihat, betapa mulianya pencetus, pemilik dan pengasuh anak-anak ini. Pastilah mereka memilik cinta dan kasih sayang yang luar biasa besar dan ikhlas merawat dan menemani anak-anak tersebut setiap harinya.

Bisa kita bayangkan bagaimana perasaan mereka seandainya sejak lahir tahu bahwa mereka tidak dicintai dan dikasihi orangtuanya. Orangtua yang seharusnya memberikan rasa nyaman itu mungkin terpaksa melepasnya karena hal-hal yang mungkin menurut mereka adalah yang terbaik. Adapula yang memang telah dipanggil-Nya untuk selamanya. Dan itu semua tentunya akan memberikan luka dan kesedihan pada anak-anak mereka. Namun dibalik itu semua, masya Allah, keajaiban dari Allah bahwa anak-anak yang ditinggalkan ini akhirnya banyak yang mendapatkan curahan cinta kasih dari orang lain seperti sang pemilik panti, pengasuh dan orang-orang terdekatnya. Saya yakin, mereka ditaqdirkan menjadi anak-anak yang kuat, ceria dan tetap tumbuh dengan cinta dan kasih sayang.

Allah SWT telah berfirman dalam Al Quran untuk kita senantiasa mencintai dan mengasihi anak yatim. Dan Allah SWT pun menjanjikan ganjaran pahala yang banyak bagi orang-orang yang menyanyangi dan menyantuninya. Cinta Allah dan Rasulullah begitu besar kepada anak yatim dan kepada orang-orang yang mau mencintai dan mengasihi anak yatim, jadi sudah sepatutnya kita pun memberikan cinta dan kasih sayang kepada anak-anak yatim dengan setulus hati. Mereka mempunyai hak yang sama, mereka juga pantas dan butuh rasa cinta dan kasih sayang, agar insya Allah dikemudian hari pun mereka akan mempunyai hati dan pikiran yang penuh akan cinta, kasih sayang, serta pengertian yang tulus dan ikhlas. 



《cyndiealia-20022021》

canva




#maribicaracinta
#chindismenulis
#belajarmenulis
#tulisansantai
#KLIP
#KLIP2021
#Februarike20


Jumat, 19 Februari 2021

Ropang

 *Ropang, ternyata itu Roti Panggang*

Sebenarnya malu mengakui bahwa saya sepertinya terlambat mengetahui nama makanan Ropang ini. Dan yang memberitahu saya pun si anak gadis, bisa dibayangkan ternyata akhirnya kali ini saya yang kurang update 😅. Mendengar dan membaca nama cemilan ini awalnya dari sebuah akun media sosial tentang makanan, yang mengupload resep sederhana ropang ala cafe. Melihat resep dengan bahan-bahan yang mudah dan kebetulan ada di rumah, saya berpikir untuk mencoba membuat, selagi masih ada niat untuk bebikinan cemilan buat keluarga.

Ropang yang ternyata adalah bentuk kata pendek dari roti panggang ini banyak versi dan modifikasinya. Intinya ya, roti dipanggang 😊. Mau dari versi sederhana sampai yang paling ribet cara membuatnya pun ada. Mau buatan ala rumahan yang sederhana sampai ala cafe. Tapi saat ini, hidangan ringan ala cafe pun sekarang bisa dibuat di rumah, tinggal menuntut kreativitas, ketersediaan bahan, resep yang oke, dan tentunya niat untuk mengolah, ya.

Balik ke ropang yang saya coba buat tadi, satu resep simple dari satu akun memasak di Instagram pun dieksekusi. Dengan berbahan beberapa lembar roti, lalu untuk topping cukup dengan memasak adonan susu cair, mentega, keju parut dan maizena. Lalu setelah adonan matang tinggal dioles di atas roti, boleh dipotong kecil-kecil atau tetap seperti ukuran semula saja. Kemudian, roti yang sudah selesai diberi topping olesan tadi dipanggang di oven atau air fryer. Setelahnya boleh diberi garnish atau topping tambahan sesuai selera.

Kalau berselancar di media sosial maupun mesin pencari (seperti google), akan banyak sekali varian dari ropang ini ternyata. Masing-masing punya ciri khas, resep dan keunikkannya. Ya, semua itu kembali lagi pada selera, inovasi dan budget untuk bahan-bahan yang digunakan tadi. Dari sesuatu yang biasa ini pun akhirnya bisa menjadi luar biasa karena inovasi dan modifikasi mengubah bentuk roti biasa menjadi ropang alias roti panggang bervariasi.

