Senin, 24 Mei 2021

Galih dan Ratna: Film Remake Gita Cinta



Galih dan Ratna. Sepertinya orang yang masa remajanya sekitar akhir tahun 70an menuju tahun 80an tahu akan nama ini. Yap, di tahun 1979, tayang film romansa remaja tentang dua tokoh, Galih dan Ratna, dengan judul film Gita Cinta dari SMA. Film ini cukup populer, dibintangi oleh aktor Rano Karno dan aktris Yessy Gusman. Mereka adalah artis yang boleh dibilang menjadi bintangnya perfilman pada era itu.


Seperti ingin membangkitkan memori film Gita Cinta ini, sutradara Lucky Kuswandi pun membuat film drama remaja yang merupakan remake dari film legendaris itu. Diberi judul sesuai dengan tokohnya, Galih dan Ratna. Film ini tayang di tahun 2017, dengan durasi yang cukup sekitar 112 menit.


Aku sebenarnya terbilang telat menonton film ini. Di tahun 2017 itu aku hanya sempat melihat trailer film dan video soundtrack yang dibawakan oleh trio GAC (Gamaliel, Audrey dan Cantika) dengan judul lagu yang juga sama dengan filmnya, Galih dan Ratna. Lagu yang awalnya dibawakan oleh penyanyi kenamaan Chrisye ini dibawakan GAC dengan lebih fresh ala anak-anak remaja zaman sekarang. 


Balik ke filmnya, tokoh Galih dan Ratna versi milenial kali ini diberikan kepada Refal Hady dan Sheryl Sheinafia. Sementara artis pendukung lainnya diantaranya ada Joko Anwar sebagai Pak Dedy, Marissa Anita sebagai Tantri (tantenya Ratna), Ayu Dyah Pasha sebagai Mirna (ibunya Galih), Hengky Tornando sebagai Oka (ayah Ratna), dan Sari Koeswoyo sebagai kepala sekolah SMA Budi Pekerti. Di film ini sebenarnya hadir juga Rano Karno dan Yessy Gusman sebagai cameo di awal mulainya film, mungkin seperti ingin bernostalgia bahwa ini dahulu adalah film tentang mereka ❤. Juga ada beberapa bintang tamu yang sempat 'mampir' saat scene pembukaan toko Galih, seperti Abdee Slank, Triawan Munaf, Indra Bekti dan beberapa lainnya.


Film ini dibuka dengan kepindahan Ratna dari Jakarta ke Bogor karena ayahnya bertugas di luar negeri. Ratna harus menerima tinggal sementara dengan tantenya yang pembawaannya selalu ceria. Ibu Ratna sudah lama meninggalkannya, untuk cinta yang lain. Ratna pun harus pindah ke sekolah baru, tempat seorang remaja laki-laki bernama Galih bersekolah.


Galih adalah seorang siswa yang tak banyak bicara, terpaksa harus berjuang demi mendapatkan beasiswa sesuai keinginan ibunya, agar ia bisa bersekolah dengan baik dan masuk ke jenjang perkuliahan. Sang ibu ingin Galih sukses dan tidak mengikuti jejak ayahnya yang sudah tiada, yaitu menjalankan toko kaset bernama Nada Musik. Toko kaset ini terlibas persaingan zaman sekarang yang sudah banyak menggunakan digital. Namun demikian, Galih sampai saat ini pun masih setia dengan walkmannya demi mendengarkan lagu-lagu di kaset pemberian ayahnya.


Ratna suka menulis syair lagu, namun terhalang oleh sang ayah yang tak mau mengenali bakatnya. Ratna merasa hidup ini jadi biasa-biasa saja tanpa tujuan. Sampai suatu ketika, Ratna yang diam-diam memperhatikan Galih di awal dia masuk sekolah, akhirnya berjumpa dengan Galih di koridor sekolah dekat lapangan basket. Mereka pun berbincang dan bertukar pikiran.


Tak disangka Galih mempunyai perasaan dengan Ratna. Begitupun Ratna. Setelah mendengarkan mixtape yang diberikan oleh Galih, mereka pun semakin dekat dan menjalin asmara. Galih begitu mendukung bakat Ratna yang bisa menulis syair dan menyenangi musik. Ratna pun mendukung Galih untuk membangkitkan dan menghidupkan kembali toko Nada Musik. Mereka berusaha untuk menata ulang dan memperkenalkan toko musik peninggalan ayah Galih, yang sebenarnya sudah ingin dijual oleh ibu Galih karena merasa hanya menjadi beban sebab tidak ada pemasukan dan membantu perekonomian keluarga mereka.


Terlalu fokus dengan perombakkan toko, nilai-nilai Galih pun menurun, dan ketahuan oleh guru berjualan mixtape, sehingga menyebabkan beasiswanya dicabut oleh sekolah. Ibu Galih yang mengetahui hal ini pun tak dapat menyembunyikan kekecewaannya. Toko akhirnya dijual oleh ibu Galih.


Sementara itu saat Galih datang ke makan malam di rumah tantenya Ratna, yang waktu itu ada ayah Ratna datang, Galih cukup terkejut saat mengetahui bahwa Ratna telah membeli banyak kaset dari toko untuk diberikan kepada tantenya, yang mana Ratna berkata pesanan kaset yang banyak itu adalah untuk customer di Jakarta. Galih merasa kecewa, selain karena omongan bapak Ratna yang tidak menyukai pengaruh Galih terhadap Ratna hingga ingin kuliah musik, juga karena Ratna telah membohonginya perihal kaset.


Singkat cerita, mereka berdua seakan menjauh. Mereka disibukkan dengan ujian akhir sekolah. Dan akhirnya, saat kelulusan tiba. Galih pun melanjutkan kuliah sesuai kemauan ibunya, kuliah Teknologi di Malang. Mereka bertemu di stasiun kereta api untuk terakhir kalinya sebelum Galih berangkat dan mereka berpisah. Ratna mengatakan bahwa ia juga akan kuliah ke Amerika, bukan karena ayahnya, namun akhirnya karena keinginannya sendiri, kuliah musik. Ratna sempat memberikan kaset berisi rekaman Ratna bermain gitar dan bernyanyi kepada Galih. Dan Galih memberikan ukulele peninggalan bapaknya untuk Ratna.


Akhir cerita yang menurutku sad ending, karena akhirnya mereka berpisah. Atau apakah akan ada part kedua? Hanya sutradara dan produser yang tahu, ya 😊. 


