Jumat, 16 April 2021

Ramadhan Kala Pandemi




Bulan Ramadhan di saat pandemi, atau pandemi di saat bulan Ramadhan. Sama saja ternyata. Intinya, tahun ini adalah bulan Ramadhan yang kedua selama berlangsungnya pandemi Covid-19 yang melanda negeri ini. Adakah yang berbeda? Jelas sekali, ada perbedaan walaupun mungkin tidak semua orang akan merasa atau mengalami perbedaannya.

Aku dan keluarga cukup merasakan perbedaan adanya pandemi dalam bulan Ramadhan. Ada yang menyenangkan, namun ada pula yang membuat bulan Ramadhan menjadi lain dari sebelum-sebelumnya. 


Jarak menjadi dekat


Kami sudah beberapa tahun ini menjalankan ibadah puasa berpisah, berlainan kota dengan ayah si anak-anak, karena harus dinas di kota berbeda, sementara aku dan anak-anak tidak bisa ikut bersamanya karena salah satu alasannya sekolah anak-anak dan pekerjaan (sebelumnya aku bekerja di sebuah perusahaan). Namun, sejak awal adanya pandemi tahun 2020 lalu, yang tak lama kemudian tibalah bulan Ramadhan, seingatku di pertengahan bulan April, kami pun mendatangi si ayah. Lebih tepatnya, karena sekolah anak-anak pun juga menerapkan sistem daring atau PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), jadi sekalian si ayah, suamiku, memintaku dan anak-anak untuk ikut bersamanya, menemani berpuasa di kota tempatnya dinas. Sekali lagi, mumpung anak-anak lagi sekolah online, begitu katanya.


Anak-anak tentu saja antusias, karena akan bisa bersama ayahnya setiap hari, tidak harus menunggu hari Jumat malam saat ayahnya datang dan kemudian di Senin subuh harus kembali bekerja. Karena ibuku pun tak masalah, maka seminggu sebelum puasa pun kami 'pindah sementara'. Kami tetap bolak-balik ke kota semula, paling tidak dua minggu sekali, karena pandemi ini segalanya serba dibatasi, termasuk bepergian.


Pandemi masih berlangsung, dan tahun ini adalah tahun kedua kami merasakan Ramadhan bersama-sama. Disatu sisi, kami senang bisa setiap hari berpuasa, berbuka dan sahur bareng. Bukan kami artinya menginginkan adanya pandemi ini, namun hikmah yang didapat dari pandemi ini, kami bisa berkumpul di bulan Ramadhan untuk sama-sama beribadah. Dan tentunya, kami tetap berdoa dan memohon agar pandemi segera berlalu.


Pandemi bukan penghalang ibadah


Jika sebelum-sebelumnya ibadah sholat tarawih bisa dilakukan di mesjid, mau tidak mau kita harus menahan diri untuk tidak berkunjung ke mesjid. Apalagi seingat saya, beberapa mesjid memang ditutup saat itu. Namun, bukan artinya kita lantas berhenti beribadah, karena mau dimana saja seperti di rumah sendiri, kita tetap melaksanakan ibadah sholat tarawih dan tadarus. Berbeda dengan tahun ini yang sudah mulai lebih longgar, mesjid dibuka dengan penerapan protokol kesehatan. Tahun lalu pun sholat Idul Fitri dilakukan dilingkungan rumah saja, entahlah di tahun ini, mungkin sudah bisa dilakukan berjamaah juga di mesjid. Doakan saja, ya.


Pasar Ramadhan Vakum, Online Jadi Beragam


Salah satu yang khas pada saat bulan Ramadhan itu adalah munculnya pasa Ramadhan, dimana dalam suatu wilayah terpusat, akan berkumpul para penjual takjil dan makanan berat untuk berbuka puasa juga sahur. Beraneka macam kue-kue juga makanan siap saji dijual disitu. Kita tinggal bawa uang dan memilih sepuasnya yang kita inginkan. Setiap hari pasar Ramadhan selalu ramai, bukan hanya dikunjungi oleh orang-orang yang memang sedang berpuasa dan mencari makanan berbuka, tapi orang-orang yang berbeda keyakinan dan tidak berpuasa pun terlihat juga antusias berbelanja makanan di pasar Ramadhan ini. Tapi, tidak hanya di satu wilayah, pasar Ramadhan dengan lingkup lebih kecil atau hanya beberapa penjual pun tersebar dimana-mana. Sepertinya banyak orang yang juga ingin mencoba mencari penghasilan tambahan di bulan suci ini.


