Jumat, 25 September 2020

Warna-warni Langit Komunikasiku 🌈 (Bunda Sayang, Ibu Profesional)

Warna-warni Langit Komunikasiku 🌈

(Ibu Profesional, Perkuliahan Bunda Sayang Batch #6, Zona #1, Komunikasi Produktif)



Lima belas hari di zona pertama perkuliahan bunda sayang ini adalah mengenai komunikasi produktif. Mungkin mendengar kata komunikasi ini serasa sudah biasa, toh, sehari-hari juga kita pasti berkomunikasi. Tetapi ternyata komunikasi pun tidak bisa dianggap sepele, sebab jika komunikasi yang dilakukan tidak produktif maka pesan yang diberikan pun tidak akan tersampaikan dan diterima dengan baik. 

Di lima belas hari ini, ya, hanya lima belas hari kita diberi tantangan untuk berkomunikasi secara produktif dimulai dari orang terdekat seperti pasangan, anak, orangtua maupun dengan saudara atau teman. Disini kita menemukan berbagai situasi dan kondisi untuk berkomunikasi, lalu mendapatkan tantangan saat berkomunikasi dan menilai apakah komunikasi yang kita lakukan sudah produktif atau belum. 

Memang komunikasi produktif ini dibilang gampang, ya susah. Namun dibilang susah, ya sebenarnya mudah saja, asalkan kita belajar untuk memahami dan menerapkan poin-poin bagaimana cara agar komunikasi kita produktif. Pada tantangan lima belas hari ini, komunikasi (yang diharapkan) produktif yang saya lakukan cukup berwarna-warni. Karena saat menjalankannya tidak terlalu mulus sesuai harapan. 😊 

Berkomunikasi dengan anak berusia lima tahun tentulah berbeda dengan anak berusia sepuluh tahun atau dua belas tahun. Begitu pula jika berkomunikasi dengan pasangan. Pada anak usia lima tahun saya lebih banyak harus menekan emosi dan mempertinggi sabar, lebih banyak mengerti dan memberi ruang lebih untuknya, sebab kebetulan karakter si anak yang aktif dan mulai kritis. Saya pun harus berpikir dalam mengeluarkan kata-kata kepadanya dan tak jarang bisa jadi menaikkan suara ke oktaf lebih tinggi 🤭. Hal ini sebenarnya juga terjadi pada kakak-kakaknya. Dan ini merupakan PR terbesar saya sebagai seorang ibu. 

Jangan dikira komunikasi dengan pasangan akan lebih mulus daripada dengan anak-anak. Pasangan yang jelas beda jenis dari kita ini juga terkadang bisa nampak sebagai anak tertua ☺. Saya sering mengatakan sesuatu secara tersirat dengan harapan ia tahu apa yang saya maksud. Namun hal ini terkadang bisa menjadi masalah baru saat pasangan saya adem ayem saja alias diam karena tidak paham dengan maksud saya. Ya, saya mengerti bahwa pasangan saya butuh kata-kata yang langsung dan jelas. Bahasa tubuh pun perlu diperhatikan saat berkomunikasi. Mungkin juga waktu saat penyampaian pun bisa salah saya lakukan. 



Dengan adanya tantangan lima belas hari ini, saya merasa makin mengerti bagaimana harusnya berkomunikasi agar menjadi lebih produktif. Sedikit demi sedikit pun mencoba mengubah apa yang seharusnya tidak dilakukan atau dikurangi. Walaupun tidak akan serta merta sempurna, sebab saya juga masih merasa gagal saat mencoba berkomunikasi dengan baik terutama jika ada sesuatu hal yang tiba-tiba bisa memancing emosi. Dan ini saya sadari bahwa manajemen emosi pun diperlukan dalam berkomunikasi. 

Begitu warna-warninya usaha komunikasi produktif saya di zona ini sehingga ini menjadi tantangan bagi saya untuk hari-hari berikutnya. Bisa dianggap lima belas hari kemarin sebagai bekal tambahan untuk saya lebih baik lagi kedepannya dalam mendapatkan komunikasi yang produktif. 🥰 



#tulisanchindis

#pantulanwarna

#aliranrasazona1 

#tantangan15hari 

#zona1komprod 

#pantaibentangpetualang 

#institutibuprofesional 

#petualangbahagia

Bundles of Stories - Simplicity Writing

Waktu itu Berharga

    Aku menutup buku catatan harianku setelah selesai menuliskan rencana kegiatan untuk esok hari. Ini satu diantara kegiatan di akhir har...