Film ini cukup bagus ditonton, khas drama remaja. Alur yang tidak begitu ribet dengan setting kota Bogor di tahun 2016. Tapi sekali lagi, jangan berharap akan melihat happy ending hehe. Mungkin happy moment disini hanyalah ada pada Ratna yang bisa mewujudkan keinginannya untuk mengembangkan bakat musiknya. Sementara Galih, harus rela mengikuti kemauan sang ibu demi memperbaiki keadaan keluarga.


Walaupun demikian, cerita film ini tetap apik buat menjadi daftar film untuk ditonton. Kalah mau nonton film pendahulunya, Gita Cinta dari SMA, mungkin akan lebih seru lagi kali ya… 😊 Selamat menonton! 




Referensi:
Wikipedia
Film Galih dan Ratna



#reviewfilmchindis

#tulisanchindis

#KLIP

#Meike24

Senin, 17 Mei 2021

Agen Dunia: Film tentang Calo Serba Bisa


Libur lebaran kemarin, salah satu yang dilakukan juga adalah menonton film. Beberapa film sudah aku download, diantaranya berjudul Agen Dunia, melalui platform Disney+ Hotstar. Film ini aku tonton saat sepanjang perjalanan dari Samarinda ke Balikpapan, hitung-hitung untuk mengusir rasa kebosanan duduk di mobil dan supaya di mobil juga tidak sepi-sepi amat, karena anak-anak juga pada tidur.


Well, film Agen Dunia ini ternyata sudah tayang di Disney+ Hotstar sejak tanggal 5 Februari 2021 lalu. Ini termasuk film bergenre komedi romantis dan disutradarai oleh Herwin Novianto yang baru-baru ini juga menyutradarai film Sin, Sejuta Sayang Untuknya dan Yang Tak Tergantikan. 


Agen Dunia mengusung pemain-pemain yang menurutku cukup surprised dalam pemilihannya. Mungkin hanya sutradara atau casting director yang tahu tentang pemilihan pemain untuk memerankan tokoh dalam film ini. Baim Wong disini didaulat menjadi tokoh Jamal, kemudian ada Onadio Leonardo sebagai Reza dan Clara Bernadeth sebagai Citra. See, aku cukup surprised dengan kehadiran Clara Bernadeth bermain di film komedi, tapi disini dia bagus, apik dan cantik banget.


Menurut penjelasan sang sutradara, film yang bertemakan komedi romantis ini ide awal ceritanya karena dia tertarik dengan mitos Perang Bubat yang berlatar belakang Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, dimana Mahapatih Gajah Mada kala itu meminta Putri Diah Pitaloka dari Kerajaan Pajajaran bertolak ke Timur Jawa. Kemudian di tengah jalan tenyata terjadi penyerangan yang menyebabkan sang Putri tewas. Dari sinilah muncul mitos di masyarakat, orang Jawa dan Sunda pantang untuk menikah. Ide dan struktur cerita lalu dikembangkan oleh dua penulis naskah lainnya yaitu M. Haris Suhud dan Syaikhu Luthfi, sehingga menjadi komedi situasi. 


Film berdurasi 77 menit ini dimulai dengan munculnya si tokoh Jamal, seorang agen dunia alias calo serba bisa yang profesinya membantu orang-orang mengatasi masalah, seperti mengurus identitas KTP, mengurus akta, jual beli mobil, sampai ke pembuatan skripsi. Salah satu klien Jamal adalah Reza, yang membayar Jamal untuk membuatkan skripsinya karena ia dituntut oleh sang pacar, Citra, untuk segera menyelesaikan. 


Jamal sangat menikmati pekerjaannya sebagai calo yang bisa menyelesaikan segala permasalahan orang, namun ternyata hal ini tak bertahan lama semenjak orang-orang sudah dapat mengurus semuanya secara online. Jamal pun akhirnya berhenti dan menjadi karyawan mie ayam langganannya. Sampai akhirnya, setelah dua tahun kemudian, ia bertemu kembali dengan Reza yang meminta bantuannya agar bisa menikah dengan Citra.


Reza dan Citra adalah sepasang kekasih. Adegan yang dimainkan oleh Onadio dan Clara ini tidak melulu serius, ada terselip adegan-adegan komedi yang mengalir dan asyik ditonton. Seperti adegan adu mulut Reza yang begitu sayang dan nurut dan Citra yang cemburuan dan suka ngambek. Related banget sama kehidupan nyata kadang-kadang 😊. Sampai akhirnya keinginan mereka untuk menikah terganjal dengan pertentangan kedua orang tua mereka yang berbeda suku, Reza dari Sunda dan Citra dari Jawa.


Kedua orang tua mereka menolak sama sekali pernikahan Reza dan Citra, terutama orang tua Reza yang masih memegang dan mengingat mitos perang Bubat tersebut. Sehingga itulah mereka meminta Jamal untuk menolong mencarikan jalan keluar menyelesaikan masalah mereka. Berbagai cara pun diberikan Jamal untuk dilakukan, seperti mereka diminta untuk pura-pura mau bunuh diri sampai drama tentang hamil duluan. 


Jamal pun turun tangan dengan berpura-pura menjadi tukang pijat demi mencari informasi tentang apa yang disukai dan tidak disukai oleh kedua orang tua mereka, terutama para bapak-bapak, karena sebenarnya ibu-ibu mereka tidak terlalu mempermasalahkan. Informasi-informasi yang diperoleh Jamal pun disampaikan kepada Reza dan Citra. Namun dari kesemua data yang didapat, tidak ada satu pun yang sama dari keduanya. Reza dan Citra pun menyerah, pasrah jika harus berpisah.


Ditengah kegalauan Reza dan Citra, bapak Reza masuk rumah sakit karena tiba-tiba pingsan karena menderita sakit usus buntu dan harus dioperasi. Bapak Reza pun membutuhkan donor darah untuk operasinya. Disaat itulah Jamal mendapatkan persamaan kedua para Bapak, yaitu mempunyai golongan darah yang sama. Bapak Citra pun akhirnya diminta untuk mendonorkan darahnya. Iya, darah Jawa mengalir dan menyatu dengan darah Sunda.


Reza dan Citra tetap meyakinkan kedua orang tua mereka untuk berdamai dan tidak mempersoalkan tentang perbedaan suku serta mitos antara suku Jawa dan Suku Sunda tersebut. Bapak Reza dan bapak Citra pun akhirnya mau melakukan kembali pertemuan untuk membicarakan pernikahan keduanya, meskipun lagi-lagi muncul perdebatan tentang adat dari suku mana yang akan digunakan saat pernikahan.


