Kamis, 29 April 2021

Apresiasi, Hasil dan Bahagia di Bunda Sayang

 



Selebrasi merayakan tuntasnya perkuliahan Bunda Sayang batch 6 telah dilakukan di Regional IP Samkabar, meskipun ceremonialnya menyusul bersamaan dengan halal bihalal kelulusan perkuliahan Matrikulasi batch 9 dan Bunda Produktif batch 1. Selebrasi dari pusat sebenarnya sudah dilakukan kemarin, namun karena terkendala penggunaan platform di separuh siaran langsung, maka para kakawi sepakat untuk diundur sampai bisa dikendalikan penggunaan dari media live streaming yang digunakan.


Ya, benar kata kakawi, perjalanan selama perkuliahan bunda sayang selama 8 zona di 8 bulan durasi ini tidaklah mudah, tetapi kita sendiri, para mahasiswa, yang telah membuatnya lebih menyenangkan. Dengan membuktikan segala komitmen dan konsistensi dalam melaksanakan tantangan demi tantangan selama 8 purnama, sekarang kita menerima hasil dan manfaat dari keseluruhan materi yang diberikan.


Memang ini bukanlah suatu akhir, tapi merupakan awal dari perjalanan kita mengarungi petualangan hidup yang sesungguhnya, bersama dan untuk diri kita sendiri, pasangan, anak-anak, orangtua dan juga teman-teman sekitar kita. Sekali lagi, kakawi pun mengingatkan bahwa mulai zona 1 hingga zona 8, tidak hanya sekedar berhenti pada lembaran jurnal setoran, tapi dengan itu kita bisa mengaplikasikannya dalam sebuah wujud aksi nyata di kehidupan.


Setiap perjalanan dan petualangan tentu ada masa naik dan turun, dimana kita boleh tetap berusaha maksimal, namun dibalik itu ada penentu dari segala penentu. Kita hanya dapat berupaya sebaik-baiknya, sementara untuk hasilnya bukanlah bagian kita. Tetapi seperti yang kita selalu dengar, bahwa tidak ada hasil yang menghianati usaha yang dilakukan. 


Setelah ini, di depan kita ada lagi petualangan menarik dan menantang yang akan kita hadapi. Semua apresiasi dari kakawi di setiap zona yang telah kita dapatkan mulai dari zona 1 hingga zona 8 di Bunda Sayang menjadi bekal untuk melanjutkan petualangan.


Apresiasi final yang diperoleh dari keseluruhan zona pun didapatkan, untuk para mahasiswa yang akhirnya lulus di perkuliahan ini.  Kuesioner yang dibagikan oleh kakawi tak lupa diisi, berisi tentang mekanisme perkuliahan sejak awal. Kita pun tetap harus berusaha melengkapi kuesioner itu, agar dapat memperoleh sertifikat dan KHS saat tervalidasi untuk lanjut menuju ke  level Bunda Cekatan.


Semoga selanjutnya, makin lebih siap dalam melakukan tantangan di perkuliahan zona mulai dari komunikasi produktif sampai materi semua anak adalah bintang. Semangat Ibu Profesional ❤.





#apresiasi

#bundasayangbatch6

#KLIP

#Aprilke29


Selasa, 27 April 2021

Bunda Sayang batch 6: Selebrasi Regional Samkabar



Setelah melalui 8 bulan perkuliahan Bunda Sayang batch 6 (dari yang awalnya 12 bulan diakselerasi menjadi 8 bulan), akhirnya petualangan di Pantai Bentang Petualang selama 8 zona pun telah selesai dilaksanakan oleh para sobatualang, para ibu pembelajar. 


Tentunya bukan perjalanan yang mudah, tetapi satu per satu, zona demi zona, misi demi misi petualangan telah berhasil diselesaikan hingga tuntas semuanya. Komitmen dan konsistensi tentu saja kunci untuk bertahan di setiap tantangan. Tantangan 15 hari di setiap zona, yang membawa berbagai macam ekspresi perasaan, seperti deg-degan dan tertantang.


Di perkuliahan bunda sayang ini kita mengenal dan mendapatkan, juga mendalami ilmu yang diberikan. Setiap zona membawa tema masing-masing dengan keseruan yang berbeda-beda saat mengerjakannya.


Dimulai dari zona 1 yaitu tentang komunikasi produktif, yang kembali mengingatkan kita bagaimana cara berkomunikasi yang tidak cuma baik namun juga harus produktif, sehingga pesan yang kita sampaikan pun akan efektif dan sesuai sasaran.


Lalu di zona 2 yaitu tentang melatih kemandirian anak. Disini kita diminta untuk menstimulasi dan melatih anak untuk mandiri sesuai tahapan usianya dalam melakukan sesuatu pekerjaan atau kegiatan, apakah anak berhasil dan bagaimana ekspresi si anak saat mengerjakan.


Masuk di zona 3, yaitu tentang kecerdasan emosional dan spiritual. Pada zona ini, kita diminta melakukan sebuah project, mulai dari rencana, aktual/keadaan dan refleksi saat menyusun rencana, saat kegiatan dan bagaimana hasilnya.


Pada zona 4 tentang mengamati gaya belajar dan stimulasi kreativitas pada anak. Seperti referensi dari ibu Septi, bahwa tujuan belajar disini adalah untuk melihat Intellectual Curiosity, Creative Imagination, Art of Discovery and Invention dan Nobble Attitude. Dimana keempat hal ini dimaksudkan agar kita juga bisa melihat apakah cara belajar anak termasuk tipe visual, tipe auditori atau tipe kinestetik.


