Jumat, 18 Maret 2022

Yang Terbang, Tapi Tak Hilang


 

TTM KLIP kali ini sangat menerbangkan, iya, sebuah kata terbang. Terbang yang bisa berarti melayang, hilang, lenyap, ataupun pergi. Tergantung, mau digunakan pada hal apa, demi sebuah maksud tertentu.


Bicara tentang sesuatu yang terbang dalam hidupku, ada dua hal yang kurasakan saat ini. Dua hal yang terbang dalam hidupku, untuk digantikan dengan hal lain, yang tetap bisa membuatku bahagia. 



Terbangnya cita-cita masa lalu


Sejak kecil aku ingin menjadi seorang guru. Beranjak dewasa aku ingin menjadi seorang psikolog yang bisa belajar memahami seluk beluk karakter dan menolong orang lain. 


Mungkin sebagian orang berpikir, mengapa tidak diwujudkan? Apa yang sulit? Kenapa tidak diperjuangkan?


Ya, mungkin aku akan dibilang sebagai orang yang tidak mau berusaha mencapai angannya. Itu bagi yang tidak mengenalku dengan baik. Sayangnya, aku tak banyak memiliki kenalan yang benar-benar mengenalku dengan baik, entah mengapa, aku memang bukan orang yang mudah untuk membagikan isi hatiku.


Ada hal yang harus aku tahan dari dalam diri, menahan ego yang bersisian dengan keterbatasanku. Atau mungkin memang aku belum beruntung bisa menggapainya. Cita-cita itu terbang setelah sempat aku berusaha, walau mungkin belum sekeras yang orang lain harapkan. 


Terbang melayang, namun ternyata tetap menyisakan jejak samar. Iya, tak menjadi guru ataupun psikolog sesungguhnya bagi orang lain, tetapi aku mendedikasikannya untuk keluarga, untuk anak-anakku, menjadi guru untuk mereka dan berusaha menjadi tempat mereka untuk berkeluh kesah dan bercerita tentang segala hal. 



Melepas ayah untuk terbang jauh


Ayahku, seseorang yang telah terbang dari hidupku, meninggalkanku bersama ibu dan adik-adikku. Satu hal dalam hidupku yang membuat hati dan pikiran sangkal, bahkan dalam beberapa waktu aku pun masih tak menerima.


Bagaimana aku tidak merasa kehilangan. Ayahku adalah laki-laki pertama yang kukenal dan dekat denganku, walaupun sifat keras kepala yang sama-sama dimiliki, tetapi sesungguhnya ia tak pernah melepaskan perhatian dan sayangnya pada diriku. 


Belum cukup rasanya aku berbakti pada ayahku. Belum banyak rasanya aku membahagiakannya. Belum sempat aku mendampinginya untuk sembuh dari sakit yang dideritanya. Terlalu banyak kata belum, dan itu semakin membuatku merasa sangkal tak berkesudahan.


Melepas ayahku terbang menghadap Ilahi bukanlah suatu hal yang lekas aku terima. Bahkan keikhlasan pun baru kukecap setelah beberapa waktu, setelah aku sadar bahwa ayahku pergi untuk sembuh, agar tak lagi merasakan sakit pada tubuhnya.


Aku kemudian meyakini, sesungguhnya yang terbang itu hanyalah ruh-nya. Ia tetap ada di hati dan pikiranku selalu dalam untaian doa setiap saat. Sekali lagi, walau tak mudah, tapi ada kebaikan dibalik itu semua untuknya.



Hikmah Yang Diambil


Dua hal yang terbang dari hidupku itu, aku yakin, bukanlah akhir dari waktu, bukanlah akhir dari apa yang sedang dijalani di hidup ini.


Cita-cita dan impian masa lalu yang tak tergapai, bukan artinya aku tak bisa meraih dalam bentuk lain. Biarlah semangat dan impian itu tetap aku miliki, meski dalam wujud yang berbeda.