Film ini cukup menghibur dan menjadi pelajaran juga bahwa segala sesuatu bisa diselesaikan dengan kegigihan dalam berusaha. Tak lupa tentunya ada peran Allah disitu. Dan sejatinya perbedaan suku bukanlah jadi penghalang, tetapi bisa menjadi pemersatu kekuatan 😎, kekuatan bangsa dan kekuatan cinta ❤ tentunya. Kalau tentang calo, nah ini mungkin masih saja ada di zaman sekarang ini. Yang baik boleh ditiru, yang buruk jangan dicontoh.


Segera download di Disney+ Hotstar supaya nontonnya lebih lancar jaya 😊. Selamat menonton!



Referensi;
Film Agen Dunia
Wikipedia
Google


#reviewfilmchindis
#tulisanchindis

#KLIP

#Meike17

Rabu, 12 Mei 2021

Hampers & Parcel


Akhir-akhir ini lagi banyak didengar istilah hampers yang sebenarnya kurang lebih semacam parcel. Apalagi di saat-saat sekarang menjelang hari raya Idul Fitri. Banyak orang memajang foto dan video paket-paket yang diterima maupun yang akan dikirim berupa hampers tadi. Tapi, istilah parcel pun tetap masih terdengar.


Jika mendengar kata parcel itu sendiri, pasti bayangan kita, aku juga, adalah berbagai macam makanan atau barang yang diatur rapi sedemikian rupa dan dihias pada sebuah wadah atau keranjang bermacam ukuran. Ada juga parcel dengan kemasan menggunakan kertas kado yang terbungkus rapi, cantik dan menarik.


Nah, kalau istilah hampers sendiri menurut beberapa info adalah mengacu pada bahasa Inggris yang berarti keranjang. Namun semakin tahun, hampers bukan lagi harus berupa keranjang, namun bisa dalam bentuk apapun. 


Aku pribadi mengenal istilah ini untuk pertama kalinya kalau tidak salah, sekitar tahun 2012-2013. Saat itu aku hendak memesan souvenir untuk bingkisan acara ulang tahun anak-anakku. Pemilik toko online yang mengatur pesanan souvenirku memberikan beberapa foto contoh-contoh barang juga contoh-contoh hampers. Disinilah pertama kalinya aku bertanya apa maksud dari hampers itu, karena kulihat contohnya itu seperti paket souvenir dengan beberapa item barang, dan juga ada yang dipadu padan dengan setoples cookies.


Lalu beberapa waktu kemudian, aku melihat orang memberikan paket yang mereka sebut hampers saat perayaan 1 bulan usia anaknya. Makin kesini, aku akhirnya mulai mengetahui bahwa hakikatnya hampers itu semacam paket, kurang lebih sama dengan parcel, namun sifatnya lebih khusus dan biasanya ditujukan untuk sebuah perayaan.


Lalu, sebenarnya hampers dan parcel itu sama atau berbeda? Bingung juga, ya. Tapi, kalau menurutku keduanya sama-sama sebuah paket atau buah tangan yang terdiri berbagai macam isi sesuai keinginan, ditata dengan rapi dan apik, untuk diberikan kepada orang lain sebagai tanda mata, perhatian atau juga sebagai ucapan atas sesuatu, misalkan saat hari raya, hari ulang tahun, hari kelulusan atau pencapaian keberhasilan.


Pada umumnya, dari yang aku lihat saat-saat ini, isi parcel lebih cenderung kepada makanan kemasan beraneka macam, barang-barang rumah tangga (biasanya dalam satu set), juga bermacam buah-buahan. Tatanannya pun biasanya dibungkus plastik khusus lalu diberi hiasan dan kartu ucapan, walaupun ada juga seperti kubilang diatas tadi, berupa kertas kado saja.


Sementara hampers, sekarang lebih variatif. Selain ada makanan kemasan, bisa juga kue kering, kue basah, bisa dipadu padan juga dengan barang-barang, misalkan mug atau mukena. Kemasan hampers saat ini umumnya lebih manis, eye catching, dan tak jarang lebih elegan dan terkesan bernilai mahal. Aku pernah cek harga box untuk hampers itu lumayan lebih mahal dari box biasa pada umumnya. Belum lagi mereka menawarkan kelengkapan hampers yang sudah berisi kartu ucapan dan hiasan-hiasan minimalis namun maksimal dalam penampilan.


Mau itu hampers atau parcel, aku sih suka-suka saja 😊. Aku sendiri saat menyambut hari raya Idul Fitri ini pun membuat paket, entah namanya hampers atau parcel, karena aku ada menggunakan tas spunbond untuk menata isinya, lalu ada juga yang menggunakan plastik yang biasa digunakan untuk bingkisan ulang tahun. Menurutku ini versi low budget hehe, karena itu tadi, box membutuhkan budget lebih tentunya.


Oya, seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa isi hampers ataupun parcel ini tidak cuma melulu berbentuk makanan kemasan. Makanan basah (siap saji langsung makan), minuman botol, kue kering (cookies), alat rumah tangga, perlengkapan ibadah, bahkan sekarang ada juga dalam bentuk uang dan emas. Tergantung apa yang diinginkan untuk kita berikan 


Intinya, jika ingin memberikan hampers atau parcel, berikan yang baik dan pantas, dengan hati tulus ingin berbagi. Jauhkan diri dari mengharap balasan kiriman dari orang yang kita kirimkan. Bagaimanapun, memberi dan berbagi itu lebih menyenangkan. Namun bukan berarti harus memaksakan diri, demi dianggap perhatian. Sesuaikan saja dengan kemampuan, situasi dan kondisi. Memberi kepada yang lebih membutuhkan pun sepertinya akan lebih menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi mereka. Yang paling utama adalah menghadiahkan doa yang baik untuk orang-orang yang ada disekitar kita, yaitu keluarga dan teman-teman 🥰.





#KLIP

#Meike11

Senin, 10 Mei 2021

Rambo, Kucing Persia si Anggota Baru


Saat ini di rumah kami sejak seminggu lalu memutuskan untuk mengadopsi seekor kucing. Lebih tepatnya yang meminta adalah anak-anak dan ayahnya, suamiku. Sudah sejak lama mereka meminta persetujuanku perihal memelihara seekor kucing, tapi aku tidak begitu bersemangat untuk satu ini. 