Beranjak ke zona 5 tentang stimulasi literasi baca tulis dan literasi digital. Ini menarik sekali karena kita memilih satu dari beberapa project yang diberikan, dan project Read Aloud adalah pilihanku dan teman bermainku, si bungsu. Ada 15 cerita yang di read aloud untuk kemudian melihat bagaimana refleksi yang terjadi.


Kemudian menuju ke zona 6 tentang stimulasi kecerdasan matematika dan finansial. Ini zona yang juga menarik dan menantang, apalagi berhubungan dengan matematika dan finansial. Konsentrasiku pada matematika dasar, disesuaikan sama usia anak saat ini. Jadi disini, anak bermain sambil belajar matematika dari hal sederhana.


Tiba di zona 7 tentang pendidikan seksualitas. Ini zona yang bikin hati lumayan bergetar plus deg-degan. Materi seksualitas termasuk materi yang sangat penting untuk diterapkan sejak usia dini. Ada beberapa topik materi yang dibahas secara bergantian selama 10 hari, dan semuanya sangat berbobot dan keren. Materi yang membuka wawasan lebih dalam lagi terhadap hal yang sering dianggap tabu untuk dibicarakan, padahal sejatinya ini penting untuk menjaga diri dan anak-anak sejak dini sampai dewasa.


Berakhir di zona 8 yang mengusung tema semua anak adalah bintang. Ini semacam puncak dari materi di zona-zona sebelumnya. Materi yang mengajak kita sebagai pribadi dan sebagai ibu, untuk melihat bahwa setiap anak mempunyai kemampuan dan kelebihan, serta kekurangan dan kelemahannya masing-masing. Yang perlu dilakukan adalah mengasah kemampuan dan kelebihan anak, dan menjadikan kekurangan atau kelemahannya sebagai booster dan penunjang atau supporting. Kita diminta mengamati tahapan 4E (Enjoy, Easy, Excellent dan Earn) pada setiap aktivitas yang dilakukan anak, agar dapat menemukan apa minat dan bakatnya.


Perkuliahan 8 zona yang cukup padat, seru, menantang, penuh kejutan dan banyak bekal ilmu. Setiap hari, selama berada di 15 hari tiap zonanya mempunyai tantangan masing-masing, yang kemudian dituangkan dalam sebuah narasi dan dokumentasi untuk disetorkan sebagai jurnal harian. Tak bisa menyelesaikan 15 hari berturut-turut? Ada kelonggaran, namun bersyarat jika ingin mendapatkan apresiasi sesuai keinginan. Yang terpenting adalah tetap bahagia dan tidak mengabaikan pasangan dan anak-anak tersayang. Sekali lagi, komitmen dan konsistensi memang dibutuhkan dan diperlukan dalam mengikuti perkuliahan ini. 


Alhamdulillah, IP regional Samkabar dengan 30 orang mahasiswinya telah menuntaskan perkuliahan Bunda Sayang batch 6 yang dimulai dari awal bulan September 2020 sampai di bulan April 2021 ini. Semoga apa yang didapat selama 8 zona akan selalu bermanfaat dalam kehidupan keseharian dan menjadi bekal untuk pertualangan selanjutnya. Aamiin.


Maka, sesuai pernyataan kakawi bahwa setiap dari kita adalah unik, sekarang saatnya kita rayakan kebahagiaan atas pencapaian belajar bersama dengan teman-teman satu regional yaitu IP Samkabar, melalui video selebrasi berisi kenangan saat belajar di Bunda Sayang. Salam Ibu Profesional.




video source: 

Tim Bunda Sayang batch 6 (IP Samkabar)



#selebrasiregional

#bundasayang

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#KLIP

#Aprilke27


Senin, 26 April 2021

Kastangel: Bikin dengan resep mudah



Hari ini akhirnya terlaksana juga membuat kue kering, setelah sekian lama tidak berurusan dengan bebikinan kue. Kastengel adalah pilihan kue kering aku hari ini. Aku memang aku suka sama kastengel karena ada keju didalamnya. Resep yang kugunakan kali ini, ya yang sederhana saja, simpel, mudah dan tentunya ada bahannya di rumah.


Kemarin di Instagram aku kebetulan melihat postingan kue kering kastangel dari seorang selebgram finalis dari masterchef Indonesia. Kulihat mudah dan tidak memerlukan bahan yang susah. Jadi, resep dia yang aku pakai untuk membuatnya hari ini. Sebenarnya banyak resep kastangel, mulai dari yang menggunakan bahan premium terutama jenis keju yang dipakai dan juga bahan tambahan lain seperti roombutter yang cukup mahal, namun rasa sudah pasti berbeda.


Resep kastangel ala masterchef Fajar Alam (begitu namanya di Instagram) yang kugunakan ini adalah:

  • 200 gram tepung terigu

  • 150 gram mentega

  • 150 gram keju edam atau cheddar (sesuai budget saja)

  • 2 butir kuning telur


Sementara untuk lapisan atas kue kering menggunakan kuning telur dan sedikit susu cair yang dikocok rata. Lalu untuk topping diatasnya bisa diberikan parutan keju cheddar.


