Minggu, 18 April 2021

Terapi Inner Child (dengan Tazkiyatun Nafs) : Mini Workshop


Hari minggu ini, ada satu kegiatan mini workshop yang aku ikuti. Mini workshop ini diselenggarakan oleh RCIP Suramadu sebagai bagian dari kegiatan Semarak Ramadhan Suramadu dan berlangsung dari tanggal 16-18 April 2021. Tema yang digagas adalah tentang Terapi Inner Child dengan Tazkiyatun Nafs, dan dibawakan oleh bunda Euis Kurniawati, yang merupakan MoT RCIP Suramadu sekaligus founder dari Azanaya School of Life.


Rangkaian mini workshop ini dimulai dari tanggal 16 April 2021 sebagai sesi pertama, yaitu perkenalan dan materi diskusi sesi 1. Dilanjut keesokan harinya di tanggal 17 April 2021 untuk sharing session materi dan diskusi sesi 1, melalui media whatsapp grup. Kemudian di hari ketiga, yaitu hari minggu tanggal 18 April 2021, beranjak ke materi sesi 2 sekaligus diskusi interaktif melalui platform zoom meeting. 


Di awal materi sesi 1, bunda Euis sebagai narasumber memberikan sebuah video youtube tentang bagaimana cara untuk menghilangkan dan mengatasi adanya inner child (khususnya berkaitan dengan yang negatif), dengan empat tahapan yang harus kita lakukan, yaitu Recall, Reframming, Forgiveness dan Self Talk. Lebih jelaskan dapat dijabarkan sebagai berikut (mengambil kasus dengan orang tua):

  1. Recall

Recall memory atau memanggil memori di masa lalu, apa yang membuat kita sedih, kecewa, marah, terluka dalam pola pengasuhan orang tua. Kita bisa menceritakan apa yang kita rasakan pada orang yang kita percaya, seperti suami misalnya. Atau misalkan tidak ada orang yang bisa diajak bicara, menulis adalah satu cara lain untuk dijadikan terapi.

  1. Reframming

Setelah kita me-recall memory, maka yang harus dilakukan atas kejadian masa lalu yang sudah terjadi adalah reframming, membuat 'frame' baru atau 'pigura' atas memori tersebut. Misalkan kita terluka atas pola pengasuhan ibu yang mungkin dulu marah-marah kepada kita, maka kita carilah 1001 cara untuk melihat mengapa waktu itu ibu marah-marah. Apakah mungkin ibu saat itu sedang dalam kesulitan ataukah ada masalah, sehingga kita akan dapat berlapang dada melihat sisi lain dari timbulnya kemarahan waktu dulu.

  1. Forgiveness

Recall memory sudah, reframming pun sudah, maka tibalah saatnya untuk memaafkan. Caranya, dengan memunculkan memory-memory positif, kebaikan-kebaikan dari orang tua, dengan tujuan untuk menutup memori negatif tersebut 

  1. Self Talk

Setelah kita sudah dapat memaafkan, maka kita dapat berjanji pada diri sendiri, untuk tidak mengulangi memori-memori negatif yang pernah terjadi pada kita kepada anak-anak kita kelak. Bicara pada diri sendiri untuk memunculkan selalu hal positif.


Bagaimana pun diri kita, harus diketahui bahwa anak-anak tidak butuh ibu yang sempurna, namun mereka butuh ibu yang bahagia dan yang sudah tuntas/selesai (negatif) inner child-nya.


Beranjak ke materi sesi 2, yang langsung diberikan melalui zoom meeting, ini adalah kelanjutan dari materi sesi 1 dan sangat berhubungan. Jika di sesi 1 untuk mengatasi adanya inner child negatif dengan empat hal yang sudah dijelaskan sebelumnya (recall, reframming, forgiveness, self talk), maka di sesi 2 ini adalah secara syariah, yaitu terapi inner child dengan tazkiyatun nafs. 