Di rumah dinas di Balikpapan ini, sebelumnya kami sudah memelihara ikan Nila, dan sudah beberapa kali juga kami menikmati hasilnya. Ada yang memang dipanen karena sudah besar, namun ada pula belakangan ini yang dipanen paksa karena ikannya mabuk dan mati karena kondisi air kolam yang tidak bagus. Entah kenapa, sepertinya air PDAM di Balikpapan ini memang tidak dapat langsung diperuntukkan mengisi kolam, harus dengan air endapan dari tandon. Tapi, ada juga yang kotor akibat kelalaian suami membersihkan filternya.


Itu sebabnya, aku tidak memberikan persetujuan untuk memelihara kucing di rumah, khawatir akan sulit memeliharanya, belum lagi dengan makanan dan biaya perawatannya. Aku sampaikan bahwa lebih baik memberi makan kucing yang lewat saja, jadi tidak ada kewajiban untuk merawat. Tapi, mereka tetap kekeuh ingin memelihara kucing, personally.


Berbulan-bulan setiap kita sekeluarga membicarakan hal ini, aku memilih untuk menghindari dan mengatakan tidak. Aku bukan tidak suka kucing, tapi aku merasa memang tidak pandai merawat hewan seperti itu. Sampai akhirnya, aku merasa tired of being asked, aku diam dan mamaku yang mendengar anak bungsuku (kembali) merengek meminta persetujuanku mengatakan boleh. Dan akhirnya, ya, mereka mengambil kucing dari seorang teman suamiku.


You know what? Ternyata yang diadopsi itu kucing Persia yang usianya sudah 8 bulan dan sudah besar, yang punya bulu panjang-panjang. Aku sempat komplain dengan anak-anak, karena setahuku yang mau dipelihara kucing masih kecil dengan bulu pendek seperti halnya kucing-kucing kampung lainnya. Aku merasa kucing dengan bulu-bulu panjang begitu akan lebih repot, belum lagi dengan bulu-bulunya yang pastinya bakal rontok jatuh kemana-mana.


Tapi ya mau bagaimana lagi, Rambo, begitu namanya kata mereka, sudah terlanjur diadopsi. Sudah pasti walaupun kucing Persia itu katanya mereka dapat gratis alias diberi oleh teman suami, hal pertama mereka membeli kandang kucing, makanan, pasir untuk buang airnya juga printilan pernak-pernik lainnya.


Menurut informasi yang kudapat dari wikipedia, kucing Persia ini adalah ras kucing domestik yang berbulu panjang dengan karakter wajah bulat dan moncong pendek. Namanya mengacu pada Persia, nama lama Iran, di mana kucing serupa itu ditemukan. Nah, pada umumnya karakter dari kucing persia ini katanya cenderung tenang, serta mempunyai sifatnya yang manja dan akan sering menempel pada pemiliknya. Kucing ini katanya membutuhkan sedikit waktu agar anggota keluarga di rumah bisa menjadi lebih akrab kepadanya. Pantesan! 😎


Kucing Persia ini juga katanya ada beberapa jenis, tergantung ciri-ciri yang dimiliki masing-masing kucing. Rambo ini sepertinya masuk dalam kategori kucing Persia tipe medium, yang mana kaki tidak begitu pendek, hidung juga tidak pesek dan tidak juga mancung. Begitu yang dijelaskan pada hasil googling-an yang kudapat. Karena ada juga tipe flatnose yang hidungnya pesek, ada juga tipe peaknose yang hidungnya rada nyungsep menurutku dan beberapa tipe lainnya.


Ya semoga saja anak-anak dan ayahnya menjaga kepercayaan dan bertanggung jawab memelihara si Rambo. Aku cuma bertindak sebagai pengingat, pengamat, dan sesekali bolehlah ikut bermain dengannya 😊. Semoga saja Rambo betah dan nurut, ya!



#KLIP

#Meike10


Minggu, 09 Mei 2021

Baju Lebaran, Baju Baru


Tidak terasa bulan Ramadhan sudah masuk di minggu keempat, dan beberapa hari kedepan kita menyambut hari lebaran, hari Idul Fitri yang sangat dinantikan setelah sebulan berpuasa di bulan Ramadhan. Tak ayal untuk menyambut hari nan fitri ini, sudah banyak orang yang mulai berburu baju lebaran.


Kurasa sebagian besar umat muslim juga menantikan saat-saat bisa memiliki pakaian baru di saat hari lebaran. Seperti ada yang kurang jika pada hari raya tidak menggunakan baju yang baru. Tapi, apakah ini suatu keharusan atau suatu tradisi sejak zaman dahulu, entah mulai kapan?


Jika flashback saat aku masih kanak-kanak, aku dan adik-adikku termasuk beruntung, masya Allah, pada saat menjelang hari lebaran, orang tuaku membawa kami ke pusat perbelanjaan khusus busana. Aku ingat sekali, dimana kami bertiga kakak beradik dibelikan baju setidaknya dua stel. Yang awalnya aku selalu dipilihkan oleh orang tua, semakin aku bertambah usia, aku mulai memilih sendiri baju apa yang hendak aku beli. Makin besar lagi, kadang aku  malah bingung mau membeli baju model apa, saking begitu banyaknya yang dipajang dan ditawarkan oleh toko.


Baju baru saat lebaran, saat kanak-kanak biasanya akan kami gunakan saat selepas sholat Idul Fitri untuk menerima tamu-tamu yang bersilaturahmi, atau pada saat kami ikut orang tua untuk berkunjung ke kediaman teman-temannya. Dan saat aku sudah lebih besar, aku tidak terlalu peduli lagi dengan baju baru. Bagiku, yang penting bersih dan layak pakai. Tapi, bukan berarti aku tidak pernah lagi membeli baju baru. Terkadang aku membeli, tapi bukan seperti suatu keharusan, karena menurutku kala itu, toh, walaupun tidak saat lebaran, jika aku membutuhkan dan menginginkan, aku akan membeli baju baru.


Nah, itu dulu saat aku kanak-kanak sampai remaja. Kurang lebih juga saat aku sudah bekerja, walaupun sudah berpenghasilan sendiri, aku memiliki prioritas dalam membeli sesuatu, terutama pakaian. Intinya, jika aku memang suka dan merasa butuh, baru aku akan membelinya, apakah itu bukan di waktu lebaran ataupun bertepatan dengan saat lebaran. Bagaimana dengan sekarang? Saat sudah memiliki anak? Hehe, sepertinya apa yang dilakukan orang tuaku pun terulang padaku. Anak-anakku juga termasuk yang aku ajak untuk mencari baju lebaran. 


