Sabtu, 07 Mei 2022

Mencatat Keuangan, Pentingkah?

Made by Canva


Jika sebuah perusahaan atau kantor memiliki seseorang di bagian pencatatan keuangan masuk dan keluar, maka di dalam sebuah keluarga hal ini sebenarnya juga ada. Pada sebuah keluarga, biasanya sebagian besar keluarga menyerahkannya pada istri. Namun tak jarang ada beberapa keluarga yang masalah keuangan tetap dipegang oleh sang suami.

Menurutku hal ini sah-sah saja, mau dipegang oleh suami ataupun istri. Semua ini tergantung kesepakatan awal masing-masing keluarga. Asalkan bukan dipegang orang tua atau mertua, ya. Yang ini, jelas Big No menurutku.

Dibalik siapa pemegang kekuasaan atas pemasukan dan pengeluaran dana, disini juga perlu diperhatikan, apakah ada pencatatan atas kedua tersebut.

Lagi-lagi, ini tergantung dari masing-masing keluarga. Ada yang maunya simpel dan tidak ribet, ya tinggal menerima dana lalu mengeluarkannya, tanpa perlu catat sana sini. Sepertinya ini banyak berlaku pada pasangan yang mungkin saja memang tak mau ribet dan dananya berlebih alias sangat berkecukupan. Tapi, ada juga yang walaupun dananya berlimpah sana sini, dalam hal pengeluaran tetap kekeuh untuk mencatat setiap detil pengeluarannya.

Sementara itu, bagi pasangan yang masih sangat memperhatikan dana masuk yang diperoleh, biasanya pengeluaran dana akan dicatat dengan rapi. Tak hanya mencatat pengeluaran, tapi sebuah perencanaan akan dibuat sebelum mengeluarkan dana.

Menurutku, mau seberapa besar pendapatan yang diperoleh, pencatatan keuangan dalam keluarga sangatlah penting. Ini dimulai dengan mencatat berapa pendapatan rutin seperti gaji yang diperoleh, sampai pendapatan yang mungkin didapat secara temporer atau tidak rutin seperti bonus, insentif atau hasil dari menjual sesuatu.

Kemudian membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek biasanya mempunyai durasi sebulan, atau mungkin ada juga yang setiap minggunya pun direncanakan. Diantara perencanaan jangka pendek misalkan dalam sebulan antara lain seperti uang bulanan sekolah, uang belanja, tagihan air dan listrik, atau jika ada yang memiliki angsuran bulanan pun harus dicatat. Dari perencanaan bulanan tadi, akan mengerucut ke pengeluaran mingguan sampai harian.

Sementara itu untuk perencanaan jangka panjang, biasanya lebih mengarah pada mencatat besaran pengeluaran tahunan, seperti pembayaran PBB, STNK kendaraan sampai pada uang sekolah tahunan anak.

Membuat perencanaan keuangan untuk hal-hal yang sudah ada peruntukkan rutinnya akan memudahkan kita untuk menghitung secara kasar pengeluaran dana yang akan diambil dari pendapatan yang diperoleh. Tentu saja kita pun tak boleh melupakan untuk menyisihkan dana zakat/sedekah, tabungan, kesehatan dan dana tak terduga. 

Selain itu, dengan mencatat perencanaan dan pengeluaran, kita bisa melihat realisasi yang terjadi apakah lebih besar, lebih kecil atau sama dengan yang sudah kita anggarkan. Ini bisa menjadi review kita kedepannya dalam mencatat rencana pengeluaran berikutnya. 

Mencatat keuangan juga bermanfaat agar kita bisa disiplin dalam menggunakan dana. Karena jika kita asal-asalan dalam mengeluarkan dana tanpa mencatat, maka dengan sendirinya kita juga akan sulit mengetahui sudah seberapa banyak dana yang kita gunakan. Lama-lama akan seperti peribahasa besar pasak daripada tiang, yaitu besar pengeluaran daripada pendapatan. Akhirnya belum saatnya menerima penghasilan kembali, kita sudah mulai payah mengatur keuangan, dan dikhawatirkan ujung-ujungnya tergoda dengan tawaran pinjaman sana sini.

Semua ini memang pilihan masing-masing keluarga. Bahkan belum berkeluarga pun, sudah banyak orang yang mau meluangkan sedikit waktu untuk membuat perencanaan dan pencatatan keuangannya. Manfaatnya akan terasa jika kita mau melakukannya dengan disiplin dan teratur. 


#athoughtofmine

#chindismenulis

#randomchindis






Bundles of Stories - Simplicity Writing

Waktu itu Berharga

    Aku menutup buku catatan harianku setelah selesai menuliskan rencana kegiatan untuk esok hari. Ini satu diantara kegiatan di akhir har...