Terbangnya ayahku menuju Pencipta-Nya disaat aku belum banyak memberikan yang terbaik untuknya, membuatku semakin menyadari bahwa waktu berjalan tanpa kusadari, tanpa bisa kutebak. Masih ada pesan-pesannya tersiratnya yang harus kulakukan, dan masih ada separuh hidupnya, ibuku, yang harus aku jaga dan sayangi sepanjang waktu.



Terbang, bukan berarti hilang

Terbang, mungkin demi hal lain

Terbang, tak mesti malang

Terbang, bisa jadi terselip kebaikan






#KLIP22

#Maretke18


Senin, 14 Maret 2022

Nikah Muda, Ambisi dan Pilihan: Serial Married with Senior

 


Foto from google

Lama tidak review-review film, kali ini ingin sedikit cerita tentang sebuah film serial yang ditayangkan oleh aplikasi nonton film Vidio sebanyak delapan episode. Cukup singkat menurutku untuk sebuah serial, tapi tak mengapa, karena kalau kepanjangan pun lama-lama malah bikin bosan.


Film Adaptasi dari Wattpad


Serial ini diadaptasi dari cerita yang ditulis oleh Cintaprita di wattpad, berjudul Married with Senior. Jujur waktu pertama membaca judulnya, aku pikir cerita ini tentang senior di lingkungan kampus, ternyata serial ini mengambil setting di masa SMA.


Tokoh utama pada serial ini diperankan oleh Kevin Ardilova dan Caitlin Halderman, sebagai Angkasa dan Mika. Serial ini didukung pula oleh pemain apik, seperti Shenina Cinnamon, Jourdy Pranata, Cut Mini, Nugie, Niniek L. Karim dan beberapa artis lainnya.


Salah satu yang cukup menarik perhatian adalah munculnya lagu dari Dewa 19 yang berjudul Kamulah Satu-satunya, sebagai lagu pendukung serial ini. Dalam beberapa scene, lagu ini pun kerap diperdengarkan.


Tentang Mika dan Angkasa


Cerita di episode pertama dibuka dengan pengenalan tokoh Angkasa dan Mika, yang mana Angkasa adalah ketua OSIS sekaligus senior di SMA Mika, dan kebetulan pula Angkasa anak dari sahabat kedua orang tua Mika.


Mika diceritakan sebagai gadis yang mengikuti trend fashion dan make up. Beberapa kali ia sering terlibat adu mulut dengan Angkasa karena ulahnya yang menggunakan seragam sekolah dengan model aneh sesuka hatinya. Sementara Angkasa, sebagai ketua OSIS, cukup tegas namun tetap terlihat memperhatikan Mika yang sering bertingkah aneh bersama tiga teman geng-nya.


Saat ayah Mika tiba-tiba meninggal karena serangan jantung, sebuah wasiat terkuak bahwa kedua orang tua Mika dan Angkasa telah sepakat untuk menjodohkan mereka, tentu saja dengan persetujuan mereka pula.


Menikah Dijodohkan


Angkasa yang ingin membahagiakan kedua orang tuanya menyanggupi dan setuju, apalagi ia cukup mengenal baik dan dekat dengan ayah Mika, walaupun oma Angkasa kurang setuju dengan ide tersebut, mengingat ia tahu cita-cita Angkasa yang ingin sekolah tinggi.


Mendengar alasan Angkasa, Mika pun merasa ia juga harus membahagiakan almarhum ayahnya dan ibunya, walaupun ia setengah hati menerima perjodohan dengan Angkasa. Mika pun sempat membuat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi Angkasa jika mereka menikah, dan ternyata Angkasa mengejutkan Mika karena menyetujui semua syarat-syarat Mika yang separuhnya sangat aneh.


Pernikahan dijodohkan itu memang kadang bisa berhasil, bisa juga tidak. Ada yang bilang, cinta juga akan bisa tumbuh dengan berjalannya waktu. Iya sih, betul, dengan catatan masing-masing mau berusaha untuk menjalankan dan mempertahankan pernikahannya. 