Sebenarnya, lebih tepatnya mencari baju baru. Karena, pada saat momen menjelang lebaran, pusat perbelanjaan itu banyak menggelontorkan pakaian-pakaian model baru dengan harga miring alias diskon. Tentu saja, aku sudah sedikit lebih pintar memilah mana yang memang benar-benar diskon, dan mana yang sekiranya sudah dinaikkan dahulu harganya lalu berdalih diberi diskon 😎. Ini terutama sekali di suatu department store yang memiliki merek-merek bawaannya. Berbeda dengan barang-barang konsinyasi atau titipan dari brand tertentu, dimana diskon atau potongan harganya memang setelah harga normalnya. Ini aku sedikit belajar dari temanku yang bekerja di salah satu department store kenamaan itu.


Kalau sekarang-sekarang ini, beberapa tahun belakangan, aku sudah hampir tidak pernah mengkhususkan diri berbelanja baju saat lebaran, apalagi zaman pandemi begini. Ditambah lagi, untuk membeli baju saat ini sudah banyak toko online yang menawarkan pakaian-pakaian dengan bahan dan model kurang lebih sama dengan di toko namun harga lebih bersahabat. Lagi pula, seperti yang aku bilang diatas tadi, membeli baju baru bisa kapan saja, jika memang ada yang bagus, dibutuhkan dan tentunya ada budget untuk hal sandang 😊. 


Menurutku, sebelum membeli baju baru, sekarang kita bisa mulai dengan cek-cek isi lemari, apakah stok lama masih bisa digunakan atau tidak. Jika memang membutuhkan yang baru, mungkin yang lama bisa dihibahkan ke orang lain yang lebih perlu. Jika menginginkan baju dengan alasan untuk berganti-ganti, itu tak masalah sebenarnya, yang penting jangan sampai ujung-ujungnya pakaian lama pun jadi tidak terpakai. Dan balik lagi, lebih baik kita berikan saja kepada orang lain, dan positifnya isi lemari menjadi lebih rapi 😁.


Tapi, sekali lagi, tidak ada masalah dan tidak ada salahnya jika ingin membeli baju baru, ya. Yang terpenting saat lebaran, kenakan baju yang baik dan bersih. Paling penting lagi, kenakan hati dan pikiran yang bersih ❤. Karena tujuan dari lebaran ini adalah kita menjadi kembali fitri, kembali suci. Membuka lembaran yang lebih baik kedepannya dalam berperasaan, berpikir, bersikap, berlaku, bertindak dan bertutur kata. Aamiin ya Rabbal Alamin. 



#KLIP

#Meike9

Sabtu, 08 Mei 2021

Adit Sopo Jarwo : The Movie


Anak-anak kemarin minta di downloadkan film Adit Sopo Jarwo versi The Movie. Katanya sudah tayang resmi tanggal 30 April 2021 di platform Disney+ Hotstar. Setahuku film ini cuma ada di serial televisi saja, ternyata sekarang dibuat dalam versi layar lebar karena cukup mendapatkan respon yang baik dan positif dari masyarakat, khususnya di kalangan anak-anak, begitu katanya.


Aku sendiri juga terkadang ikut menonton serial televisinya sambil mendampingi anak-anak. Film dengan tokoh utama seorang anak lelaki cerdas bernama Adit dengan dua tokoh sentral lainnya si Bang Jarwo dan Bang Sopo ini mengisahkan tentang sebuah hubungan persahabatan dan juga hubungan antara anak dan orang tua, yang dikemas sesuai dengan kejadian di kehidupan sehari-hari.


Menurut info, film dengan versi layar lebar ini sudah mulai dipersiapkan sejak tahun 2015, dan mulai diproduksi di tahun 2018. Serial yang dibuat oleh Eki N. F., Deddy Otara, Zulfa Asliha ini akhirnya membawa Hanung Bramantyo sebagai sutradara filmnya bersama dengan salah satu penulisnya (Eki N. F.) dengan tujuan mendampingi dalam penjagaan naskah, mood dan akting para pengisi suara. Dan film ini pun diproduksi oleh MD Pictures bersama MD Animation, dengan Manoj Punjabi sebagai produsernya. 


Film Adit Sopo Jarwo ini tayang dengan durasi 82 menit. Para pengisi suaranya antara lain Muzakki Ramdhan sebagai Adit, Hanung Bramantyo sebagai Ayah Adit, Musripah sebagai Bunda, lalu tokoh Jarwo dan Sopo masing-masing di isi oleh Ery Makmur dan Dharmawan Susanto. Film yang merupakan prekuel (kisah dengan latar belakang sebelum adanya serial televisi) ini menceritakan tentang kisah pertemuan Adit dengan Jarwo dan Sopo pertama kali, yaitu saat Adit terpisah dari orang tuanya pada perjalanan liburan dengan kereta api ke Yogyakarta.


Disinilah cerita pertemuan Adit dengan duey Sopo Jarwo, dimana saat kereta api berhenti di Cirebon, bunda Adit tiba-tiba sakit perut. Lalu Adit pun turun ke stasiun untuk membelikan biskuit, namun akhirnya Adit tidak sempat mengejar kereta api yang telah berangkat saat Adit menunggu uang kembalian dari penjual. Ayah mengira Adit hanya ke toilet, karena saat di cek ke toilet ada suara anak kecil yang menjawab ketukan ayah. Akhirnya ayah dan bunda tertidur.


Adit yang bingung karena ketinggalan kereta tiba-tiba dihampiri oleh Sopo yang bekerja sebagai porter karena merasa kasihan. Saat Adit berkata ingin menyusul ayah dan bundanya ke Yogyakarta, Sopo malah mengantarkan Adit ke warung Gudeg Jogja. Adit bertambah bingung karena Sopo salah mengantar. Dan saat itu muncul Jarwo yang diturunkan dari kereta karena tidak memiliki tiket, lalu Jarwo menawarkan diri untuk mengantarkan Adit ke Yogyakarta, dengan harapan dalam hatinya bisa mendapatkan imbalan. Maka, dimulailah perjalanan mereka bertiga menuju Yogyakarta. Sementara itu, ayah dan bunda yang sudah tiba di Yogyakarta pun masih panik dan terus mencari.


