Minggu, 21 Maret 2021

Stand By Me 2 : Doraemon

Tahun ini ada film animasi Doraemon yang diputar di Indonesia. Jika tidak salah ini juga dalam rangka 50 tahun adanya Doraemon. Seekor kucing dari masa depan (abad 22) yang dikisahkan menjadi sahabat seorang anak bernama Nobita. Para anak-anak angkatan tahun 90-an pasti akrab banget sama serial kartun Doraemon ini, bahkan komiknya pun tak kalah menarik untuk dibaca. Dahulu, saya juga termasuk penggemar komik Doraemon 😊, ada beberapa yang memang saya beli, ada juga yang pinjam dari saudara. Dan seiiring berlalunya waktu, Doraemon pun dibuatkan film layar lebarnya. Yang paling booming menurut saya adalah yang berjudul Stand By Me. 


Film kartun Stand By Me pertama cukup sukses ditonton banyak kalangan, tak cuma anak-anak kecil saat ini, tetapi generasi zaman dahulu yang kangen dan yang menyukai sosok kucing ajaib yang memiliki pintu kemana saja, tak melewatkan film ini, termasuk saya 🤭. Entah kenapa, film Doraemon bersama tokoh Nobita dan kawan-kawannya ini sangat menghibur dan setiap cerita sebenarnya ada amanat yang bisa diambil. Doraemon memang populer sampai sekarang, bahkan pernak-pernik bertemakan Doraemon tak pernah bosan dimiliki. Andai saja, pintu ajaib kemana saja, mesin waktu dan baling-baling bambu itu benar-benar nyata, aku mungkin akan memburunya 😄


Back to film Stand By Me, dimana tahun 2021 ini adalah sekuel keduanya. Sutradara sekaligus penulis, Ryuichi Yagi dan Takashi Yamazaki, membuat film ini memainkan emosi penonton, ya, setidaknya bagi saya dan anak-anak 😊. Jika di Stand By Me 1 menceritakan tentang diri Nobita dan persahabatan manisnya dengan Doraemon, di Stand By Me 2 ini bercerita tentang rasa kangennya Nobita pada sang nenek saat tidak sengaja menemukan boneka beruang kesayangannya serta tentang keraguan Nobita di masa depan akan pernikahannya dengan Shizuka. Hmm, di awal saya sempat ragu, bagaimana menjelaskan anak yang masih kecil perihal adegan pernikahan, tapi karena kami mendampingi, jadi bisa dijelaskan dengan bahasa yang bisa dimengerti anak seusianya.


Film SBM 2 ini seperti yang tadi saya sebutkan, cukup memainkan emosi. Antara ada rasa lucu, sedih, gembira, terharu di setiap adegannya. Oya, menurut informasinya, cerita itu dipadukan dengan dua cerita dari dua film pendek Doraemon yaitu berjudul Doraemon: A Grandmother's Recollections dan The Day When I Was Born, yang dirilis pada 2000. Cerita seorang Nobita yang ingin bertemu sang nenek dan meminta bantuan Doraemon untuk pergi ke masa lampau saat neneknya masih ada. Dan ternyata hanya sang nenek yang percaya akan kedatangan Nobita masa depan saat itu. Sang nenek pun menginginkan melihat pernikahan Nobita di masa depan, sebab menyadari bahwa ia tak mungkin ada di masa depan itu. Nobita pun kembali meminta bantuan Doraemon untuk membawanya ke masa depan saat ia menikah dengan dengan Shizuka. 


Di masa depan ini pun, terjadi konflik dimana Nobita dewasa ragu akan pernikahannya dengan Shizuka, sebab ia takut tidak dapat membahagiakan Shizuka nantinya. Nobita merasa Shizuka hanya menerima dirinya karena kasihan dan ingin menjaga Nobita yang terkenal ceroboh. Nobita kecil pun akhirnya menyamar atas suruhan Doraemon, untuk menggantikan Nobita dewasa yang tak kunjung datang di pernikahannya. Saat pernikahan, tentu saja Nobita kecil yang menyamar pun dalam kebingungan, sampai saat hendak berpidato akhirnya ia pun pergi untuk mencari Nobita dewasa yang asli. Akhirmya Nobita dan Doraemon menemukan Nobita dewasa telah berada di zaman sekarang menggunakan mesin waktu yang tertinggal di toilet saat Doraemon dan Nobira kecil tiba.


Nobita dewasa menceritakan tentang semua keraguannya, sampai ia pun setuju untuk sementara bertukar jiwa dengan Nobita kecil demi merasakan bagaimana senangnya menjadi Nobita saat itu. Sampai pada akhirnya disuatu kejadian ia sadar bahwa Shizuka memang benar-benar mengkhawatirkannya dan menyayanginya. Adegan haru saat jiwa Nobita kecil dan Nobita dewasa bertukar kembali, dimana alat penukar jiwa itu mengalami kesalahan. Begitu besarnya rasa sayang Doraemon kepada sahabatnya ini, sehingga air mata pun membangkitkan kekuatan kedua Nobita untuk bertukar jiwa kembali. Setelah mereka berhasil kembali ke jiwa masing-masing, akhirnya Nobita dewasa pun siap untuk kembali ke acara pernikahannya dengan Shizuka. Nobita kecil pun menepati janjinya kepada sang nenek untuk membawa sang Nenek melihat pernikahannya di masa depan dengan Shizuka. 


Saya terharu 😊. Kalimat-kalimat Nobita dewasa saat pidato pernikahan sangatlah menyentuh. Betapa keluarga, orangtua, adalah sangat berharga dalam kehidupan kita, bagaimana pun keadaan kita. Begitupun dengan nasehat sang nenek kepada Nobita, walaupun dia tak pandai dalam suatu hal, tapi akan ada kelebihan lain yang dimiliki. Intinya, sih, tak ada anak atau orang yang benar-benar sempurna, karena dibalik ketidakbisaan, ketidakmampuan atau kekurangan, pasti ada suatu hal lain yang bisa menjadi kelebihan seseorang. Menyentuh sekali. Happy ending yang sangat mengharukan. Ditambah lagi dengan lagu sountrack film berjudul Niji yang artinya pelangi dan dinyanyikan oleh Masaki Suda, membuat film Doraemon ini menjadi tontonan yang menyenangkan. 


Saat ini film Doraemon: Stand By Me 2 masih diputar di cinema-cinema. Walaupun kategorinya untuk semua umur, setidaknya kita orangtua tetap mendampingi, ya. Yang mau dengar lagunya bisa googling, dijamin menenangkan 😊. Miru no o tanoshimu 🥰



Referensi:

  • Film Stand By Me 2

  • Wikipedia

  • cnnindonesia.com

  • picture from kapanlagi.com



#Reviewfilmchindis
#Tulisanchindis
#KLIP
#Maretke21

Bundles of Stories - Simplicity Writing

Waktu itu Berharga

    Aku menutup buku catatan harianku setelah selesai menuliskan rencana kegiatan untuk esok hari. Ini satu diantara kegiatan di akhir har...