Selasa, 17 Agustus 2021

Semangat untuk Merdeka

 

Hari kemerdekaan negara Indonesia jatuh pada hari Selasa ini. Libur tanggal merah juga tidak digeser seperti halnya libur hari besar 1 Muharam minggu lalu, libur tetap hari ini.


Ini tahun kedua di saat pandemi, kita merayakan hari kemerdekaan 17 Agustus. Kalau tahun lalu kami di Samarinda, tahun ini kami di Balikpapan, karena baru selesai dari isolasi mandiri dan masih ada PPKM yang diperpanjang hingga 23 Agustus nanti.


Libur tanggal merah tujuh belasan dimulai tadi pagi dengan mengikuti upacara secara virtual bersama sekolah anak-anak. Upacara sempat diundur dari yang semula dijadwalkan pukul 07.30 menjadi pukul 10.00. Ini karena cuaca yang kurang mendukung, dimana hujan turun deras di Samarinda, begitu pun di Balikpapan.


Jadi kami menunggu instruksi dari sekolah untuk mengikuti pelaksanaan upacara. Jika tadi hujan tak kunjung reda sampai jam 9, maka para guru bersepakat akan mengikuti upacara dari televisi yang diselenggarakan istana negara di Jakarta. Namun syukurlah sekitar jam 9 hujan pun reda di Samarinda.


Anak-anak bersiap menggunakan seragam hari Senin lengkap, lalu duduk di depan tablet menonton live streaming melalui platform Facebook.


Ini juga merupakan bagian dari tugas, yang mana setiap anak diwajibkan mendokumentasikan berupa foto kegiatan mengikuti upacara hari kemerdekaan tersebut, lalu mengupload foto dokumentasinya ke link pada Google Classroom. 


Sekolah juga mengadakan lomba tujuh belasan bagi seluruh siswa. Lomba-lombanya antara lain adalah lomba foto bersama orang tua bertema tentang kemeriahan kemerdekaan dengan menunjukkan kegiatan lomba tujuh belasan, seperti makan kerupuk, memasukkan paku kedalam botol atau membawa kelereng dengan sendok di mulut.


Lalu ada juga lomba menyanyi lagu nasional pilihan yaitu lagu hari merdeka, syukur atau ibu pertiwi. Ini dikhususkan untuk siswa kelas 1 sampai dengan kelas 3. Sementara untuk kelas 4 sampai dengan kelas 6 adalah lomba video menceritakan tentang sejarah kemerdekaan.


Aku mengajak anak-anak untuk ikut berpartisipasi di lomba ini. Jadi kami membuat foto kegiatan lomba makan kerupuk dan memasukkan stik es krim ke dalam botol (kami tidak punya paku). Tentu saja anak-anak antusias, walaupun ada saja drama dari anak bungsu yang kelas 1 SD.


Tak lupa aku meminta anak sulung dan juga ayahnya mencetak bendera merah putih untuk ditempelkan di dinding sebagai hiasan, karena kami tak sempat membeli bendera atau hiasan merah putih di toko. Minimal ada hiasan di dinding yang bisa meramaikan sedikit background untuk mengambil foto.


Dimulai dengan foto untuk lomba makan kerupuk, yang mana dari kemarin kita sudah membelinya dari paman sayur yang lewat masuk ke kompleks perumahan. Pesertanya adalah anak kedua dan ketiga serta ayahnya. Cukup seru walau ada drama ingin menang menghabiskan kerupuk dari si anak bungsu.


Kemudian lomba kedua, kami mengambil foto untuk lomba memasukkan stik es krim ke dalam botol. Pesertanya tetap sama, karena si kakak sedang ada yang dikerjakan, tapi dia tetap menjadi tim sorak-sorak. Sementara aku, tentu saja sebagai fotografer ala-ala.


Foto yang terambil terus terang mungkin tidak seprofesional yang sudah ahli, tapi cukup lumayan bagiku. Aku tinggal mengedit sedikit untuk menyesuaikan, lalu aku posting di media sosial Instagram anak-anak masing-masing. 


Untuk lomba menyanyi dan bercerita sejarah kemerdekaan masih belum kita lakukan, karena masih belum tahu, jadi ikut berpartisipasi atau tidak. Jika anak bungsu sudah siap, mungkin besok kita akan coba. Sejauh ini dia masih berusaha menghafal dan menyesuaikan dengan iringan irama lagu.