Jujur saja, aku baru baru mendengar dan mengenal apa itu tazkiyatun nafs. Sambil menyimak penjelasan bunda Euis, sebelumnya aku mencoba berselancar melalui google search tentang tazkiyatun nafs ini. Ternyata ini adalah tentang penyucian jiwa atau pembersihan diri. Dan bunda Euis dalam hal ini, memberikan 5 tahapan untuk terapi inner child melalui tazkiyatun nafs.


Lima tahapan tersebut adalah muroqobah, mu'ahadah, mujahadah, muhasabah, dan mu'aqobah. Penjelasan singkat dari kelima tahapan ini adalah:

  1. Muroqobah

Artinya adalah mendekatkan diri kepada Allah. Berlari kepada Allah, untuk melaksanakan perintah-Nya, mengerjakan segala amalan-amalan, dengan cara 'Ihsan', yaitu selalu merasa diawasi oleh Allah. Sehingga apapun hal yang kita lakukan, selalu karena Allah.

  1. Mu'ahadah

Artinya mengingat 'perjanjian' kita kepada Allah sejak kita dilahirkan, dengan melaksanakan perintah Allah. Ingat bahwa anak kita adalah titipan Allah, sehingga tugas kita adalah menjaga dan mendidik dengan baik.

  1. Mujahadah

Artinya kesungguhan hati, yaitu bersungguh-sungguh dari hati dalam melaksanakan ibadah maupun belajar segala hal yang bermanfaat.

  1. Muhasabah

Artinya intropeksi diri. Caranya bisa dengan menghitung atau menakar apa-apa yang sudah kita lakukan lalu membenahi diri selalu untuk menjadi lebih baik. Kita juga bisa mengambil waktu khusus (dijadwalkan) untuk melakukan muhasabah diri.

  1. Mu'aqobah

Artinya pemberian sanksi. Sanksi disini maksudnya adalah yang bisa membuat efek jera pada diri kita sendiri jika diri kita melakukan sesuatu hal yang negatif (misalkan marah). Sebagai contoh, misalkan melanggar, aku akan memberikan infaq dengan jumlah yang 'berat' bagi kita sehingga timbullah jera jika melakukan lagi.


Jika 5 tahapan tazkiyatun nafs ini bisa dilakukan dengan baik, diharapkan luka lama atau inner child negatif yang ada pada diri kita, bisa terselesaikan dengan tuntas. Tentunya ini membutuhkan waktu, niat dan keberanian dalam melakukannya. Semakin cepat inner child ini diselesaikan, maka imbas negatif pada diri kita juga ke orang disekitar kita pun dapat dilepaskan. 


Materi yang disampaikan ini memang bagus sekali, walaupun bunda Euis sendiri disini bukanlah seorang psikolog atau psikiater ataupun ustadzah. Beliau memposisikan dirinya sebagai survivor innerchild, yang mau berbagi kisah tentang bagaimana menerapi inner child yang negatif. 


Tiga hari dengan dua sesi materi mungkin belumlah cukup karena mungkin masih banyak pertanyaan-pertanyaan dari peserta dalam menangani inner child negatif-nya. Setidaknya saat ini, dari materi yang diberikan bunda Euis, kita dapat mencoba mempraktekkan 4 cara untuk membuang inner child yang masih tersisa yang dapat membawa dampak negatif. Kemudian dapat mempraktekkan pula 5 tahapan tazkiyatun nafs tersebut. 


Semoga dengan tuntasnya inner child (yang negatif) dapat memutus rantai hal negatif yang terjadi pada diri kita dan berimbas ke orang lain (misalkan anak kita), sehingga kita menjadi lebih positif dan bahagia. Terima kasih RCIP Suramadu untuk mini workshop dan materi yang diusung.




#KLIP

#Aprilke18

#innerchild

#miniworkshoprcipsuramadu

#miniworkshopinnerchild

#tazkiyatunnafs












Bundles of Stories - Simplicity Writing

Waktu itu Berharga

    Aku menutup buku catatan harianku setelah selesai menuliskan rencana kegiatan untuk esok hari. Ini satu diantara kegiatan di akhir har...