Tantangan tema menulis yang lalu berkisah tentang bagaimana julid banyak terjadi di lingkungan sekitar kita. Begitu pula pengaruhnya yang terjadi pada diri sendiri, yang bisa membuat keresahan dan penyakit hati. Sementara itu pada orang yang kena julid, jika ia mendengar, maka tak jarang pada sebagian orang bisa mempengaruhi kehidupannya, namun pada sebagian orang lainnya pun, bisa jadi tak berpengaruh, hanya dibiarkan saja.
Julid itu termasuk juga salah satu sampah yang ada di dalam hati, pikiran dan hati kita. Selain itu ada pula jenis lain, seperti rasa amarah, kekesalan, kekecewaan, iri hati, perasaan dendam, merasa diperlakukan tidak adil, merasa rendah diri, tidak percaya diri, sifat egois, dan mungkin banyak lagi.
"Aku kesal dengan ibuku yang selalu membela adikku!"
"Aku benci melihat temanku selalu mendapat juara satu!"
"Mengapa aku seperti ini, sementara dia sangat istimewa!"
"Pokoknya, aku tak akan memberikan bantuan untuknya!"
"Aku tak akan memaafkan dirinya yang melukai hatiku!"
"Apalah diriku ini, hanya anak dari keluarga yang tak berada!"
"Sampai kapanpun, akan aku ingat selalu perbuatannya pada keluargaku!"
Beberapa kalimat di atas adalah contoh dari ungkapan di dalam hati atas hasil pikiran, yang disebabkan karena adanya masalah. Akhirnya timbullah kalimat-kalimat negatif seperti itu, yang keluar dari mulut maupun hanya tersimpan dalam hati.
Contoh-contoh kalimat di atas tersebut ada yang pernah terucap olehku, sehingga membuat detak jantungku berdetak lebih kencang, merasuk ke dalam hati hingga pikiranku pun terkadang menjadi tak menentu.
Kok bisa? Iya bisa. Yang kurasakan sangatlah tidak enak. Walaupun di awal ada kepuasan dalam diri karena sudah meluapkan amarah, emosi, atau kekesalan yang dialami, namun ada sebuah perasaan lain pula yang muncul seakan memintaku untuk mengucapkan istighfar sebanyak-banyaknya.
Pikiran-pikiran dan ucapan-ucapan negatif itulah yang lama kelamaan menjadi tumpukan sampah di dalam diri. Tak terlihat namun secara tak sadar akan mempengaruhi diri. Aku tahu betul rasanya memiliki sampah di dalam hati, tak enak, baunya merasuk ke seluruh diri. Astaghfirullah.
Hati yang Sangkal Terus-Menerus
Ada perasaan sangkal yang membuat dada seakan seperti ditumpuk beban berat. Terkadang melakukan pekerjaan apapun bisa menjadi tak fokus dan tak konsentrasi, karena setiap saat memikirkan hal-hal yang tak sesuai dengan keinginannya. Rasanya ingin pula membalas atau membuat orang lain itu merasakan apa yang sedang dirasakan.
Pikiran Terganggu
Saling berkaitan dengan keadaan hati, pikiran adalah sesuatu yang juga bisa terganggu. Di dalam kepala mungkin terus berputar rasa emosi, marah dan kesal. Akhirnya pun bisa membuat pikiran kacau, hingga menderita sakit kepala yang terkadang pun bisa merambah ke penyakit lain, seperti gangguan pencernaan dan tekanan darah tinggi.
Hidup Terasa Sempit dan Buang Waktu
Hati terbebani, pikiran terganggu, muncul penyakit, hingga merasa hidup ini seolah tak adil, seolah hanya berpihak ke orang lain. Hidup terasa sempit sehingga banyak waktu yang menjadi terbuang, karena sibuk dengan menimbun hal negatif menjadi tumpukan sampah di dalam diri.