Cara membuatnya juga tidak ribet dan tidak perlu menggunakan mixer, cukup dengan spatula atau tangan. Semua bahan diatas tadi (ada empat bahan) dicampur menjadi satu dan diaduk rata. Aku tadi menambahkan sedikit maizena dan vanilli, idenya cuma karena iseng aja hehe. Untuk keju aku pakai cheddar saja, karena tidak terpikir beli keju edam yang cukup lumayan mahal. Mentega pun aku menggunakan merk Blue Band Cake and Cookies, karena tidak sempat juga mau beli roombutter untuk sedikit tambahannya, yang mana kata ibuku, roombutter bikin kue kering lebih enak. Ya, tak apalah, kali ini mengikuti apa kata resep, yang penting mudah dan cepat.


Setelah adonan tercampur rata, aku bungkus plastik wrapping dan masukkan ke kulkas sebentar, meskipun di petunjuknya tidak ada, tapi katanya bikin adonan mudah dibentuk, jadi cukup 10-15 menit saja sambil menyiapkan olesan dan topping parutan keju, menyiapkan loyang atau sambil membereskan wadah yang sudah tidak digunakan. Tak lupa aku memanaskan oven listrik sekitar 10 menit di suhu 150 derajat.


Setelah kurang lebih 15 menit, adonan lalu aku ambil dan mulai aku bagi sedikit-sedikit untuk dicetak. Cukup digiling dengan baking roll, tapi karena aku tidak ada, jadi aku menggunakan botol kaca. Pipihkan kurang lebih setebal 1 cm, lalu potong-potong adonan sebesar separuh telunjuk, atau sesuai selera saja. Taruh adonan yang sudah dicetak ke dalam loyang yang sudah diberi baking paper dan sedikit taburan tepung terigu. Jika loyang sudah penuh, boleh langsung diolesi dengan campuran kuning telur dan susu tadi, lalu bubuhkan parutan keju di atasnya. Setelahnya, panggang di oven (aku menggunakan oven listrik) dengan suhu 150 derajat api atas bawah selama 30 menit. Tapi karena aku ada dua loyang, satu rendah dan satu ceper, jadi aku panggang pertama 20 menit lalu kemudian tukar posisi loyang dan panggang kembali 10 menit.


Menurutku hasilnya lumayan, keju juga terasa. Ya setidaknya buatku dan anak-anak hehe. Resep ini sekali lagi cukup mudah dan sederhana, terutama bagi yang kurang suka ribet-ribet dan cuma bahan apa adanya. Tapi intinya bagiku, kalau mau bebikinan begini, yang terpenting itu niat 😊. 






#kastangel

#chindismenulis

#KLIP

#Aprike26


Rabu, 21 April 2021

Kartini yang Menginspirasi: Dulu, sekarang dan masa depan


Hari Kartini. Hari ini tanggal 21 April dan negara Indonesia ini memperingatinya sebagai hari Kartini. Siapa yang tidak tahu dan pernah mendengar siapa Kartini, aku rasa semua orang di negeri ini pasti tahu. Mungkin saja ada yang masih tidak mengenal atau belum mengetahui siapa sosok perempuan bernama Kartini ini. Bisa jadi ya, mungkin karena kurang pengetahuan akan sejarah di negeri ini.


Kartini adalah sosok perempuan tangguh dan cerdas yang miliki negeri tercinta ini. Dikenal sebagai pelopor kebangkitan kaum perempuan atau emansipasi wanita, dimana ia mempunyai ide-ide dalam memajukan perempuan, dan sampai di akhir hayatnya telah lahir karya pemikirannya yang berjudul Habis Gelap, Terbitlah Terang. Ia biasa dikenal juga dengan nama Raden Ajeng Kartini (yang disingkat R. A. Kartini). Hari kelahirannya itulah yang dijadikan sebagai pengingat negeri ini bahwa ada sosok perempuan kuat yang peduli akan harkat dan martabat wanita.


Sosok Kartini ini telah tiada sejak tahun 1904, namun semangatnya menjadi motivasi dan spirit untuk maju bagi begitu banyak perempuan Indonesia. Sehingga sekarang ini sudah banyak muncul para Kartini-Kartini baru yang mempunyai ide dan pemikiran cerdas dan tangguh. Banyak? Ya, banyak. Mungkin yang terlihat mata tak begitu banyak, namun apa yang tertangkap oleh pandangan bukan berarti itu nyata, sebab diluar sana pun masih banyak lagi para pejuang layaknya Kartini, yang bisa jadi tidak terekspos.


Melihat sosok dengan jiwa Kartini saat ini yang paling nyata adalah para ibu-ibu yang dengan ketulusan cinta dan kasih sayangnya mengabdikan diri kepada keluarga. Segala urusan rumah tangga seperti mendidik anak-anak mereka sejak lahir dan menjadi segala profesi untuk anak dan pasangan. Ibuku, adalah contoh satu dari sekian banyak ibu-ibu lain. Seorang ibu yang begitu aku sayang dan kagumi, walaupun tak jarang pula kami berdebat. Membaktikan dirinya semenjak aku dan adik-adikku lahir, selalu ingin memajukan dan menyemangatiku. Dia orang yang sangat sabar dan kuat dalam menghadapi masalah. Selalu menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Dan aku pun ingin menjadi sepertinya atau salah satu dari sekian banyak ibu-ibu berjiwa Kartini.


