Rabu, 05 Mei 2021

Mudik Lebaran vs Covid

 Kurang lebih seminggu lagi bulan Ramadhan akan berganti dengan bulan Syawal. Tiba saatnya kita akan merayakan Idul Fitri, sebuah hari istimewa yang dinanti para muslim setelah selama sebulan, 30 hari, melaksanakan ibadah puasa dan ibadah Ramadhan lainnya seperti sholat tarawih, tadarus Al Quran bersama, sedekah dan melaksanakan zakat fitrah.


Di sela-sela semua orang menantikan momen lebaran Idul Fitri, kita juga dihadapkan pada sebuah kenyataan bahwa ini adalah tahun kedua sang virus Covid 19 seakan menemani kita beribadah di bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Pandemi Covid 19 masih belum berakhir, dan ini berimbas kepada rutinitas atau kebiasaan-kebiasaan yang biasa kita lakukan saat beribadah dan merayakan datangnya tanggal 1 Syawal. 


Sebut saja, seperti buka puasa bersama dengan keluarga maupun dengan teman-teman dekat, ini harus benar-benar sadar bahwa kita harus tetap menjaga protokol kesehatan yang telah dihimbau selalu oleh para tenaga medis, aparat negara maupun daerah. Ini juga termasuk pelaksanaan ibadah tarawih di masjid yang menerapkan pula jaga jarak dengan merenggangkan shaf antara jama'ah.


Namun yang paling membuat resah semua orang beberapa hari ini adalah kebijakan dan peraturan dari pemerintah yang melarang adanya aktivitas mudik atau pergi keluar kota. Sebelumnya tersiar kabar bahwa petinggi daerah menyatakan bepergian antar kota yang masih dalam satu wilayah tidak masalah, asalkan tidak keluar kota berbeda provinsi. Entah mengapa, kemarin keluar lagi wacana bahwa kita sama sekali tidak boleh menuju kota lain yang masih satu wilayah, meskipun ada pengecualian pada alasan-alasan urgent dan dapat menunjukkan surat bukti hasil tes covid 19.


Peraturan ini dikeluarkan dengan tujuan untuk menghindari persebaran Covid 19 semakin meluas, karena diharapkan dengan merayakan Idul Fitri di rumah saja maka kita dapat memutuskan tali rantai pandemi ini. Tapi, pertanyaannya, efektifkah saat ini melarang mudik atau katakanlah bepergian ke kota lain yang masih dalam wilayah aglomerasi (begitu katanya), sementara pasar dan mall begitu penuh sesak orang-orang yang berbelanja, yang mana protokol kesehatan pastilah ada terlewatkan, seperti menjaga jarak.


Samarinda, Balikpapan, Tenggarong, dan Bontang adalah satu contoh kota yang sejatinya masih berada dalam satu wilayah, dimana jarak tempuhnya pun relatif singkat. Dan ini membuat dilema para pekerja yang posisi bekerja dan rumahnya berbeda kota. Mereka pasti ingin merayakan Idul Fitri bersama, saling bersilaturahmi dan berkumpul dengan orang tua dan keluarga. Namun dengan adanya aturan pemerintah yang dikeluarkan itu, dimulailah juga memutar otak bagaimana agar dapat mudik untuk merayakan lebaran bersama keluarga. Peraturan ini diterapkan mulai besok hari Kamis tanggal 6 sampai 17 Mei 2021. 


Oya, di beberapa berita yang aku baca, cukup banyak orang-orang yang sudah melakukan mudik beberapa waktu lalu, dengan dalih sebelum peraturan dikeluarkan yang akan membatasi dan membuat mereka tidak dapat mudik. Aku sendiri, hari ini akhirnya beranjak ke kota Balikpapan, sebab ayah anak-anak masih dalam kondisi bekerja. Jika kami tetap di Samarinda sampai Lebaran, kemungkinannya 50%-50% dapat merayakan bersama si ayah, karena terbentur aturan dilarang bepergian. Jadi keputusan diambil, kita kembali ke Balikpapan hari ini, minimal jika memberanikan diri ke Samarinda saat Hari Raya nanti, tentunya kami bersama-sama. 


Ya, sebenarnya alasan pemerintah bagus dalam upaya mencegah Covid 19. Namun disatu sisi, menurutku seharusnya dikaji lebih dalam lagi, apakah ini efektif dan efisien. Seharusnya sudah sejak beberapa waktu lalu, transportasi lintas provinsi itulah yang diperketat. Memang kecanggihan teknologi saat ini memungkinkan kita untuk berjumpa secara virtual, sehingga itu menambah daftar alasan untuk sementara melarang adanya mudik.


Kita lihat saja nanti bagaimana penerapannya di lapangan. Yang terpenting adalah kesadaran masing-masing individu untuk menguatkan protokol kesehatan di dirinya sendiri juga keluarganya, jangan lengah hanya karena sesuatu hal, seperti memaksakan diri berada di keramaian demi mencari sesuatu yang diinginkan atau memandang enteng penggunaan masker saat bercengkrama dengan orang tua dan keluarga yang dikunjungi.


So, yang ingin mudik sekali lagi, mulai besok dilarang. Jika ingin nekad berjalan kota sebelah, mungkin siapkan hasil negatif dari Rapid Test atau Genose, agar aman untuk kita juga yang dikunjungi. Selamat menjelang hari Raya Idul Fitri, ya! 🥰




#tulisanchindis
#KLIP
#Meike5

Bundles of Stories - Simplicity Writing

Waktu itu Berharga

    Aku menutup buku catatan harianku setelah selesai menuliskan rencana kegiatan untuk esok hari. Ini satu diantara kegiatan di akhir har...