Konflik Pasangan (Usia) Muda


Di serial ini, selain konfliknya selain tentang perjodohannya, juga tentang menikah di usia muda, yang biasanya rentan dengan gejolak emosi anak muda yang kadang mengutamakan emosi daripada pikiran jernih. Lalu berbenturan pula dengan keinginan untuk mengenyam pendidikan tinggi bahkan sampai luar negeri, begitu pula dengan mengejar karir pekerjaan dan mencapai cita-cita yang diinginkan. Dilematis bagi pasangan yang menikah muda dengan ambisi masing-masing.


Mika dan Angkasa pun demikian. Masing-masing punya keinginan untuk masa depannya. Namun di lain sisi, sudah mulai tumbuh rasa diantara keduanya yang masih terhalang oleh ego dan gengsi keduanya, terutama pada Mika yang sebelumnya sempat tak menginginkan pernikahan atas wasiat dari almarhum ayah kesayangannya.


Belum lagi celah-celah pada hubungan jarak jauh yang sering membuat pasangan salah paham dan miskomunikasi. Ditambah dengan kehadiran sosok baru yang membuat nyaman setiap harinya. Pilihan ada ditangan Mika. 


Mika dan Orang Terdekat


Tak hanya bercerita tentang senang susahnya hubungan Mika dan Angkasa, serial ini juga menampilkan beberapa konflik tentang tiga sahabat Mika, yaitu Raina, Fildan dan Satya. Konflik tentang cinta segitiga diantara ketiga sahabat Mika, tentang perjuangan Fildan mempertahankan beasiswa dengan menulis artikel kontroversi, tentang Satya yang selalu berusaha menyenangkan Raina, serta tentang Raina yang gigih mengejar impiannya dan tetap ingin menganggap Fildan dan Satya tak lebih dari sahabat.


Tentang bagaimana seorang ibu memberikan ketenangan dengan saran dan masukannya pada anak perempuannya pun sangat menggugah hati. Betapa seorang ibu akan selalu menyayangi anaknya, akan membela anak yang disayanginya tanpa harus memanjakan namun dengan memberikan kepercayaan dan mengajarkan bagaimana cara berpikir dan bersikap dengan bijak.


Cinta dan Pilihan


Salah satu scene yang paling lovely menurutku adalah ketika oma Angkasa yang selalu terkesan tak suka dengan Mika pada awal-awal pernikahan karena menganggap Mika menghalangi pendidikan Angkasa, justru akhirnya perlahan mengetahui bagaimana Mika dan Angkasa sebenarnya memang saling mencintai. Oma berkata bahwa cinta itu tidak bawel, cinta itu diam-diam, cinta itu dirasakan. 


Iya, memang betul kata oma, meskipun terkadang kita juga sebenarnya butuh dan senang mendengar ucapan cinta secara langsung.


Di akhir episode bakal disajikan momen dimana Mika menyadari sesuatu hal tentang perasaannya pada Angkasa dan juga Reno, sosok yang dekat dengannya yang juga rekan kerja Mika. Pilihan Mika adalah dari hatinya, yang tak hanya membuat hatinya bahagia, tetapi juga membuat orang pilihannya pun bahagia.


Penutup


Diputar sampai delapan episode dengan durasi per episode kurang lebih 40-50 menitan, serial ini menurutku cukup ringan dan bagus untuk jadi pilihan tontonan. 


Sekarang serial ini sudah full uploaded di aplikasi Vidio, jadi yang belum menonton bisa marathon sekaligus tak perlu menunggu setiap hari Minggu lagi. Selamat menonton!






#KLIP22

#Maretke13


Jumat, 11 Maret 2022

Keluarga Untuk Diriku

 


Keluarga, sebuah tema dari KLIP sebagai bagian dari challenge wajib yang harus diikuti semua member KLIP. Meskipun tak wajib pun, tema keluarga pastinya sangat menarik dan akan banyak kisah di dalamnya, karena bicara tentang keluarga pastinya luas sekali cakupannya.