Di sekitarku pun, saat ini banyak kutemui jelmaan Kartini yang menurutku sangat hebat dan menginspirasi. Ada seorang teman zaman sekolah yang hampir 10 tahun berjuang dengan segala macam upayanya untuk mendapatkan kembali sang anak yang sudah dipisahkan darinya oleh pasangan dan keluarga pasangannya. Saat aku mendengar cerita darinya, hatiku ikut pilu dan sedih, tentu saja dirinya lebih berat merasakan harus hidup seorang diri karena tak ingin menyusahkan kedua orang tuanya. Begitu tangguhnya temanku berjuang pula mengejar cita-citanya mencari ilmu, agar tak dipandang sebelah mata oleh pasangan dan keluarga pasangannya. Bukan dia tak berbakti kepada pasangan, namun bertahan pada suatu ketidakbaikan bukanlah hal yang mudah. Merelakan terpisah dengan anak semata wayang, untuk sementara katanya, agar dapat membawa sesuatu yang membanggakan bagi anaknya, seorang anak yang sekarang tumbuh luar biasa melalui kekuatan hati ibunya. Dan saat ini temanku membuktikan bahwa kerja keras dan perjuangan disertai doa pun terbayarkan. Walaupun harus terpisah benua, tapi semangatnya luar biasa untuk meraih kebahagiaan dirinya dan sang anak. Dia wanita yang kuat, tangguh, penuh semangat dan pantang menyerah untuk sebuah kebaikan dan kebahagiaan. Jiwa Kartini seakan melekat padanya. 


Ada pula seorang teman yang ditinggalkan oleh pasangannya, sementara ia sedang mengandung buah hatinya. Siapa yang tak menangis melihatnya. Begitu kuat dia membangkitkan dirinya, meneruskan pendidikan di bangku kuliah sampai selesai dan mengurus sang anak. Berusaha menerima kenyataan bertahun-tahun harus berjuang dengan anaknya. Beruntunglah masih mempunyai keluarga dan teman-teman yang sangat perhatian dan mendukungnya. Perlahan dia membuka diri, berusaha memenuhi kebutuhannya dan sang anak, tanpa mau lagi menengok kebelakang untuk sesuatu yang tidak perlu lagi disesali. Dan dia bahagia sekarang, dengan anak dan keluarga baru yang sangat mencintainya. Semangat juang dan optimis membuatnya menjadi kuat menghadapi cerita hidupnya, karena yang sudah berlalu bukan untuk diratapi, tapi cukup menjadi pembelajaran menjadi lebih baik.


Tentunya, masih ada banyak lagi perempuan-perempuan berjiwa Kartini disekitarku. Perempuan hebat yang tetap tidak melupakan kodratnya sebagai perempuan, yang tangguh, cerdas dan berpendidikan. Tak peduli profesi atau pekerjaan apapun, karena masing-masing memiliki jalan ceritanya sendiri.


Selamat hari Kartini buat para perempuan, siapapun dia!






#KLIP
#Aprilke21
#TemaTantanganMenulis 
#KelasLiterasiIbuProfesional #KelasLiterasiIbuProfesional2021
#ibuprofesional2021
#ibuprofesionalforindonesia
#semestakaryauntukindonesia


Minggu, 18 April 2021

Terapi Inner Child (dengan Tazkiyatun Nafs) : Mini Workshop


Hari minggu ini, ada satu kegiatan mini workshop yang aku ikuti. Mini workshop ini diselenggarakan oleh RCIP Suramadu sebagai bagian dari kegiatan Semarak Ramadhan Suramadu dan berlangsung dari tanggal 16-18 April 2021. Tema yang digagas adalah tentang Terapi Inner Child dengan Tazkiyatun Nafs, dan dibawakan oleh bunda Euis Kurniawati, yang merupakan MoT RCIP Suramadu sekaligus founder dari Azanaya School of Life.


Rangkaian mini workshop ini dimulai dari tanggal 16 April 2021 sebagai sesi pertama, yaitu perkenalan dan materi diskusi sesi 1. Dilanjut keesokan harinya di tanggal 17 April 2021 untuk sharing session materi dan diskusi sesi 1, melalui media whatsapp grup. Kemudian di hari ketiga, yaitu hari minggu tanggal 18 April 2021, beranjak ke materi sesi 2 sekaligus diskusi interaktif melalui platform zoom meeting. 


Di awal materi sesi 1, bunda Euis sebagai narasumber memberikan sebuah video youtube tentang bagaimana cara untuk menghilangkan dan mengatasi adanya inner child (khususnya berkaitan dengan yang negatif), dengan empat tahapan yang harus kita lakukan, yaitu Recall, Reframming, Forgiveness dan Self Talk. Lebih jelaskan dapat dijabarkan sebagai berikut (mengambil kasus dengan orang tua):

  1. Recall

Recall memory atau memanggil memori di masa lalu, apa yang membuat kita sedih, kecewa, marah, terluka dalam pola pengasuhan orang tua. Kita bisa menceritakan apa yang kita rasakan pada orang yang kita percaya, seperti suami misalnya. Atau misalkan tidak ada orang yang bisa diajak bicara, menulis adalah satu cara lain untuk dijadikan terapi.