Kemana saja saya selama ini, sampai tidak tahu apa itu ropang ☺. Tapi bisa jadi juga banyak orang yang sama dengan saya, tak mengetahui sebutan yang konon katanya sedang kekinian. Ah, lupakan saja jika dikatakan anak-anak sekarang kurang update, yang jelas hanya penyebutannya saja yang sudah berkembang, ya mungkin, lebih marketable atau lebih menjual karena orang pasti banyak penasaran. Tapi saya akui, yang membuat singkatan roti panggang menjadi ropang itu sukses menaikkan value si roti. Yuk, bikin! 🥰




Referensi:
- google
- foto pribadi

#chindismenulis
#belajarmenulis
#tulisansantai
#KLIP
#KLIP2021
#Februarike19


Rabu, 03 Februari 2021

Zona 6 - Stimulasi Kecerdasan Matematika dan Finansial

Sesi Api Unggun yang menjabarkan segala hal yang akan dilakukan di zona 6 sudah berlangsung dan tantangan 15 hari pun sudah diumumkan oleh kakawi di perkuliahan Bunda Sayang batch 6 Ibu Profesional. Kakawi juga sudah memberikan penjelasan kembali tentang tantangan yang akan segera dimulai di Bintang (Bincang Tantangan) dan ini menjadi amunisi tambahan untuk menjalani tantangan selama 15 hari kedepan.

Di zona 6, seperti yang dijelaskan oleh kakawi, kita akan bermain di kedalaman danau dan menyelami keindahan di bawah untuk mencari peti harta karun. Ya, berbekal perlengkapan, yaitu ilmu dan pengalaman yang sudah kita peroleh di zona sebelumnya, kita akan menyelami keindahan dan menemukan keistimewaan anak dan diri kita sendiri tentunya. Ini saatnya kita melakukan berbagai aktivitas untuk stimulasi kecerdasan matematika dan finansial anak, sesuai dengan usianya masing-masing. Seru, ya! ☺

Kecerdasan matematika dan finansial ini termasuk dalam literasi dasar menurut World Economic Forum yang mengembangkan sebuah Framework 21st Century Skills yang berisi tentang kecakapan atau kemampuan yang harus dimiliki oleh generasi abad 21 untuk dapat beradaptasi dan bertahan dengan keadaan yang terus berubah saat ini. Dan literasi yang berkaitan dengan kecerdasan matematika dan finansial ini pun termasuk dalam enam dasar literasi menurut GLN Kemendikbud. Oleh karenanya, tak dipungkiri bahwa anak perlu mendapatkan stimulasi untuk mengembangkan kemampuan dasar ini.

Nah, karena di perkuliahan Bunda Sayang ini ada empat kategori, tentunya akan berbeda stimulasinya. Sesuai yang sudah dijabarkan oleh kakawi bahwa masing-masing kategori berdasarkan kelompok usia ini, dapat melakukan aktivitas antara lain:

1.  Bagi teman-teman Single dan Menikah namun belum ada anak, dapat memilih melakukan kegiatan sehari-hari yang berhubungan dengan matematika atau kegiatan mengatur keuangan kas pribadi.

2. Bagi yang mempunyai anak usia 0-6 tahun, dapat membuat rencana kegiatan dan stimulasi aktivitas yang berhubungan dengan konsep dasar matematika, atau pengenalan sederhana tentang uang dan menabung.

3.  Bagi yang mempunyai anak usia 7 - 12 tahun, dapat membuat project based learning yang tentunya berhubungan dengan matematika, atau stimulasi finansial seperti kegiatan menabung dan budgeting sederhana.

4. Bagi yang mempunyai anak usia diatas 12 tahun, dapat membuat vision board atau dreamboard tentang mimpi-mimpi kedepannya mulai dari persiapan, perencanaan dan prioritas yang berkaitan dengan finansial.

Saya termasuk pada kategori kedua karena anak yang akan bermain dan melakukan aktivitas berusia 5 tahun. Saat mengetahui bahwa tantangan zona 6 ini berkaitan dengan matematika, yang ada dibenak saya, ini tentunya seru dan bakal menyenangkan. Apalagi saat ini anak sedang melewati masa pembelajaran usia dini yang pastinya ada pengenalan dasar tentang matematika seperti angka, bentuk geometri, besar-kecil, lebih besar-sama dengan-lebih kecil, ukuran, serta hitungan sederhana. 