Untukku pribadi, keluargaku adalah tempat aku untuk berkumpul bersama, saling berbagi kebahagiaan dan kesedihan, saling menyayangi, mencintai dan memberi semangat. Bersama dengan keluarga inti dan keluarga kecilku, kami belajar bersama untuk menjalani kehidupan dengan berusaha menjadi lebih baik setiap saat, meskipun tak dipungkiri terkadang ada batu sandungan atau konflik di dalamnya.


Kedua orang tuaku adalah keluarga terbaikku, yang menjadi tempatku bersandar dan berbagi sukacita. Sejak dahulu, sebisa mungkin aku tak ingin membagikan kesedihan jika masih bisa kutahan sendiri, karena melihat mereka senang dan bahagia itu menjadi kepuasan tersendiri. Apalagi semenjak ayahku tak ada, ibuku adalah satu-satunya keluargaku, selain adikku yang paling ingin selalu aku bahagiakan. 


Memiliki keluarga lengkap sejak lahir adalah rezeki dan anugerah dari Allah yang sangat aku syukuri. Karena tidak semua anak yang bisa merasakan apa yang aku rasakan dan miliki. Saat kecil, kadang aku diajak ke panti asuhan atau melihat ke keluarga lain yang mungkin kurang beruntung, agar selalu bersyukur dengan nikmat yang kumiliki, yaitu keluarga yang bahagia.


Sama halnya dengan saat ini, dimana aku mempunyai keluarga kecil sendiri, ada aku, pasangan dan anak-anak. Membangun keluarga kecil ini bersama-sama, dengan tujuan yang pasti diinginkan semua keluarga, yaitu bahagia, sehat, penuh limpahan rezeki dan kebaikan.


Anak yang bahagia biasanya lahir dari keluarga yang juga bahagia. Meskipun ada sebagian kecil anak-anak lain yang tetap bertahan dan bersyukur tetap menjadi diri yang bahagia, walaupun tak berasal dari sebuah keluarga yang bahagia. Dan mereka itu beruntung dari sisi lain, yaitu beruntung mempunyai hati yang kuat untuk tetap bisa berbahagia. 


Dan untuk menciptakan keadaan bahagia dalam keluarga, ada peran seorang ibu pula di dalamnya. Seorang ibu bisa dibilang sebagai salah satu bahan bakar kehangatan keluarga, bagi pasangan dan anak-anaknya. Itu sebab sering kita dengar tentang bagaimana seorang perempuan memiliki peran yang penting dalam keluarga. Selain menjadi seorang istri, seorang perempuan juga harus menjadi seorang hamba Allah, dan juga seorang ibu. 


Menjadi seorang istri dari seorang suami, tentu saja seorang perempuan harus bisa menempatkan dirinya sebagai seseorang yang bisa mendampingi pasangan dalam suka maupun duka, selalu saling mengingatkan dan bekerjasama dalam rumah tangga untuk membangun keluarga yang baik dan menyenangkan. 


Kemudian sebagai seorang hamba Allah, tetaplah seorang perempuan harus mengutamakan Allah dengan beribadah dan mengikuti ajaran dan perintah-Nya, serta menjauhi larangan-Nya. Dengan beriman kepada Allah, seorang perempuan bisa menjalankan kehidupannya dengan baik, sehingga dapat diterapkan pula ke dalam keluarganya.


Lalu sebagai seorang ibu, seorang perempuan memiliki banyak tanggung jawab dalam menciptakan keluarga yang nyaman. Seorang ibu berperan dalam memastikan tumbuh kembang seorang anak dengan baik, mulai dari kesehatan, pendidikan, keterampilan, adab dan etika, serta berbagai hal kehidupan lainnya. 


Namun tak berarti tidak ada peran seorang suami yang harus mendampinginya. Sebab seorang perempuan, seorang ibu, juga seorang manusia yang mempunyai keterbatasan fisik dan mental. Ada hal yang sangat perlu pula dijaga, agar kondisi dan kehidupan seorang perempuan sebagai ibu tetap dalam keadaan bahagia dan nyaman, demi menjaga kebaikan dalam keluarga.


Keluarga itu idealnya harus saling support, harus saling mengasihi, saling menyayangi, saling mengerti dan empati, saling membahagiakan, menyenangkan, serta mendoakan hal-hal baik.


