Minggu, 26 September 2021

Sharing with Juli Yastuti : Menulis Itu Asyik





Pic: Canva


Judul dari whatsapp sharing-nya saja sudah menarik. Ya, menarik bagi pencinta menulis yang pasti. Itu sebabnya, saat flyer ini dibagikan di grup komunitas menulis, aku langsung menghubungi nomor contact person yang tertera untuk mendaftar dan mengikutinya.


Narasumber yang mengisi sharing tentang menulis ini adalah seorang penulis buku "Mencintai Tanpa Syarat" dan seorang pembina Yayasan Gelora Madani Batam, sebuah organisasi yang bergerak juga dalam bidang literasi di kota Batam. Beliau juga seorang blogger yang tulisan-tulisannya bisa dijumpai di www.ceritaumi.com yang mana pastinya keren-keren dan inspiratif. Dia adalah kak Juli Yastuti. Tak lupa aku mengikuti akun media sosial Instagram-nya 😊.


Whatsapp sharing ini diadakan Sabtu malam kemarin sekitar jam 9 malam waktu kotaku. Terus terang, aku telat masuk ke forum whatsapp. Awalnya, aku sudah standby jam setengah 9 malam sesuai jadwal awal, namun karena kutunggu belum juga mulai, aku beralih menyelesaikan setoran tulisanku hingga kebablasan 🤭. 


So, ketika aku selesai menulis dan melihat jam, ternyata aku sudah cukup banyak melewatkan diskusi menarik pada grup whatsapp. Untungnya, masih ada untungnya, materi sudah diberikan sejak satu hari sebelumnya, jadi aku sudah sempat membaca dan menyimak. Ini juga asal muasal aku membaca tulisan di blog beliau.


Menurut kak Juli, menulis itu memang mengasyikkan. Sebenarnya bagiku juga sama, menulis itu memang mengasyikkan, aku seperti orang yang bebas bercerita, menuangkan segala rasa dan pikiran yang ada di dalam diri. Mungkin bisa dibilang juga menjadi bagian dari self healing therapy yang menenangkan diri setelah selesai menuliskannya.


Tak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan kak Juli dalam materinya. Kita juga harus mengetahui apa alasan kita menulis. 


Kak Juli membagikan ceritanya, bahwa bagi beliau, menulis dilakukannya karena beliau ingin:


1. Menjadi manusia yang bermanfaat

   Menurut kak Juli, dengan menulis, kita akan bisa juga bermanfaat bagi orang lain yang mungkin terinspirasi dengan tulisan yang kita buat atau mungkin bisa menghibur para pembaca.

 

2. Mengikat kenangan

   Maksud dari mengikat kenangan disini adalah bahwa sampai kapanpun tulisan yang dihasilkan tentunya akan menjadi kenangan dan bisa dibaca sampai kapanpun.


3. Mengikat ilmu

   Ini juga akan menjadi pahala kita, jika kita dapat menyebarkan ilmu yang dimiliki dan yang didapatkan, melalui tulisan-tulisan yang kita hasilkan, sehingga orang lain pun dapat membaca dan memperoleh manfaat dari tulisan kita. 


4. Menjadikannya sebagai self healing

   Betul sekali bahwa menulis termasuk cara untuk kita mendapatkan self healing. Seperti yang juga saya lakukan sejak dahulu. Menulis menjadi salah satu cara untuk terapi dalam meredakan stress jika kita tidak bisa mengungkapkannya secara langsung atau lisan. Yang terpenting, perlu diperhatikan adab dalam menulis jika ingin diunggah ke media sosial.


Keempat alasan kak Juli pada dasarnya juga sama dengan apa yang aku rasakan dan inginkan. Menulis saja apa yang bisa kita tulis, jangan pernah tidak mau mencoba, dan jangan langsung berkata bahwa kita tidak bisa menulis.


Karena menulis itu bisa dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana. Bisa dimulai dari apa yang kita lihat, dengar, rasakan dan pikirkan. Membiasakan menulis akan membuat kita menjadi "bisa" menulis. Mengikuti kelas menulis yang "memaksa" kita untuk berkomitmen dan konsisten menyelesaikan tulisan selama beberapa hari, juga bisa menjadi salah satu ide untuk mencoba memulai kebiasaan menulis.


Satu kutipan dari kak Juli pada materi sharingnya:


“Penulis yang baik adalah pembaca yang baik.”


Maksudnya disini, jika kita mau bisa menulis, maka kita juga harus MAU untuk membaca. Karena dengan begitu, kita dapat banyak belajar bagaimana seorang penulis itu bisa menulis, dan kita juga dapat mempunyai banyak kosa kata ataupun referensi gabungan kosa kata yang apik dan sedap dibaca.


Ada juga poin yang dibagikan kak Juli dan menurutku ini harus banget dipahami. Yaitu, sebisa mungkin jangan membandingkan tulisan kita dengan tulisan penulis yang lain. Mengapa? Karena setiap penulis tidak dapat untuk disama-samakan ataupun dipaksa untuk menjadi sama. Setiap tulisan pasti akan menemukan pembacanya masing-masing, sehingga kita jangan pernah khawatir.


Jadi, mulai saja menulis. Apapun. Kapanpun. Dimanapun dimana kita bisa menulis dan menuangkan apa isi hati dan pikiran kita. Bisa jadi suatu saat akan menjadi sebuah karya, dibaca dan bahkan disenangi banyak pembaca.


Sharing dari kak Juli ini sungguh sangat bermanfaat dan menjadi booster semangat bagiku yang sudah menyenangi menulis sejak kecil, dan yang saat ini baru mulai berani mencoba mengirimkan naskah untuk menjadi antologi bersama teman-teman penulis lainnya. Tentu saja aku pun masih ingin tetap belajar dan mengembangkan lagi tulisanku agar dapat menjadi sebuah karya yang dapat dinikmati dan bermanfaat buat orang lain.


Menulis itu asyik!

Mari menulis!

Menulislah!





#KLIP2021

#Septemberke26

Bundles of Stories - Simplicity Writing

Waktu itu Berharga

    Aku menutup buku catatan harianku setelah selesai menuliskan rencana kegiatan untuk esok hari. Ini satu diantara kegiatan di akhir har...