Paling tidak, kita ikut merayakan hari kemerdekaan. Dengan mengadakan lomba sederhana saja di rumah bersama anggota keluarga, anak-anak juga bisa sambil belajar bahwa meraih kemenangan itu tidak mudah, tapi butuh perjuangan keras.


Kita bisa menang, bisa juga kalah. Kalah bukan berarti lantas marah (nah, ini tadi kejadian dengan si anak bungsu yang masih berambisi untuk menang). Kalah artinya berjuang kembali untuk bisa menang di kesempatan berikutnya. Dan yang menang bukan artinya bisa bersantai dan membully yang kalah.


Meraih merdeka itu harus dengan kerja keras, usaha yang tiada henti serta tak lupa berdoa.


Seperti saat ini, kita sedang berusaha juga bebas, merdeka, dari pandemi yang berimbas ke segi manapun di masyarakat luas. Memohon kepada Allah tentunya setiap saat untuk segala kebaikan agar kita merdeka dari ikatan pandemi ini, dan meraih kemerdekaan diri yaitu kesehatan dan kebebasan beraktivitas dengan tanggung jawab yang lebih baik.


Bismillah, semoga Allah selalu melindungi kita. Aamiin.





#KLIP2021

#Agustuske17


Minggu, 15 Agustus 2021

Film "Selesai": Imbas Ketidaksetiaan

 

Tompi baru saja menjadi sutradara pada film keduanya bersama Imam Darto, sebagai penulis script. Dari sumber berita yang kubaca, sebelumnya mereka pernah berkolaborasi pada film Pretty Boys, yang sepertinya belum sempat aku tonton.


Film Selesai ini ditayangkan di aplikasi streaming Bioskop Online. Yang berbeda disini dari beberapa platform aplikasi menonton film, pada aplikasi Bioskop Online ini kita harus membeli tiket untuk bisa menonton film seperti layaknya kita pergi ke bioskop sesungguhnya. Namun tiket yang dibeli dapat digunakan menonton dengan durasi 48 jam sejak kita membelinya.


Tiket yang harus dibayar untuk film ini adalah senilai 40 ribu belum termasuk pajak. Dan cara pembayarannya pun variatif. Disini aku menggunakan aplikasi pembayaran Ovo yang menurutku juga mudah.



Pemeran Film yang Pas (Sesuai)


Bintang film yang memerankan film ini bisa dibilang menurutku pas, sesuai saja. Akting mereka bagus dan menjiwai sekalk. Sebut saja pemeran utamanya seperti Gading Marten yang memerankan tokoh Broto, Ariel Tatum sebagai Ayu sang istri sah dari Broto, dan Anya Geraldine yang memerankan tokoh pelakor. 


Didukung pula oleh Tika Panggabean sebagai Yani, Marini sebagai ibu mertua Ayu dan Farish Nahdi sebagai Dimas, adik Broto. Bahkan Imam Darto juga ikut mengambil peran disini sebagai pacar Yani.



Terlihat Baik-Baik Saja


Settingan latar film ini berkonsentrasi di sebuah rumah yang menurutku nyaman untuk sepasang suami istri. Disitulah pasangan Broto dan Ayu tinggal. Mereka ditemani oleh Yani, seorang pembantu rumah tangga. 


Rumah tangga yang terlihat adem ayem ternyata menyimpan sesuatu yang berkebalikan. Istri yang memendam rasa kecewa dan sakit hati karena sang suami selama dua kali, dua tahun, menyakiti dirinya karena berselingkuh dengan seorang perempuan bernama Anya. 


Sosok istri yang terlihat anggun dan tegar menurutku. Bisa memaafkan dan menerima suaminya yang telah berkhianat kepadanya. Bisa diam dan seolah tenang, dengan dalih kasihan dan sayang kepada ibu mertuanya.



Perasaan Yang Mulai Tidak Tahan


Memendam sesuatu yang tak enak tentunya tak selamanya juga enak. Perasaan terabaikan karena adanya seorang pelakor akhirnya membuat Ayu tak tahan. 


Sebuah underwear bertuliskan nama Anya, selingkuhan Broto, dengan emosi dilemparkan Ayu. 


Istri mana yang tahan dengan kelakuan suami yang tega berselingkuh berulang kali, bahkan dengan wanita yang sama. Jalan satu-satunya adalah meminta cerai dan pergi dari rumah nyaman itu.