Awal perjalanan dari Cirebon, mereka bertiga menumpang sebuah mobil sejenis pick up, yang karena kesalahan komunikasi malah mereka turun di kota Brebes, yang ternyata adalah kampung halaman Sopo. Keesokkan harinya mereka kembali melanjutkan perjalanan setelah menginap semalam di rumah ibunya Sopo. Jarwo sempat mengajak Adit dan Sopo menumpang kereta yang ada di stasiun seberang tempat mereka menunggu bis lewat, namun akhirnya mereka kembali ketinggalan karena Sopo dan Adit lebih memilih menolong seseorang yang kesulitan mengangat motor Vespa miliknya yang terjatuh di sisi jalan. Jarwo ngomel dan kemudian kembali berulah dengan memberhentikan truk yang mengangkut sapi dan dipaksa untuk ke Yogyakarta. Ternyata ditengah perjalanan, ada razia yang akhirnya membuat Jarwo, Sopo dan Adit harus turun karena supir truk meminta para polisi untuk menangkap mereka dengan alasan membajak truk. Alhasil mereka pun dikejar oleh petugas. Meskipun akhirnya mereka lolos.


Melanjutkan kembali perjalanan dengan sebuah bis bertuliskan tujuan Yogyakarta yang mereka temui, ternyata saat tiba baru baru mereka sadari bahwa bis yang ditumpangi adalah bis darmawisata menuju ke Dieng. Mereka turun dari bis menyambut hawa yang sangat dingin. Jarwo yang lelah karena merasa sulit sekali mencapai Yogyakarta pun terlibat adu mulut dengan Sopo yang mengatakan bahwa ini akibat Jarwo yang melakukan perbuatan tidak baik. Adit mendengar percakapan mereka, merasa takut dan berlari menjauh sampai akhirya terjatuh di sebuah lubang. 


Menyadari Adit tidak ada, Jarwo dan Sopo seketika berhenti berdebat, lalu mencari Adit. Tubuh Adit lemah dan kedinginan saat Jarwo dan Sopo berhasil mrngangkatnya dari lubang. Beruntunglah, tiba-tiba ada rombongan anak muda Vespa, yang salah satunya pernah di tolong Sopo dan Adit saat di Brebes, menghampiri mereka dan mau membantu untuk mengantarkan ke Yogyakarta, terutama mengantar Adit ke rumah sakit karena di perjalanan Adit pingsan.


Tak disangka ternyata rumah sakit yang dituju sama dengan rumah sakit tempat bunda tiba-tiba merasa sudah waktunya melahirkan adik Adit. Akhirnya setelah pulih, Adit bertemu dengan adiknya yang baru lahir bernama Adelya, lalu bunda dan ayah. Sopo dan Jarwo begitu haru melihat pemandangan anak dan orang tuanya yang akhirnya dapat berkumpul kembali.


Persahabatan antara Adit, Sopo dan Jarwo terjadi sangat singkat, dalam situasi yang tidak mengenakkan. Namun mereka bisa saling mempercayai dan saling menguatkan. Pada serial televisi dapat terlihat bahwa akhirnya keluarga Adit dengan Jarwo dan Sopo berteman dengan baik.


Film dengan target kepada anak-anak ini juga menarik buat orang yang lebih dewasa. Karena unsur komedi yang muncul sesekali pada adegan-adegannya membuat film ini menurutku tidak membosankan. Memang alangkah lebih baiknya orang tua tetap menemani anaknya saat menonton ini, terutama anak-anak dibawah 10 tahun, agar sekaligus dapat memberikan pengertian tentang apa arti persahabatan, kepercayaan dan kejujuran. Apalagi sentuhan musik dan lagu-lagunya cukup membuat film ini jadi makin asyik dan menghibur.


Jika weekend ini belum ada planning, film Adit Sopo Jarwo bisa jadi satu referensi untuk ditonton bersama keluarga 😊. Yang belum tahu tentang film ini, bisa juga nonton serial televisinya yang sudah tayang banyak episode. Well, selamat menonton, ya!



Referensi:

Wikipedia

Disney Hotstar

Film serial Adit Sopo Jarwo



#filmanak

#aditsopojarwothemovie

#reviewfilmchindis

#tulisanchindis

#KLIP

#Meike8

Jumat, 07 Mei 2021

Perdana Bikin Bakso Ala-ala


Sudah hari Jumat saja, dan by the way sudah masuk di hari kedua adanya penyekatan wilayah bagi yang berniat mudik 😎. Jadi, sepertinya kita akan stay dulu sampai batas waktu yang ditentukan oleh pemerintah, yaitu setelah hari Lebaran.


So, jangan terlalu dipikirkan, hari ini kita coba memberanikan diri untuk membuat bakso. Iyalah, karena selama ini cuma makan bakso dari hasil beli di warung atau rumah makan. Sementara untuk bebikinan, belum pernah ada niat karena khawatir hasilnya kurang memuaskan. Ditambah lagi, mikir mengolahnya aja masih terasa malas hehe. 


Tapi, karena beberapa waktu lalu si anak bungsu minta-minta makan bakso, sementara aku malas banget untuk pergi keluar rumah, jadi aku berjanji nanti akan membuatkan untuknya. Dan ini dimulai dari aku memberi daging cincang sebagai bahan utamanya. Namun, kembali lagi kepada niat yang tak kunjung menguat, daging cincang itu pun masuk kembali ke dalam freezer untuk kurun waktu kira-kira lebih dari dua minggu. Lama juga, ya! Begitulah adanya diriku 😁.


Ok, balik ke membuat bakso. Aku googling mencari resep yang menurutku paling mudah, paling sederhana, paling simple. Akhirnya ketemu beberapa resep yang sesuai dengan keinginanku, lalu aku combine sekiranya mana yang ada bahannya dan gampang. Kira-kira seperti ini hasilnya.


Bahan:

Daging sapi cincang 500 gram

Tepung tapioka ± 100 gram (aku 10 sdm)

Putih telur 2 butir

Es batu ± semangkuk sedang (70-80 gram)

1 sdt baking powder (boleh tidak pakai)

1 sdm garam

1 sdt lada bubuk (atau sesuai selera)

1 sdm kaldu sapi bubuk (atau sesuai selera)

2 sdm bawang putih bubuk (uleg juga boleh)

2 sdm bawang merah goreng (boleh tidak)

Minyak wijen sedikit (sesuai selera)


Semua bahan-bahan tersebut lalu aku campurkan dan giling menggunakan chopper sampai adonan sudah cukup tercampur. Jika mau lebih halus dan padat teksturnya, mungkin bisa ditambah tepung tapioka. Tadi aku tidak menggunakan bawang merah goreng karena lagi tidak ada dan tidak juga membuat. Jika adonan sudah merata, boleh juga sampai tes rasa. 


