Hari Kartini. Hari ini tanggal 21 April dan negara Indonesia ini memperingatinya sebagai hari Kartini. Siapa yang tidak tahu dan pernah mendengar siapa Kartini, aku rasa semua orang di negeri ini pasti tahu. Mungkin saja ada yang masih tidak mengenal atau belum mengetahui siapa sosok perempuan bernama Kartini ini. Bisa jadi ya, mungkin karena kurang pengetahuan akan sejarah di negeri ini.
Kartini adalah sosok perempuan tangguh dan cerdas yang miliki negeri tercinta ini. Dikenal sebagai pelopor kebangkitan kaum perempuan atau emansipasi wanita, dimana ia mempunyai ide-ide dalam memajukan perempuan, dan sampai di akhir hayatnya telah lahir karya pemikirannya yang berjudul Habis Gelap, Terbitlah Terang. Ia biasa dikenal juga dengan nama Raden Ajeng Kartini (yang disingkat R. A. Kartini). Hari kelahirannya itulah yang dijadikan sebagai pengingat negeri ini bahwa ada sosok perempuan kuat yang peduli akan harkat dan martabat wanita.
Sosok Kartini ini telah tiada sejak tahun 1904, namun semangatnya menjadi motivasi dan spirit untuk maju bagi begitu banyak perempuan Indonesia. Sehingga sekarang ini sudah banyak muncul para Kartini-Kartini baru yang mempunyai ide dan pemikiran cerdas dan tangguh. Banyak? Ya, banyak. Mungkin yang terlihat mata tak begitu banyak, namun apa yang tertangkap oleh pandangan bukan berarti itu nyata, sebab diluar sana pun masih banyak lagi para pejuang layaknya Kartini, yang bisa jadi tidak terekspos.
Melihat sosok dengan jiwa Kartini saat ini yang paling nyata adalah para ibu-ibu yang dengan ketulusan cinta dan kasih sayangnya mengabdikan diri kepada keluarga. Segala urusan rumah tangga seperti mendidik anak-anak mereka sejak lahir dan menjadi segala profesi untuk anak dan pasangan. Ibuku, adalah contoh satu dari sekian banyak ibu-ibu lain. Seorang ibu yang begitu aku sayang dan kagumi, walaupun tak jarang pula kami berdebat. Membaktikan dirinya semenjak aku dan adik-adikku lahir, selalu ingin memajukan dan menyemangatiku. Dia orang yang sangat sabar dan kuat dalam menghadapi masalah. Selalu menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Dan aku pun ingin menjadi sepertinya atau salah satu dari sekian banyak ibu-ibu berjiwa Kartini.
Di sekitarku pun, saat ini banyak kutemui jelmaan Kartini yang menurutku sangat hebat dan menginspirasi. Ada seorang teman zaman sekolah yang hampir 10 tahun berjuang dengan segala macam upayanya untuk mendapatkan kembali sang anak yang sudah dipisahkan darinya oleh pasangan dan keluarga pasangannya. Saat aku mendengar cerita darinya, hatiku ikut pilu dan sedih, tentu saja dirinya lebih berat merasakan harus hidup seorang diri karena tak ingin menyusahkan kedua orang tuanya. Begitu tangguhnya temanku berjuang pula mengejar cita-citanya mencari ilmu, agar tak dipandang sebelah mata oleh pasangan dan keluarga pasangannya. Bukan dia tak berbakti kepada pasangan, namun bertahan pada suatu ketidakbaikan bukanlah hal yang mudah. Merelakan terpisah dengan anak semata wayang, untuk sementara katanya, agar dapat membawa sesuatu yang membanggakan bagi anaknya, seorang anak yang sekarang tumbuh luar biasa melalui kekuatan hati ibunya. Dan saat ini temanku membuktikan bahwa kerja keras dan perjuangan disertai doa pun terbayarkan. Walaupun harus terpisah benua, tapi semangatnya luar biasa untuk meraih kebahagiaan dirinya dan sang anak. Dia wanita yang kuat, tangguh, penuh semangat dan pantang menyerah untuk sebuah kebaikan dan kebahagiaan. Jiwa Kartini seakan melekat padanya.
Ada pula seorang teman yang ditinggalkan oleh pasangannya, sementara ia sedang mengandung buah hatinya. Siapa yang tak menangis melihatnya. Begitu kuat dia membangkitkan dirinya, meneruskan pendidikan di bangku kuliah sampai selesai dan mengurus sang anak. Berusaha menerima kenyataan bertahun-tahun harus berjuang dengan anaknya. Beruntunglah masih mempunyai keluarga dan teman-teman yang sangat perhatian dan mendukungnya. Perlahan dia membuka diri, berusaha memenuhi kebutuhannya dan sang anak, tanpa mau lagi menengok kebelakang untuk sesuatu yang tidak perlu lagi disesali. Dan dia bahagia sekarang, dengan anak dan keluarga baru yang sangat mencintainya. Semangat juang dan optimis membuatnya menjadi kuat menghadapi cerita hidupnya, karena yang sudah berlalu bukan untuk diratapi, tapi cukup menjadi pembelajaran menjadi lebih baik.
Tentunya, masih ada banyak lagi perempuan-perempuan berjiwa Kartini disekitarku. Perempuan hebat yang tetap tidak melupakan kodratnya sebagai perempuan, yang tangguh, cerdas dan berpendidikan. Tak peduli profesi atau pekerjaan apapun, karena masing-masing memiliki jalan ceritanya sendiri.
Selamat hari Kartini buat para perempuan, siapapun dia!