Saat ini aku bersyukur dengan adanya diriku dan keluarga yang kumiliki. Aku masih bisa menjaga keluargaku dengan baik. Aku pun masih bisa berdaya dan berkarya sebagai seorang perempuan merdeka tanpa harus melupakan kewajibanku sebagai seorang anak dari orang tuaku, sebagai istri dan sebagai ibu.


Alhamdulillah. Selalu Bersyukur.


Jika ada yang merasa tak beruntung karena tak merasa memiliki keluarga, jangan khawatir, karena ada keluarga pun tak melulu hanya dengan orang sedarah. Masih banyak orang-orang yang bisa dianggap sebagai keluarga dengan segala kebaikannya.


Allah memberikan keluarga pada kita sesuai dengan kehendak-Nya. Bisa dengan siapa saja dan dari mana saja. Sedarah ataupun tak sedarah. Begitu pula yang kurasakan, selain keluarga sendiri, aku pun memiliki orang-orang baik yang kuanggap juga sebagai keluargaku.


Keluarga adalah hadiah dari Allah

Untuk dibahagiakan dan dikasihi

Keluarga bagai tempat yang indah

Untuk selalu saling menyayangi




#KelasPersiapan

#programKLIP2022

#KelasLiterasiIbuProfesional

#ibuprofesional2022

#ibuprofesionalforindonesia

#semestakaryauntukindonesia

#womenincooLABoration

#IP4ID2022

#KLIP2022MengantarCahaya

#KLIP22

#Maretke11





Senin, 07 Maret 2022

Aku dan Cerita tentang Perpustakaan

 




Perpustakaan ini salah satu tempat favoritku sejak zaman sekolah di SMA dan kuliah, selain kantin tentunya. Sebuah ruangan yang penuh dengan buku-buku, tempat yang tenang karena tak boleh berisik jika berada di dalamnya, tempat yang paling enak buat menyepi dari keriuhan saat istirahat sekolah maupun selepas kuliah.


Jadi kangen juga sama perpustakaan! Sudah sangat lama sekali aku tak pernah menyentuh yang namanya perpustakaan. Terakhir pergi ke perpustakaan kota saja sudah lama sekali, seingatku mungkin sekitar tujuh tahun lalu. Hmm … itu pun bukan untuk membaca atau meminjam buku, melainkan untuk menghadiri acara sekolah anak yang diadakan di perpustakaan. Kocak! 😄



Flashback kenangan perpustakaan saat SMA


Perpustakaan sekolah yang tak terlalu besar, tetapi cukup nyaman bagiku. Jika aku tak menemukan informasi ataupun jawaban dari tugas sekolah, perpustakaan jadi tempat utama yang aku kunjungi. Ya maklum saja, zaman itu belum ada google dan sejenisnya. Buku rangkuman pengetahuan saja paling top kala itu judulnya RPUL (Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap). Itu buku yang paling sering aku baca setiap harinya, selain baca kamus Bahasa Inggris 😅. 


Kadangkala saat istirahat, terutama kala aku sedang berpuasa daripada melihat teman-teman asyik dengan cemilannya, aku juga berkunjung untuk membaca buku cerpen atau buku apa saja yang kutemukan menarik untuk dibaca. Mengobrol sesuatu yang tak ingin didengar orang lain pun sering aku lakukan di perpustakaan. Biasanya kalau ada teman yang ingin curhat 🤭, walaupun berbicara harus berbisik-bisik di balik buku.


Yang paling aku ingat lagi, kala sekolah sedang ramai mengadakan kegiatan class meeting setelah selesai ulangan semester, aku dan beberapa teman pergi ke perpustakaan untuk menonton final bola basket NBA. Perpustakaan sekolahku memang keren, walaupun harus tenang, tetapi tetap tersedia televisi dengan setelan volume yang mungkin hanya bisa didengar jika aku menempelkan daun telinga ke speaker televisi model tabung itu. Tapi tak mengapa, saat itu petugas perpustakaan sedikit berbaik hati mengizinkan.