Beberapa kegiatan harian yang kita lakukan tidak lepas dari matematika, seperti menghitung jumlah mainan atau mengetahui bentuk barang-barang di rumah pun sudah merupakan bagian dari matematika dasar. Semoga dengan bekal ilmu di zona-zona sebelumnya, bisa saling menguatkan untuk menjalani 15 hari tantangan zona 6 ini dengan lancar dan bahagia, baik si anak maupun ibunya. Salam ibu profesional. 🥰






#zona6
#stimulasikecerdasanmatematikadanfinansial
#prolog
#KLIP
#februarike3
#chindismenulis







Selasa, 02 Februari 2021

Badge di KLIP 💚

Sesi pertama menulis di KLIP telah merampungkan bulan pertamanya, yakni bulan Januari. Dan pengurus KLIP telah menyiapkan rapor bulanan bagi pesertanya. Ternyata banyak sekali yang mendaftar untuk mengikuti kegiatan menulis harian ini, tercatat ada sekitar 406 peserta, termasuk saya salah satunya. 

KLIP memang merupakan wadah yang pas bagi perempuan yang ingin berkarya, ingin menulis konsisten selama setahun. Dari 406 peserta yang terdaftar itu, di bulan Januari ada 167 peserta yang sudah mendapatkan badge apresiasi. Sementara itu, ada 113 peserta yang belum memenuhi syarat untuk memperole badge dan 126 peserta yang belum melakukan setoran, yang bisa jadi karena baru saja melakukan pendaftaran yang saat ini masih dibuka sampai dengan tanggal 19 Februari 2021 mendatang.

Badge? Apa itu badge? Nah, di KLIP ini ada sebuah apresiasi yang akan diberikan  kepada pesertanya melalui rapor bulanan dan ini biasa disebut sebagai badge, yang mana ada tiga jenis pengelompokkan. Badge tersebut adalah seperti berikut:

Good badge, jika menyetor 10 tulisan.

Excellent badge, jika menyetor 20 tulisan (kecuali bulan Februari hanya 15 setoran tulisan).

Outstanding badge, jika menyetor 30 tulisan (kecuali bulan Februari hanya 27 setoran tulisan dan bulan Desember hanya 20 setoran tulisan)


Badge yang diberikan saat pembagian rapor bulanan ini adalah sebuah syarat kelulusan di KLIP. Kelulusan peserta adalah yang memperoleh minimal 9 good badge dengan minimal 3 good badge di setiap sesinya. Ini akan jadi pemacu semangat dalam menulis tentunya.

Menulis setiap hari itu sebenarnya tidak sulit, tergantung dari niat, rencana, komitmen dan konsistensi kita. Kadang saya juga mengalami yang namanya mood tidak mendukung sehingga untuk memulai sesuatu tulisan pun bingung. Foto-foto atau bacaan-bacaan bahkan kejadian sehari-hari itu bisa menjadi bahan tulisan, yang pada akhirnya tulisan ini menjadi sebuah wadah curahan hati atau bahkan tips dan menceritakan sesuatu hal. Kebetulan saat ini sedang mengikuti perkuliahan Bunda Sayang Ibu Profesional, sehingga 15 hari dari isi setoran KLIP saya pun dipermudah oleh untuk dapat diperhitungkan sebagai setoran tulisan.

Di KLIP juga ada aturan waktu setoran, yaitu jam 12 malam, kecuali di hari terakhir setiap bulannya cukup sampai di jam 6 sore. Menjadi cinderella bisa dibilang sering dilakukan, karena harus menyelesaikan kegiatan domestik dahulu. Tapi, kelupaan tidak menyetor pun pernah, karena baru akan membuat tulisan di malam hari dan kemudian ketiduran. Ini membuat diri merasa mesti memperbaiki diri dalam menulis terutama soal waktu, namun tak bisa dipungkiri kadangkala, ya, memang ada hal-hal tertentu yang jadinya menunda menulis untuk sesuatu yang lebih harus didahulukan.

Seru memang. Bisa menyelesaikan 30 hari setoran di KLIP itu sesuatu yang menyenangkan dan bisa memperoleh Outstanding badge. Dan ini menjadi booster semangat untuk dibulan dan sesi berikutnya agar meningkatkan lagi kualitas dan kuantitas mood, tulisan dan jumlah kata saat menulis. Seperti yang sudah sering dengar di KLIP bahwa practices make progress, jadi berlatih menulis dan sering membaca bisa membuat motivasi lebih untuk saya menulis. 


#KLIP
#Februarike2
#chindismenulis


Bundles of Stories - Simplicity Writing

Waktu itu Berharga

    Aku menutup buku catatan harianku setelah selesai menuliskan rencana kegiatan untuk esok hari. Ini satu diantara kegiatan di akhir har...