  1. Reframming

Setelah kita me-recall memory, maka yang harus dilakukan atas kejadian masa lalu yang sudah terjadi adalah reframming, membuat 'frame' baru atau 'pigura' atas memori tersebut. Misalkan kita terluka atas pola pengasuhan ibu yang mungkin dulu marah-marah kepada kita, maka kita carilah 1001 cara untuk melihat mengapa waktu itu ibu marah-marah. Apakah mungkin ibu saat itu sedang dalam kesulitan ataukah ada masalah, sehingga kita akan dapat berlapang dada melihat sisi lain dari timbulnya kemarahan waktu dulu.

  1. Forgiveness

Recall memory sudah, reframming pun sudah, maka tibalah saatnya untuk memaafkan. Caranya, dengan memunculkan memory-memory positif, kebaikan-kebaikan dari orang tua, dengan tujuan untuk menutup memori negatif tersebut 

  1. Self Talk

Setelah kita sudah dapat memaafkan, maka kita dapat berjanji pada diri sendiri, untuk tidak mengulangi memori-memori negatif yang pernah terjadi pada kita kepada anak-anak kita kelak. Bicara pada diri sendiri untuk memunculkan selalu hal positif.


Bagaimana pun diri kita, harus diketahui bahwa anak-anak tidak butuh ibu yang sempurna, namun mereka butuh ibu yang bahagia dan yang sudah tuntas/selesai (negatif) inner child-nya.


Beranjak ke materi sesi 2, yang langsung diberikan melalui zoom meeting, ini adalah kelanjutan dari materi sesi 1 dan sangat berhubungan. Jika di sesi 1 untuk mengatasi adanya inner child negatif dengan empat hal yang sudah dijelaskan sebelumnya (recall, reframming, forgiveness, self talk), maka di sesi 2 ini adalah secara syariah, yaitu terapi inner child dengan tazkiyatun nafs. 


Jujur saja, aku baru baru mendengar dan mengenal apa itu tazkiyatun nafs. Sambil menyimak penjelasan bunda Euis, sebelumnya aku mencoba berselancar melalui google search tentang tazkiyatun nafs ini. Ternyata ini adalah tentang penyucian jiwa atau pembersihan diri. Dan bunda Euis dalam hal ini, memberikan 5 tahapan untuk terapi inner child melalui tazkiyatun nafs.


Lima tahapan tersebut adalah muroqobah, mu'ahadah, mujahadah, muhasabah, dan mu'aqobah. Penjelasan singkat dari kelima tahapan ini adalah:

  1. Muroqobah

Artinya adalah mendekatkan diri kepada Allah. Berlari kepada Allah, untuk melaksanakan perintah-Nya, mengerjakan segala amalan-amalan, dengan cara 'Ihsan', yaitu selalu merasa diawasi oleh Allah. Sehingga apapun hal yang kita lakukan, selalu karena Allah.

  1. Mu'ahadah

Artinya mengingat 'perjanjian' kita kepada Allah sejak kita dilahirkan, dengan melaksanakan perintah Allah. Ingat bahwa anak kita adalah titipan Allah, sehingga tugas kita adalah menjaga dan mendidik dengan baik.

  1. Mujahadah

Artinya kesungguhan hati, yaitu bersungguh-sungguh dari hati dalam melaksanakan ibadah maupun belajar segala hal yang bermanfaat.

  1. Muhasabah

Artinya intropeksi diri. Caranya bisa dengan menghitung atau menakar apa-apa yang sudah kita lakukan lalu membenahi diri selalu untuk menjadi lebih baik. Kita juga bisa mengambil waktu khusus (dijadwalkan) untuk melakukan muhasabah diri.

  1. Mu'aqobah

Artinya pemberian sanksi. Sanksi disini maksudnya adalah yang bisa membuat efek jera pada diri kita sendiri jika diri kita melakukan sesuatu hal yang negatif (misalkan marah). Sebagai contoh, misalkan melanggar, aku akan memberikan infaq dengan jumlah yang 'berat' bagi kita sehingga timbullah jera jika melakukan lagi.


Jika 5 tahapan tazkiyatun nafs ini bisa dilakukan dengan baik, diharapkan luka lama atau inner child negatif yang ada pada diri kita, bisa terselesaikan dengan tuntas. Tentunya ini membutuhkan waktu, niat dan keberanian dalam melakukannya. Semakin cepat inner child ini diselesaikan, maka imbas negatif pada diri kita juga ke orang disekitar kita pun dapat dilepaskan. 


Materi yang disampaikan ini memang bagus sekali, walaupun bunda Euis sendiri disini bukanlah seorang psikolog atau psikiater ataupun ustadzah. Beliau memposisikan dirinya sebagai survivor innerchild, yang mau berbagi kisah tentang bagaimana menerapi inner child yang negatif. 


Tiga hari dengan dua sesi materi mungkin belumlah cukup karena mungkin masih banyak pertanyaan-pertanyaan dari peserta dalam menangani inner child negatif-nya. Setidaknya saat ini, dari materi yang diberikan bunda Euis, kita dapat mencoba mempraktekkan 4 cara untuk membuang inner child yang masih tersisa yang dapat membawa dampak negatif. Kemudian dapat mempraktekkan pula 5 tahapan tazkiyatun nafs tersebut. 


Semoga dengan tuntasnya inner child (yang negatif) dapat memutus rantai hal negatif yang terjadi pada diri kita dan berimbas ke orang lain (misalkan anak kita), sehingga kita menjadi lebih positif dan bahagia. Terima kasih RCIP Suramadu untuk mini workshop dan materi yang diusung.