Masing-masing orang punya cara untuk mengatasi dan menghilangkan sampah di hati dan pikiran. Begitu pula diriku. Aku pernah merasakan susahnya melupakan sesuatu yang menyakitkan dan hal yang membuatku marah. Bayangan saat disakiti, saat dikecewakan, saat dibuat marah dan emosi, terkadang muncul di hadapan secara tiba-tiba.
Berdamai dengan Diri Sendiri
Memulai dari niat yang dikuatkan dari dalam diri dan memahami lebih dalam bahwa Allah saja Maha Pemaaf. Aku berdamai dengan diri sendiri. Berdamai dengan segala hal negatif yang menjadi sampah tak berbau namun dapat memudarkan aura kebahagiaan dalam diri.
Berdamai dengan diri sendiri aku lakukan dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah, memohon doa, ampunan dan petunjuk-Nya. Perlahan-lahan, sedikit demi sedikit aku membuang tumpukan sampah di diri dengan hati yang ikhlas dan melepaskan pikiran negatif, menyerahkan segala sesuatunya hanya pada Allah yang Maha Mengetahui segala hal terbaik untukku.
Belajar Memaafkan dan Introspeksi Diri
Tak hanya berdamai dengan diri sendiri, menerima segala hal yang menimpa diri ini, sampah di hati pun berusaha dilenyapkan dengan memaafkan orang atau sesuatu hal yang menyebabkanku sampai lupa diri dan menumpuk sampah di hatiku. Aku belajar untuk meluaskan pintu maaf, serta tak lupa mengintrospeksi diri sendiri yang sangat kusadari pasti masih banyak kekurangan dan kelemahan.
Apa yang aku pikirkan dan inginkan, belum tentu sama dengan yang orang lain alami. Begitupun sebaliknya. Mencoba untuk belajar empati pada sesuatu yang membuat kacau hati, pikiran dan hidupku dengan tumpukan sampah itu.
Mencintai Diri Sendiri, Tidak Membiarkan Sampah Menumpuk
Satu-satunya yang bisa membuat tak ada sampah pada diri, hati dan pikiran, adalah diri kita sendiri, diriku sendiri. Mungkin aku pernah membiarkan sampah hati itu bersemayam, namun aku sadar bahwa aku tak bisa apatis dengan keberadaannya yang mengganggu.
Aku berusaha untuk tak terlalu banyak mendengar sesuatu yang tak perlu dan tak penting, cukup diresapi dan dipilah, mana yang positif, agar hal negatif tak sempat lagi menyapa dan menjadi bagian diri lagi. Sesekali, melakukan hening atau meditasi, bisa membuatku hanya memikirkan sesuatu yang baik dan melepaskan segala emosi.
Lalu, apakah saat ini masih suka ada rasa kesal, kecewa, marah dan emosi pada diriku?
Semua itu adalah perasaan-perasaan yang wajar dan lumrah dimiliki oleh setiap orang. Namun jika kita ingin hari-hari selalu terasa bahagia dan selalu positif, segala rasa negatif yang muncul bisa dikelola dahulu dengan baik, diselesaikan dengan tuntas, sebelum sempat menggantung menjadi sampah permanen di diri, hati dan pikiran.
Tetap mengingat bahwa kita adalah hamba Allah yang penuh kekurangan dan kelemahan, sehingga ada kontrol dalam diri kita untuk dapat menerima dan memaafkan hal negatif atau buruk yang menghampiri. Sehingga dengan hati yang bersih, pikiran yang jernih, hidup pun menjadi lebih berwarna dan membahagiakan.
#KLIP22
#Maretke4
#TTMsampah
#TemaTantanganMenulisKLIP
#TemaTantanganMenulisKLIP2022
#programKLIP2022
#KelasLiterasiIbuProfesional
#ibuprofesional2022
#ibuprofesionalforindonesia
#semestakaryauntukindonesia
#womenincooLABoration
#IP4ID2022
#KLIP2022MengantarCahaya