Memang zaman SMA itu yang membahagiakan bukan cuma waktu menang main basket antar sekolah, tetapi perpustakaan juga punya cerita untukku. Oya satu lagi, siswa yang suka ke perpustakaan kala itu, biasanya akan ada tambahan cap sebagai siswa yang rajin membaca dan pintar, lho 😁. Mereka tidak tahu saja aku sebenarnya berada di urutan rangking ke berapa hehe ….



Perpustakaan Zaman Kuliah


Lain saat SMA, lain pula saat kuliah. Tujuan utamanya memang adalah untuk mencari buku-buku yang menunjang mata kuliah yang kupilih. Seingatku saat kuliah pun, google pun masih belum aku gunakan. Handphone saja masih yang hanya bisa menelepon, berkirim pesan, bermain game tetris atau ular-ularan, dan buat senter darurat. Walaupun aku sudah ada laptop pemberian dari om dan tante, tetapi untuk jejaring internet pun masih minim sekali saat itu. 


Perpustakaan di kampusku cukup besar dibandingkan saat SMA yang hanya sebuah ruangan. Ada tiga tingkat jika tak salah ingat. Lantai paling atas itu khusus kumpulan buku skripsi dari para mahasiswa yang sudah lulus.


Aku suka berada di perpustakaan ini, karena jelas sekali akan banyak buku-buku yang bisa aku dapatkan untuk tambahan informasi jika ada tugas dari dosen. Sesekali aku meminjam buku sesuai mata kuliah atau buku bacaan ringan seperti kumpulan cerpen. 


Sama dengan saat SMA, perpustakaan saat di kampus, juga salah satu tempat tujuan untuk bersantai dengan teman akrabku. Kami tetap membaca buku yang menarik untuk kami membaca sembari menunggu jam mata kuliah berikutnya, tetapi sesekali juga sambil mengobrol ringan sekedar curhat tentang dosen atau kakak tingkat yang rese 😁.


Nah iya, perpustakaan kampus ini juga tujuanku jika ada kakak tingkat yang memaksaku untuk ikut demonstrasi. Aku bukan mahasiswa yang suka demonstrasi, jadi pernah suatu ketika, kakak tingkat melihatku hanya di depan kelas menonton persiapan mereka yang hendak demo entah tentang apa, aku pun didatangi dan dipaksa untuk ikut serta karena aku mahasiswa baru. Dengan seribu macam alasan, aku pergi dengan cepat ke perpustakaan dengan dalih banyak tugas. Tak akan ada yang berani gaduh di perpustakaan.


Banyak memori di perpustakaan kampus selain tempatnya mencari buku. Di perpustakaan itu pula, aku mengejar deadline mengerjakan skripsi selama sekitar enam bulan. Mulai dari awal menentukan judul hingga akhirnya menuntaskan daftar pustaka skripsi. Di salah satu ruangan perpustakaan itu pula, aku menerima pengumuman sebagai salah satu mahasiswa dengan nilai bagus di jurusan dan juga lulus tes pekerjaan di sebuah perusahaan tambang ternama. 


Kenangan perpustakaan ternyata tak melulu soal buku-buku bacaan. Ada banyak hal yang terjadi juga di perpustakaan.


Yang jelas, aku masih punya PR dan janji  untuk mengajak anak-anakku ke perpustakaan daerah kota 🤭. Walaupun sebagian buku-buku bacaan sudah ada di  aplikasi Ipusnas, tetap saja ada rasa berbeda jika membaca langsung buku fisik. 