#KLIP

#Aprilke18

#innerchild

#miniworkshoprcipsuramadu

#miniworkshopinnerchild

#tazkiyatunnafs












Sabtu, 17 April 2021

Surga Yang Tak Dirindukan (Sekuel Ketiga)

Film Surga Yang Tak Dirindukan (SYTD) 3 baru saja tayang di salah satu platform aplikasi film Disney+ Hotstar. Menurut berita yang kubaca, awalnya film ini akan ditayangkan di bioskop. Namun karena untuk menghindari resiko adanya pandemi yang masih berlangsung, sementara film ini cukup mempunyai banyak fans, begitu tuturan sang produser, bapak Manoj Punjabi, maka akhirnya dipilihlah Disney+ Hotstar sebagai media penayangan film ini.


Aku sendiri mengikuti film ini sejak SYTD pertama dan kedua. Film ini bergenre keluarga, meskipun banyak dialog dan konflik orang dewasa di dalamnya. Dan film ini menurutku cukup menguras emosi, antara adanya bahagia, kecewa, juga kesedihan. Aku sendiri sempat meneteskan air mata saat menonton SYTD 2. Eh, ga cuma aku, beberapa penonton di bioskop saat itu pun juga 😁.


Balik ke film STYD 3 yang rilis tayang tanggal 16 April 2021 kemarin, aku pun tak ketinggalan ikut menonton selepas ibadah tarawih. Pada sekuel ketiga ini dengan Pritagita Arianegara sebagai sutradaranya, ada beberapa pemain lama dan ada juga beberapa perubahan pemain baru. Fedi Nuril disini masih berperan sebagai Prasetya. Sementara Meirose yang sebelumnya diperankan oleh Raline Shah, sekarang digantikan oleh Marsha Timothy. Dan disini pula, Reza Rahadian yang awalnya pada SYTD 2 berperan sebagai seorang dokter, kali ini berganti peran menjadi ayah kandung Akbar (anak Meirose) bernama Ray. Pemeran anak pun tak kalah apik, Zara Leola didaulat berperan sebagai Nadia dan Ali Fikry sebagai Akbar.


Pemeran-pemeran pendukung seperti Tanta Ginting sebagai Hartono dan Kemal Pahlevi sebagai Amran, masih menjadi peran duo pengingat Pras. Lalu ada Olin Mendeng sebagai Dara dan Zsa Zsa Utari sebagai Mima, teman dekat Mei Rose. Serta ada pula artis senior Lydia Kandou sebagai oma Nungky, ibunda Ray.


Akting Fedi Nuril, Marsha Timothy dan Reza Rahadian sebagai tiga orang pemeran utama disini tak perlu lagi diragukan. Peran Pras, Meirose dan Ray disini menyatu dengan mereka, walaupun di awal-awal mungkin tidak cuma aku yang membandingkan peran Meirose terdahulu. Ya, pasti sebagian penonton lainnya pun merasa jadi berbeda sebab di dua film sebelumnya sudah 'terbiasa' dengan Raline sebagai sosok Meirose. Tapi, percayalah, kalau sudah menonton film SYTD 3 ini, sosok Meirose akan melekat pada Marsha 😊. Reza Rahadian dengan penampilan rambut semi gondrong cukup asyik dilihat, seperti biasa, pesona dan aktingnya sama-sama cakep hehe… 😁 Sama hal nya dengan Fedi Nuril yang sudah melekat banget sama sosok Pras. 


Film SYTD 3 ini berdurasi sekitar 120 menit, dan walaupun dengan pemeran yang berbeda dari sekuel sebelumnya, menurutku cukup berhasil juga mengaduk emosi. Bagaimana cara Pras dan Meirose menghadapi dan menyelesaikan masalah, bagaimana para teman-teman dekat memberikan semangat dan mengingatkan Pras juga Meirose, lalu bagaimana kedua anak mereka, Nadia dan Akbar menyikapi persoalan kedua orang tua mereka, semua disajikan dengan menyentuh. Ditambah lagi dengan adanya Ray yang mencoba masuk kembali ke dalam kehidupan Meirose, sementara Meirose seutuhnya telah memilih kehidupannya sekarang dengan Pras dan kedua anak mereka. Aku sedih juga jadinya, tapi juga kagum akan kekuatan rasa sayang dan kesetiaan Meirose.


Konflik pada film ini dimulai sejak munculnya Ray yang ternyata seorang pemilik dari yayasan tempat Akbar bersekolah. Secara tak sengaja Ray bertemu dengan Meirose di peternakan milik Ray saat Meirose mengantar Akbar, setelah sekian lama mereka terpisah, dimana menurut Meirose ia ditinggalkan, namun Ray akhirnya menjelaskan bahwa dia dipenjara lima tahun lalu berusaha selalu mencari Meirose sampai ke Budapest. Pras yang sedang mengalami masalah pekerjaan pun terpaksa harus menjual rumah kenangannya bersama Arini. Sementara Meirose akhirnya berusaha untuk jujur bahwa Ray ingin kembali padanya, dan ini menyebabkan Pras emosi sebab Meirose tak langsung memberitahu saat mereka sudah pernah bertemu. Pras membawa Nadia ke rumah kontrakan, sementara Meirose membawa Akbar ke rumah Dara, sahabat sekaligus partner di butiknya. 