Pandemi membuat pasar Ramadhan yang setiap tahunnya selalu dicari menjadi vakum. Bayangkan betapa banyak penjual yang sudah berangan mencari rezeki di pasar Ramadhan itu menjadi lesu. Tempat mereka mencari rezeki lebih setahun sekali mendadak tidak dapat dibuka. Tentunya ini pengaruh ke orang-orang, termasuk kami, yang kadang mencari makanan berbuka puasa di pasar Ramadhan itu. 


Keadaan ini berimbas pada penghasilan, dan untuk beberapa penjual yang tidak mau menyerah dengan keadaan, sepertinya beralih cara berjualan secara online (ada yang kulihat demikian), dan ada juga yang mencari tempat lain untuk berjualan, yang setidaknya tidak menimbulkan keramaian yang terlalu padat. Pandemi ini memaksa orang untuk melek teknologi untuk memasarkan dagangan mereka. Ini aku perhatikan banyaknya muncul akun-akun sosial media untuk berjualan bahkan ada juga yang melewati aplikasi pengiriman pesan dan merambah ke aplikasi khusus makanan. 


Namun tahun ini, walaupun pandemi masih berlangsung, kulihat pasar Ramadhan kembali dibuka, dengan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah. Sepertinya ini akan mengobati kangennya masyarakat untuk berbelanja sekaligus berjalan-jalan. Meskipun demikian, tingkat penjualan makanan online kulihat tidak surut, malah makin beragam. Sepertinya, pandemi membuat orang jadi kreatif dan produktif. 🥰


Silaturahmi Cara Baru


Nah, ini juga berbeda. Ajang silaturahmi sekaligus berbuka puasa bersama sebelum pandemi adalah seperti suatu agenda. Bisa dengan keluarga, teman kerja, teman perkumpulan, teman sekolah atau lainnya. Intinya berbuka puasa bersama sekaligus bersilaturahmi, mempererat hubungan dan saling bertukar kabar. Karena mungkin tak dapat berjumpa sering-sering setiap harinya.


Sementara di pandemi tahun lalu, agenda buka puasa bersama atau istilahnya bukber mau tidak mau dikurangi atau ditiadakan. Buka bersama dan silaturahmi pun beralih ke cara modern, yaitu dengan video meeting secara online. Aku pernah melihat di postingan seseorang, mereka mengadakan bukber di rumah masing-masing dan bersilaturahmi secara online. Jikalau ada yang tetap melakukan, tentunya menurutku sudah atas kesadaran masing-masing misalkan sesuatu terjadi, dan mereka akan mematuhi protokol kesehatan. Bagaimana dengan tahun ini? Sepertinya sudah mulai longgar, namun tetap ada aturannya, dan tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.


Bagaimanapun, pandemi ini bukan suatu hal yang diinginkan semua orang. Semua ingin pandemi segera berlalu, agar kita bisa hidup dengan normal dan dalam keadaan sehat. Walaupun dengan adanya pandemi ini, aku sekeluarga dapat berkumpul bersama-sama menjalankan ibadah Ramadhan, tapi kami tetap berdoa agar keadaan ini segera membaik, pulih dan semua hidup dengan sehat tanpa kekhawatiran. Bismillah, semoga Allah selalu melindungi kita dan membuang jauh pandemi dari diri dan lingkungan kita. Aamiin. 




#KLIP
#Aprilke16

#TemaTantanganMenulis 

#KelasLiterasiIbuProfesional #KelasLiterasiIbuProfesional2021

#ibuprofesional2021

#ibuprofesionalforindonesia

#semestakaryauntukindonesia




Bundles of Stories - Simplicity Writing

Waktu itu Berharga

    Aku menutup buku catatan harianku setelah selesai menuliskan rencana kegiatan untuk esok hari. Ini satu diantara kegiatan di akhir har...