Kemudian panaskan air pada panci, tunggu sampai air mendidih dan buih-buihnya menghilang, lalu juga kecilkan api. Bentuk bulat-bulat adonan bakso tadi sesuai selera. Boleh besar atau kecil. Boleh juga diisi dengan keju, sosis atau cabe rawit. Cemplungkan adonan yang telah dibentuk ke dalam panci, biarkan sampai adonan bakso tadi mengapung sendiri. Dan jika sudah mengapung ke atas, kita dapat mengangkatnya dan meletakkan di air dingin, atau bisa juga di wadah kering lainnya.


Kalau untuk kuahnya, aku praktis saja dengan menggunakan air rebusan bakso tadi, lalu aku beri kaldu sapi bubuk, bumbu bawang putih uleg, garam, sedikit gula, merica, bawang putih bubuk sedikit, lalu beri irisan bawang daun, dan terakhir bisa tes rasa apakah sudah sesuai selera atau belum.


Yap, akhirnya bakso perdana buatanku berhasil. Tekstur dan bentuk mungkin tidak secantik buatan mamang-mamang bakso, tapi rasa menurutku cukup lumayan enak, dengan perbandingan tepung dan daging 1:5, jadinya benar-benar dagingnya lebih terasa. Anak-anak Alhamdulillah suka dengan rasanya. Atau, apa karena mereka lapar sebab habis berpuasa? 😁 Sepertinya sih menikmati saat memakannya. 


Memang kalau tidak pernah mencoba, tidak akan tahu mana yang berhasil, mana yang perlu perbaikan untuk jadi lebih baik. Mencoba pun butuh niat kuat. Karena walaupun bahan tersedia, ada waktu untuk membuat, tapi kalau niat masih tersimpan rapat dalam hati, sampai kapan juga tidak akan jadi 😊. Jadi, bakso ala-ala aku tadi ini butuh perbaikan sedikit agar lebih bagus penampakannya. Sementara rasa, tinggal sedikit-sedikit dikoreksi. Alhamdulillah, hati senang bisa mencoba membuat sendiri dan dimakan oleh anak-anak itu suatu kepuasan tersendiri.





#KLIP
#Meike7

Rabu, 05 Mei 2021

Mudik Lebaran vs Covid

 Kurang lebih seminggu lagi bulan Ramadhan akan berganti dengan bulan Syawal. Tiba saatnya kita akan merayakan Idul Fitri, sebuah hari istimewa yang dinanti para muslim setelah selama sebulan, 30 hari, melaksanakan ibadah puasa dan ibadah Ramadhan lainnya seperti sholat tarawih, tadarus Al Quran bersama, sedekah dan melaksanakan zakat fitrah.


Di sela-sela semua orang menantikan momen lebaran Idul Fitri, kita juga dihadapkan pada sebuah kenyataan bahwa ini adalah tahun kedua sang virus Covid 19 seakan menemani kita beribadah di bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Pandemi Covid 19 masih belum berakhir, dan ini berimbas kepada rutinitas atau kebiasaan-kebiasaan yang biasa kita lakukan saat beribadah dan merayakan datangnya tanggal 1 Syawal. 


Sebut saja, seperti buka puasa bersama dengan keluarga maupun dengan teman-teman dekat, ini harus benar-benar sadar bahwa kita harus tetap menjaga protokol kesehatan yang telah dihimbau selalu oleh para tenaga medis, aparat negara maupun daerah. Ini juga termasuk pelaksanaan ibadah tarawih di masjid yang menerapkan pula jaga jarak dengan merenggangkan shaf antara jama'ah.


Namun yang paling membuat resah semua orang beberapa hari ini adalah kebijakan dan peraturan dari pemerintah yang melarang adanya aktivitas mudik atau pergi keluar kota. Sebelumnya tersiar kabar bahwa petinggi daerah menyatakan bepergian antar kota yang masih dalam satu wilayah tidak masalah, asalkan tidak keluar kota berbeda provinsi. Entah mengapa, kemarin keluar lagi wacana bahwa kita sama sekali tidak boleh menuju kota lain yang masih satu wilayah, meskipun ada pengecualian pada alasan-alasan urgent dan dapat menunjukkan surat bukti hasil tes covid 19.


Peraturan ini dikeluarkan dengan tujuan untuk menghindari persebaran Covid 19 semakin meluas, karena diharapkan dengan merayakan Idul Fitri di rumah saja maka kita dapat memutuskan tali rantai pandemi ini. Tapi, pertanyaannya, efektifkah saat ini melarang mudik atau katakanlah bepergian ke kota lain yang masih dalam wilayah aglomerasi (begitu katanya), sementara pasar dan mall begitu penuh sesak orang-orang yang berbelanja, yang mana protokol kesehatan pastilah ada terlewatkan, seperti menjaga jarak.


Samarinda, Balikpapan, Tenggarong, dan Bontang adalah satu contoh kota yang sejatinya masih berada dalam satu wilayah, dimana jarak tempuhnya pun relatif singkat. Dan ini membuat dilema para pekerja yang posisi bekerja dan rumahnya berbeda kota. Mereka pasti ingin merayakan Idul Fitri bersama, saling bersilaturahmi dan berkumpul dengan orang tua dan keluarga. Namun dengan adanya aturan pemerintah yang dikeluarkan itu, dimulailah juga memutar otak bagaimana agar dapat mudik untuk merayakan lebaran bersama keluarga. Peraturan ini diterapkan mulai besok hari Kamis tanggal 6 sampai 17 Mei 2021. 


Oya, di beberapa berita yang aku baca, cukup banyak orang-orang yang sudah melakukan mudik beberapa waktu lalu, dengan dalih sebelum peraturan dikeluarkan yang akan membatasi dan membuat mereka tidak dapat mudik. Aku sendiri, hari ini akhirnya beranjak ke kota Balikpapan, sebab ayah anak-anak masih dalam kondisi bekerja. Jika kami tetap di Samarinda sampai Lebaran, kemungkinannya 50%-50% dapat merayakan bersama si ayah, karena terbentur aturan dilarang bepergian. Jadi keputusan diambil, kita kembali ke Balikpapan hari ini, minimal jika memberanikan diri ke Samarinda saat Hari Raya nanti, tentunya kami bersama-sama. 


Ya, sebenarnya alasan pemerintah bagus dalam upaya mencegah Covid 19. Namun disatu sisi, menurutku seharusnya dikaji lebih dalam lagi, apakah ini efektif dan efisien. Seharusnya sudah sejak beberapa waktu lalu, transportasi lintas provinsi itulah yang diperketat. Memang kecanggihan teknologi saat ini memungkinkan kita untuk berjumpa secara virtual, sehingga itu menambah daftar alasan untuk sementara melarang adanya mudik.