Semoga segera bisa terlaksana pergi ke perpustakaan lagi! ☺️





#TemaTantanganMenulisKLIP
#TemaTantanganMenulisKLIP2022
#programKLIP2022
#KelasLiterasiIbuProfesional
#ibuprofesional2022
#ibuprofesionalforindonesia
#semestakaryauntukindonesia
#womenincooLABoration
#IP4ID2022
#KLIP2022MengantarCahaya

#KLIP22

#Maretke7

Kamis, 03 Maret 2022

Sampah Hilang, Hati dan Pikiran Senang

 


Tantangan tema menulis yang lalu berkisah tentang bagaimana julid banyak terjadi di lingkungan sekitar kita. Begitu pula pengaruhnya yang terjadi pada diri sendiri, yang bisa membuat keresahan dan penyakit hati. Sementara itu pada orang yang kena julid, jika ia mendengar, maka tak jarang pada sebagian orang bisa mempengaruhi kehidupannya, namun pada sebagian orang lainnya pun, bisa jadi tak berpengaruh, hanya dibiarkan saja.


Julid itu termasuk juga salah satu sampah yang ada di dalam hati, pikiran dan hati kita. Selain itu ada pula jenis lain, seperti rasa amarah, kekesalan, kekecewaan, iri hati, perasaan dendam, merasa diperlakukan tidak adil, merasa rendah diri, tidak percaya diri, sifat egois, dan mungkin banyak lagi.


"Aku kesal dengan ibuku yang selalu membela adikku!"


"Aku benci melihat temanku selalu mendapat juara satu!"


"Mengapa aku seperti ini, sementara dia sangat istimewa!"


"Pokoknya, aku tak akan memberikan bantuan untuknya!"


"Aku tak akan memaafkan dirinya yang melukai hatiku!"


"Apalah diriku ini, hanya anak dari keluarga yang tak berada!"


"Sampai kapanpun, akan aku ingat selalu perbuatannya pada keluargaku!"


Beberapa kalimat di atas adalah contoh dari ungkapan di dalam hati atas hasil pikiran, yang disebabkan karena adanya masalah. Akhirnya timbullah kalimat-kalimat negatif seperti itu, yang keluar dari mulut maupun hanya tersimpan dalam hati.


Contoh-contoh kalimat di atas tersebut ada yang pernah terucap olehku, sehingga membuat detak jantungku berdetak lebih kencang, merasuk ke dalam hati hingga pikiranku pun terkadang menjadi tak menentu. 


Kok bisa? Iya bisa. Yang kurasakan sangatlah tidak enak. Walaupun di awal ada kepuasan dalam diri karena sudah meluapkan amarah, emosi, atau kekesalan yang dialami, namun ada sebuah perasaan lain pula yang muncul seakan memintaku untuk mengucapkan istighfar sebanyak-banyaknya.


Pikiran-pikiran dan ucapan-ucapan negatif itulah yang lama kelamaan menjadi tumpukan sampah di dalam diri. Tak terlihat namun secara tak sadar akan mempengaruhi diri. Aku tahu betul rasanya memiliki sampah di dalam hati, tak enak, baunya merasuk ke seluruh diri. Astaghfirullah.



Hati yang Sangkal Terus-Menerus


Ada perasaan sangkal yang membuat dada seakan seperti ditumpuk beban berat. Terkadang melakukan pekerjaan apapun bisa menjadi tak fokus dan tak konsentrasi, karena setiap saat memikirkan hal-hal yang tak sesuai dengan keinginannya. Rasanya ingin pula membalas atau membuat orang lain itu merasakan apa yang sedang dirasakan.



Pikiran Terganggu


Saling berkaitan dengan keadaan hati, pikiran adalah sesuatu yang juga bisa terganggu. Di dalam kepala mungkin terus berputar rasa emosi, marah dan kesal. Akhirnya pun bisa membuat pikiran kacau, hingga menderita sakit kepala yang terkadang pun bisa merambah ke penyakit lain, seperti gangguan pencernaan dan tekanan darah tinggi.



Hidup Terasa Sempit dan Buang Waktu


Hati terbebani, pikiran terganggu, muncul penyakit, hingga merasa hidup ini seolah tak adil, seolah hanya berpihak ke orang lain. Hidup terasa sempit sehingga banyak waktu yang menjadi terbuang, karena sibuk dengan menimbun hal negatif menjadi tumpukan sampah di dalam diri. 



