"Aku dan si Google Classroom"
Semenjak adanya pandemi yang mau tidak mau mengharuskan anak-anak belajar dari rumah, sejak itulah aku baru mengenal apa itu 'Google Classroom'. Telat mengenal? Iya mungkin bagiku yang memang belum pernah menggunakan, bahkan mendengar dan menginstalnya pun baru saat itu . Pada awalnya cukup membuat sedikit panik, karena harus belajar cara menggunakannya, termasuk juga sekaligus merapikan ruang penyimpanan di gawai dengan menghapus dokumen dan aplikasi yang tidak perlu atau jarang digunakan.
Menurut wikipedia, Google Classroom adalah layanan web gratis, yang dikembangkan oleh Google untuk sekolah, yang bertujuan untuk menyederhanakan dalam membuat, mendistribusikan, dan menilai tugas dengan cara tanpa kertas atau 'paperless' istilah dijaman saat ini. Tujuan utama Google Classroom adalah untuk merampingkan proses berbagi file antara guru dan siswa. Dan memang benar adanya, dengan adanya aplikasi ini, cukup membantu disaat proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) berlangsung secara daring (dalam jaringan) atau 'online'.
Berhubung kedua anakku harus menggunakan aplikasi tersebut, jadilah di gawaiku terdapat 2 (dua) akun 'google' selain akun pribadiku, jadi total ada 3 (tiga) akun. Tidak memasang atau instal di laptop? Tentu saja ada. Namun memasang di gawai pun untuk memantau dan mengunggah dokumen foto atau video yang diambil melalui gawaiku, agar aku tidak perlu memindahkan ke laptop mereka. Minimal aku juga harus mencari cara tercepat dan termudah untuk mengimbangi proses daring ini, selain juga menggunakan 'google drive' untuk beberapa hal.
Adanya sistem daring melalui 'google classroom' ini akhirnya membuat aku seperti kembali belajar . Karena aku juga ikut mendampingi dan sedikit menjelaskan kembali jika anak-anak tidak paham. Setiap hari pun aku juga ikut mengecek setiap video dan tugas yang masuk, selain melalui aplikasi percakapan khusus grup kelas masing-masing, termasuk juga mengunggah kembali tugas yang telah dikerjakan dan setoran hafalan anak-anak. Tentu saja aku juga menyiapkan dan memastikan kuota jaringan internet aman dan tersedia karena aku hanya menggunakan jaringan 'wifi' melalui kuota gawai yang setelah digunakan bisa dimatikan.
Harapanku semoga walaupun sedikit terpaksa harus menggunakan aplikasi 'Google Classroom' ini, anak-anak tetap semangat dalam belajar. Dan juga aku sebagai orangtua juga bisa membersamai, walaupun mungkin tidak sebanding dengan cara pengajaran dan pendampingan guru mereka. Dan tentu saja, semoga keadaan pandemi ini segera berlalu dan kembali benar-benar normal tanpa kekhawatiran.
.
.
.
*referensi:
wikipedia, google search
*gawai = padanan kata dari 'gadget'
(dalam hal ini 'handphone'/telepon genggam)
.
.
.
*Dimuat di FBG Rumbel Menulis IP Samkabar