Broto memang egois disini. Disaat rumah tangganya seperti diujung tanduk, dia masih saja tak bisa melepaskan diri dari selingkuhannya.



Mertua Membuka Tabir Rahasia


Sesaat hendak meninggalkan rumah setelah bertengkar hebat, tiba-tiba mertua kesayangan Ayu, ibunya Broto, datang dan hendak menginap di rumah mereka.


Alhasil mereka pun bersandiwara seolah tak terjadi apa-apa. Keinginan Ayu pun terpaksa tertahan karena melihat mertuanya begitu baik dan memperhatikan hubungan rumah tangga mereka.


Ternyata Yani adalah mata-mata ibu mertua Ayu yang sengaja diminta menjadi pembantu mereka. Ibu mertua Ayu sudah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada rumah tangga mereka.


Bukan cuma mengetahui tentang Broto dengan Anya, tapi juga tentang Ayu yang ternyata sering menghubungi Dimas, adik Broto, untuk sekadar curhat karena kesepian dan sakit hati karena perselingkuhan yang dilakukan Broto. 


Sayangnya Ayu tak mendapat tanggapan lebih jauh dari Dimas yang menyadari bahwa dia menghormati iparnya. 



Kesepian dan Depresi


Ternyata drama penemuan underwear dan pesan-pesan teks dan telepon ke nomor Dimas adalah buntut dari rasa kecewa dan kesepian Ayu yang ia buat sendiri.


Rasa cintanya pada Broto seperti tidak terbalaskan dengan sempurna, sehingga ia merasa seperti orang yang tak dibutuhkan. Dia sendiri. Kesepian.


Seorang istri yang memendam rasa cinta sekaligus kecewa karena perselingkuhan suaminya sendiri akhirnya bisa membuat depresi. Dia berhalusinasi. Dia sakit hati, menanggung beban kekecewaan, apalagi saat ditambah berita bahwa selingkuhan suaminya positif hamil. 


Terlihat bahwa dunia seorang istri hancur. Bukan saja karena pengkhianatan suaminya, tapi juga menerima kenyataan bukan dia yang akan memberikan cucu bagi mertuanya, tapi justru sang pelakor. Miris.



Pesan Bagi Lelaki (Hmm)


Setialah. Jika memang sudah jatuh cinta dan mengikrarkan diri menjadi seorang suami dari seorang istri, maka setialah kepada istri. Cinta yang memang sebenar-benarnya cinta. Bukan cinta sesaat karena nafsu sesaat dengan orang lain, lalu mengambil jalan pintas dengan selingkuh.


Akan ada hati yang tersakiti tentunya. Bahkan orang yang tersakiti bisa jadi akan mengambil jalan yang terkadang bisa tidak masuk akal, demi untuk membalaskan dendam sakit hatinya.


Ya, mungkin tidak semua istri. Tidak semua wanita. Tapi film ini bisa dibilang mewakili kejadian yang mungkin saja dan kerap terjadi di sebuah rumah tangga. Dalam realitanya, mungkin saja ada.



Film Dewasa Yang Ringan Ditonton


Menurutku film ini bagus ditonton oleh para pasangan suami istri atau yang mungkin akan menikah. Bahwa kehidupan rumah tangga itu membutuhkan komitmen dan kesetiaan.


Setidaknya itu pesan yang bisa diambil dari film ini. Tidak terlalu berat untuk ditonton dengan durasi tidak sampai dua jam. Film ini disajikan dengan santai, walaupun ada kata-kata yang sedikit vulgar digunakan. Plus ada juga adegan panas namun hanya samar. Itu sebabnya film ini diberi rating usia 17 tahun keatas.


But, ini menjadikan film Selesai jadi asyik untuk ditonton. Ending film terlihat menggantung dan seperti membuat penonton menebak-nebak apa kelanjutan ceritanya. 


Aku cukup surprised dengan plot twist yang disajikan di film kolaborasi Tompi dan Imam Darto ini. So, merapat ke Bioskop Online buat lihat sendiri ending-nya, ya!



Sumber foto: google imdb



#reviewfilmchindis

#filmselesai

#KLIP2021

#Agustuske15

Bundles of Stories - Simplicity Writing

Waktu itu Berharga

    Aku menutup buku catatan harianku setelah selesai menuliskan rencana kegiatan untuk esok hari. Ini satu diantara kegiatan di akhir har...