Tak hanya konflik orangtua, disini pun diselipkan bagaimana Nadia yang tak menginginkan lagi untuk mendongeng seperti ibunya, bunda Arini, karena sekarang dia lebih menyukai dance, namun tak berani berterus terang kepada Pras. Lalu kebingungan Akbar menghadapi orang tua mereka yang bertengkar dan berpisah rumah. Ya memang, kalau orangtua berselisih, sudah bisa dipastikan, anak-anak pun bisa menjadi imbasnya. Namun disini, Nadia tak lantas terpuruk, tapi dia menjadi penyemangat Pras untuk mempercayai dan  kembali pada Meirose.


Kesetiaan Meirose teruji, karena dia ia sudah tak menginginkan kembali pada Ray. Meirose ingin membangun surga dengan Pras. Pras yang akhirnya menyadari kesalahpahaman ini pun, berbesar hati menerima kehadiran Ray, ayah kandung Akbar. Sama hal dengan Meirose, Pras pun tetap ingin bersama Meirose juga kedua anak-anak mereka, dan mengakui keberadaan Ray yang bagaimana pun mempunyai hak untuk bertemu dan bersama Akbar. Ray akhirnya harus menerima keputusan Meirose dan Pras.


Rasanya, kali ini aku tak perlu spoiler film SYTD 3 ini secara detail lagi, ya 😁. Karena akan lebih seru dan menyentuh jika ditonton langsung. Apalagi dengan sentuhan lagu soundtrack berjudul Selamanya Cinta yang dinyanyikan oleh Bunga Citra Lestari pada film, membuat makin menyentuh dan terharu. BCL memang ciamik membawakan lagu ini, benar-benar dari hati sehingga yang mendengarkan pun terbawa perasaan 🥰.


So, yang mau menonton, bisa coba instal platform dimana film SYTD 3 ini ditayangkan. Pesan para pemain yang muncul di beberapa akun Instagram, jangan nonton yang bajakan 😎. Yang belum nonton atau agak-agak lupa dengan cerita SYTD 1 dan 2, menurutku, coba ditonton dulu, supaya sejalan sama yang sekuel ketiga ini 😁.


Baiklah, selamat menonton ya ✌



Referensi
Film SYTD 3
Google


#reviewfilmchindis

#tulisanchindis

#KLIP

#Aprilke17







Jumat, 16 April 2021

Ramadhan Kala Pandemi




Bulan Ramadhan di saat pandemi, atau pandemi di saat bulan Ramadhan. Sama saja ternyata. Intinya, tahun ini adalah bulan Ramadhan yang kedua selama berlangsungnya pandemi Covid-19 yang melanda negeri ini. Adakah yang berbeda? Jelas sekali, ada perbedaan walaupun mungkin tidak semua orang akan merasa atau mengalami perbedaannya.

Aku dan keluarga cukup merasakan perbedaan adanya pandemi dalam bulan Ramadhan. Ada yang menyenangkan, namun ada pula yang membuat bulan Ramadhan menjadi lain dari sebelum-sebelumnya. 


Jarak menjadi dekat


Kami sudah beberapa tahun ini menjalankan ibadah puasa berpisah, berlainan kota dengan ayah si anak-anak, karena harus dinas di kota berbeda, sementara aku dan anak-anak tidak bisa ikut bersamanya karena salah satu alasannya sekolah anak-anak dan pekerjaan (sebelumnya aku bekerja di sebuah perusahaan). Namun, sejak awal adanya pandemi tahun 2020 lalu, yang tak lama kemudian tibalah bulan Ramadhan, seingatku di pertengahan bulan April, kami pun mendatangi si ayah. Lebih tepatnya, karena sekolah anak-anak pun juga menerapkan sistem daring atau PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), jadi sekalian si ayah, suamiku, memintaku dan anak-anak untuk ikut bersamanya, menemani berpuasa di kota tempatnya dinas. Sekali lagi, mumpung anak-anak lagi sekolah online, begitu katanya.


Anak-anak tentu saja antusias, karena akan bisa bersama ayahnya setiap hari, tidak harus menunggu hari Jumat malam saat ayahnya datang dan kemudian di Senin subuh harus kembali bekerja. Karena ibuku pun tak masalah, maka seminggu sebelum puasa pun kami 'pindah sementara'. Kami tetap bolak-balik ke kota semula, paling tidak dua minggu sekali, karena pandemi ini segalanya serba dibatasi, termasuk bepergian.


Pandemi masih berlangsung, dan tahun ini adalah tahun kedua kami merasakan Ramadhan bersama-sama. Disatu sisi, kami senang bisa setiap hari berpuasa, berbuka dan sahur bareng. Bukan kami artinya menginginkan adanya pandemi ini, namun hikmah yang didapat dari pandemi ini, kami bisa berkumpul di bulan Ramadhan untuk sama-sama beribadah. Dan tentunya, kami tetap berdoa dan memohon agar pandemi segera berlalu.