Kita lihat saja nanti bagaimana penerapannya di lapangan. Yang terpenting adalah kesadaran masing-masing individu untuk menguatkan protokol kesehatan di dirinya sendiri juga keluarganya, jangan lengah hanya karena sesuatu hal, seperti memaksakan diri berada di keramaian demi mencari sesuatu yang diinginkan atau memandang enteng penggunaan masker saat bercengkrama dengan orang tua dan keluarga yang dikunjungi.


So, yang ingin mudik sekali lagi, mulai besok dilarang. Jika ingin nekad berjalan kota sebelah, mungkin siapkan hasil negatif dari Rapid Test atau Genose, agar aman untuk kita juga yang dikunjungi. Selamat menjelang hari Raya Idul Fitri, ya! 🥰




#tulisanchindis
#KLIP
#Meike5

Rapor April vs Sesi 1 bulan Januari-April: KLIP


Tak terasa sudah 4 bulan ini aku mengikuti KLIP (Kelas Literasi Ibu Profesional). Awalnya memang sedikit ragu, khawatir tidak bisa memenuhi persyaratan untuk komitmen dan konsisten menulis setiap harinya, dengan batas waktu tengah malam, tanpa boleh melakukan rapel. Merasa berat saat akan memulai, apalagi harus menulis dengan minimal 300 kata setiap setoran. Rasanya waktu awal-awal itu, apa bisa ya mencukupi target kata minimal itu?


Dan dimulailah keikutsertaanku setelah akhirnya mencoba memberanikan diri mendaftar, lalu mulai dari tanggal 1 Januari aku memulai menantang diri sendiri untuk membiasakan diri menulis, setiap hari, minimal 300 kata.


Aku menulis biasanya sesuai dengan apa yang sedang atau telah aku alami, aku dengar, aku lihat, aku rasakan atau yang sedang ingin aku tulis saja. Menulis setiap hari ini aku anggap seperti menulis sebuah diary saja, karena terus terang aku belum termasuk kategori penulis pro atau berpengalaman, apalagi sampai menerbitkan buku. Aku masih belajar menulis dengan baik, isi maupun tata bahasanya. Tapi, itu juga tergantung isi tulisanku, apakah santai atau sedikit formal. 


Selama kurun waktu 4 bulan di KLIP ini, yaitu bulan Januari sampai April, 15 hari setiap bulannya aku cukup terbantu mengisi setoran KLIP dengan adanya jurnal setoran harian kegiatan pada perkuliahan Bunda Sayang batch 6 yang sedang kuikuti. Selebihnya, aku tentu saja mengarang bebas, menulis apa yang sedang kupikirkan saat itu. 


Jika kuingat kembali tulisan-tulisanku selama sesi 1 ini, selain setoran jurnal Bunda Sayang tadi, ada juga tentang review film yang kutonton, tempat yang kukunjungi, kegiatan bermain dan belajar dengan anak, makanan, lalu tulisan tema tantangan dari admin KLIP dan hal apa saja yang menurutku menarik untuk kutulis.


Media yang kugunakan di KLIP untuk menyetorkan link tulisan cukup bervariatif. Untuk tulisan yang sekaligus sebagai setoran perkuliahan Bunda Sayang, aku menggunakan media Tumblr. Lalu aku juga menggunakan google drive untuk beberapa tulisan yang aku merasa masih insecure untuk aku bisa publish di sosial media. Facebook dan Blog pribadi juga termasuk mediaku untuk menulis.


Di bulan Januari aku akhirnya bisa menuntaskan 30 hari, artinya 30 tulisan berhasil kuserahkan (aku missed 1 hari karena kelupaan dan ketiduran). Lalu bulan Februari aku menyetorkan penuh sebanyak 28 tulisan. Dilanjut di bulan Maret, akupun menuntaskan 31 setoran tulisan. Dan di penutup sesi 1 di bulan April, aku akhirnya bisa menyerahkan 30 tulisan. 


Di setiap bulannya, aku dan para member KLIP mendapatkan rapor pencapaian menulis. Apresiasi badge You're Outstanding pun aku dapatkan, karena dapat menyelesaikan setoran tulisan setiap hari (30 atau 31 hari, dan khusus bulan Februari hanya 28 hari). Aku tidak menyangka bisa melewati ini dengan baik, dimana setiap harinya aku merasa terpacu untuk menghasilkan satu tulisan, walaupun itu sederhana, tidak sekompleks atau seilmiah teman-teman penulis lain.



Tabel rekapitulasi ini aku buat berdasarkan hasil setiap bulannya yang diberikan. Dan aku masih sangat jauh sekali dari teman-teman KLIP lain yang bisa menuangkan kata-kata dengan apik, hingga beratus-ratus kata. 300 kata saja ini terkadang cukup ngos-ngosan. Tapi ada saat beberapa kali, aku menulis dengan begitu mengalir, sehingga tidak terasa jumlah kata yang kuhasilkan bisa mencapai 1000 kata. 



Sesi 1 pun selesai, beranjak ke sesi 2 dimulai dari bulan Mei ini sampai bulan Agustus. Dan aku sungguh surprised mendapatkan apresiasi sebagai 15 besar dari 564 peserta KLIP yang dinilai konsisten dalam menyetorkan tulisan setiap harinya. Rincian statistik dalam waktu bulan Januari sampai bulan April, aku menyelesaikan 119 tulisan dengan jumlah keseluruhan 60.315 kata, sehingga saat penghitungan aku berada di urutan kedua setelah mbak Risna dari Chiang Mai, yang memang tulisannya menurutku rapi, bagus dan menarik.



Ini adalah sebuah apresiasi yang diberikan agar aku bisa mempertahankan komitmen dan konsistensiku dalam menulis. Aku juga tetap harus belajar untuk menulis dengan lebih baik. Karena menulis juga termasuk dari healing therapy dan pengisi waktu luangku. Yang terpenting juga, aku menulis dengan senang hati dan bahagia. Semoga apresiasi ini membuatku lebih semangat lagi dalam menulis. 




#KLIP

#Meike4

Bundles of Stories - Simplicity Writing

Waktu itu Berharga

    Aku menutup buku catatan harianku setelah selesai menuliskan rencana kegiatan untuk esok hari. Ini satu diantara kegiatan di akhir har...