Masing-masing orang punya cara untuk mengatasi dan menghilangkan sampah di hati dan pikiran. Begitu pula diriku. Aku pernah merasakan susahnya melupakan sesuatu yang menyakitkan dan hal yang membuatku marah. Bayangan saat disakiti, saat dikecewakan, saat dibuat marah dan emosi, terkadang muncul di hadapan secara tiba-tiba.


Berdamai dengan Diri Sendiri


Memulai dari niat yang dikuatkan dari dalam diri dan memahami lebih dalam bahwa Allah saja Maha Pemaaf. Aku berdamai dengan diri sendiri. Berdamai dengan segala hal negatif yang menjadi sampah tak berbau namun dapat memudarkan aura kebahagiaan dalam diri. 


Berdamai dengan diri sendiri aku lakukan dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah, memohon doa, ampunan dan petunjuk-Nya. Perlahan-lahan, sedikit demi sedikit aku membuang tumpukan sampah di diri dengan hati yang ikhlas dan melepaskan pikiran negatif, menyerahkan segala sesuatunya hanya pada Allah yang Maha Mengetahui segala hal terbaik untukku.



Belajar Memaafkan dan Introspeksi Diri


Tak hanya berdamai dengan diri sendiri, menerima segala hal yang menimpa diri ini, sampah di hati pun berusaha dilenyapkan dengan memaafkan orang atau sesuatu hal yang menyebabkanku sampai lupa diri dan menumpuk sampah di hatiku. Aku belajar untuk meluaskan pintu maaf, serta tak lupa mengintrospeksi diri sendiri yang sangat kusadari pasti masih banyak kekurangan dan kelemahan.


Apa yang aku pikirkan dan inginkan, belum tentu sama dengan yang orang lain alami. Begitupun sebaliknya. Mencoba untuk belajar empati pada sesuatu yang membuat kacau hati, pikiran dan hidupku dengan tumpukan sampah itu. 


Mencintai Diri Sendiri, Tidak Membiarkan Sampah Menumpuk


Satu-satunya yang bisa membuat tak ada sampah pada diri, hati dan pikiran, adalah diri kita sendiri, diriku sendiri. Mungkin aku pernah membiarkan sampah hati itu bersemayam, namun aku sadar bahwa aku tak bisa apatis dengan keberadaannya yang mengganggu. 


Aku berusaha untuk tak terlalu banyak mendengar sesuatu yang tak perlu dan tak penting, cukup diresapi dan dipilah, mana yang positif, agar hal negatif tak sempat lagi menyapa dan menjadi bagian diri lagi. Sesekali, melakukan hening atau meditasi, bisa membuatku hanya memikirkan sesuatu yang baik dan melepaskan segala emosi.



Lalu, apakah saat ini masih suka ada rasa kesal, kecewa, marah dan emosi pada diriku? 


Semua itu adalah perasaan-perasaan yang wajar dan lumrah dimiliki oleh setiap orang. Namun jika kita ingin hari-hari selalu terasa bahagia dan selalu positif, segala rasa negatif yang muncul bisa dikelola dahulu dengan baik, diselesaikan dengan tuntas, sebelum sempat menggantung menjadi sampah permanen di diri, hati dan pikiran. 


Tetap mengingat bahwa kita adalah hamba Allah yang penuh kekurangan dan kelemahan, sehingga ada kontrol dalam diri kita untuk dapat menerima dan memaafkan hal negatif atau buruk yang menghampiri. Sehingga dengan hati yang bersih, pikiran yang jernih, hidup pun menjadi lebih berwarna dan membahagiakan.




#KLIP22

#Maretke4

#TTMsampah

#TemaTantanganMenulisKLIP

#TemaTantanganMenulisKLIP2022

#programKLIP2022

#KelasLiterasiIbuProfesional

#ibuprofesional2022

#ibuprofesionalforindonesia

#semestakaryauntukindonesia

#womenincooLABoration

#IP4ID2022

#KLIP2022MengantarCahaya

Bundles of Stories - Simplicity Writing

Waktu itu Berharga

    Aku menutup buku catatan harianku setelah selesai menuliskan rencana kegiatan untuk esok hari. Ini satu diantara kegiatan di akhir har...