Pandemi bukan penghalang ibadah


Jika sebelum-sebelumnya ibadah sholat tarawih bisa dilakukan di mesjid, mau tidak mau kita harus menahan diri untuk tidak berkunjung ke mesjid. Apalagi seingat saya, beberapa mesjid memang ditutup saat itu. Namun, bukan artinya kita lantas berhenti beribadah, karena mau dimana saja seperti di rumah sendiri, kita tetap melaksanakan ibadah sholat tarawih dan tadarus. Berbeda dengan tahun ini yang sudah mulai lebih longgar, mesjid dibuka dengan penerapan protokol kesehatan. Tahun lalu pun sholat Idul Fitri dilakukan dilingkungan rumah saja, entahlah di tahun ini, mungkin sudah bisa dilakukan berjamaah juga di mesjid. Doakan saja, ya.


Pasar Ramadhan Vakum, Online Jadi Beragam


Salah satu yang khas pada saat bulan Ramadhan itu adalah munculnya pasa Ramadhan, dimana dalam suatu wilayah terpusat, akan berkumpul para penjual takjil dan makanan berat untuk berbuka puasa juga sahur. Beraneka macam kue-kue juga makanan siap saji dijual disitu. Kita tinggal bawa uang dan memilih sepuasnya yang kita inginkan. Setiap hari pasar Ramadhan selalu ramai, bukan hanya dikunjungi oleh orang-orang yang memang sedang berpuasa dan mencari makanan berbuka, tapi orang-orang yang berbeda keyakinan dan tidak berpuasa pun terlihat juga antusias berbelanja makanan di pasar Ramadhan ini. Tapi, tidak hanya di satu wilayah, pasar Ramadhan dengan lingkup lebih kecil atau hanya beberapa penjual pun tersebar dimana-mana. Sepertinya banyak orang yang juga ingin mencoba mencari penghasilan tambahan di bulan suci ini.


Pandemi membuat pasar Ramadhan yang setiap tahunnya selalu dicari menjadi vakum. Bayangkan betapa banyak penjual yang sudah berangan mencari rezeki di pasar Ramadhan itu menjadi lesu. Tempat mereka mencari rezeki lebih setahun sekali mendadak tidak dapat dibuka. Tentunya ini pengaruh ke orang-orang, termasuk kami, yang kadang mencari makanan berbuka puasa di pasar Ramadhan itu. 


Keadaan ini berimbas pada penghasilan, dan untuk beberapa penjual yang tidak mau menyerah dengan keadaan, sepertinya beralih cara berjualan secara online (ada yang kulihat demikian), dan ada juga yang mencari tempat lain untuk berjualan, yang setidaknya tidak menimbulkan keramaian yang terlalu padat. Pandemi ini memaksa orang untuk melek teknologi untuk memasarkan dagangan mereka. Ini aku perhatikan banyaknya muncul akun-akun sosial media untuk berjualan bahkan ada juga yang melewati aplikasi pengiriman pesan dan merambah ke aplikasi khusus makanan. 


Namun tahun ini, walaupun pandemi masih berlangsung, kulihat pasar Ramadhan kembali dibuka, dengan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah. Sepertinya ini akan mengobati kangennya masyarakat untuk berbelanja sekaligus berjalan-jalan. Meskipun demikian, tingkat penjualan makanan online kulihat tidak surut, malah makin beragam. Sepertinya, pandemi membuat orang jadi kreatif dan produktif. 🥰


Silaturahmi Cara Baru


Nah, ini juga berbeda. Ajang silaturahmi sekaligus berbuka puasa bersama sebelum pandemi adalah seperti suatu agenda. Bisa dengan keluarga, teman kerja, teman perkumpulan, teman sekolah atau lainnya. Intinya berbuka puasa bersama sekaligus bersilaturahmi, mempererat hubungan dan saling bertukar kabar. Karena mungkin tak dapat berjumpa sering-sering setiap harinya.


Sementara di pandemi tahun lalu, agenda buka puasa bersama atau istilahnya bukber mau tidak mau dikurangi atau ditiadakan. Buka bersama dan silaturahmi pun beralih ke cara modern, yaitu dengan video meeting secara online. Aku pernah melihat di postingan seseorang, mereka mengadakan bukber di rumah masing-masing dan bersilaturahmi secara online. Jikalau ada yang tetap melakukan, tentunya menurutku sudah atas kesadaran masing-masing misalkan sesuatu terjadi, dan mereka akan mematuhi protokol kesehatan. Bagaimana dengan tahun ini? Sepertinya sudah mulai longgar, namun tetap ada aturannya, dan tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.


Bagaimanapun, pandemi ini bukan suatu hal yang diinginkan semua orang. Semua ingin pandemi segera berlalu, agar kita bisa hidup dengan normal dan dalam keadaan sehat. Walaupun dengan adanya pandemi ini, aku sekeluarga dapat berkumpul bersama-sama menjalankan ibadah Ramadhan, tapi kami tetap berdoa agar keadaan ini segera membaik, pulih dan semua hidup dengan sehat tanpa kekhawatiran. Bismillah, semoga Allah selalu melindungi kita dan membuang jauh pandemi dari diri dan lingkungan kita. Aamiin. 




#KLIP
#Aprilke16

#TemaTantanganMenulis 

#KelasLiterasiIbuProfesional #KelasLiterasiIbuProfesional2021

#ibuprofesional2021

#ibuprofesionalforindonesia

#semestakaryauntukindonesia




Bundles of Stories - Simplicity Writing

Waktu itu Berharga

    Aku menutup buku catatan harianku setelah selesai menuliskan rencana kegiatan untuk esok hari. Ini satu diantara kegiatan di akhir har...