Jumat, 15 Juli 2022

Jangan Asal Bilang Baper(an)


 

Kata Baper ini sudah sering kudengar beberapa tahun belakangan ini. Nggak tahu asal mulanya dari mana. Awalnya dengar pun, aku tak tahu jika Baper itu kependekan dari dua kata yaitu Bawa Perasaan. Atau mungkin Terbawa Perasaan. Atau juga Kebawa Perasaan.


Intinya ini berhubungan dengan perasaan, deh. Menurutku, sejak ada dan viral digunakan banyak orang untuk menyatakan suatu kondisi yang membawa perasaan, terkadang orang menggunakannya tanpa memperhatikan perasaan orang lain juga.


Misalnya, digunakan ketika seseorang yang bercanda melebihi batas kepada rekannya tanpa melihat-lihat keadaan si rekannya itu apakah suka atau tidak dengan candaannya. Menyinggung atau tidak? Prinsip atau tidak buat si rekannya? Lalu, dengan gampang bilang rekannya baper ketika tak menerima candaannya.


Dengan adanya istilah baper yang meluas ke masyarakat, akhirnya mereka menggampangkan sesuatu saat melakukan atau berbicara kepada orang lain. Seolah-olah orang lain itu harus menerima segala perlakuan maupun kalimat-kalimat yang disampaikan. Lalu, ujug-ujug tinggal bilang, "Ya elah, baper banget, sih!" kalau orang lain itu, misalkan si lawan bicara, jadi nggak suka, marah atau tersinggung.


Ini kan jadi nggak baik dalam komunikasi. Seakan orang itu nggak boleh pakai perasaannya walaupun mendengar omongan apapun bentuknya. Bukannya wajar ya, setiap orang punya perasaan untuk diungkapkan. Ya kalau berlebihan juga, sih, tidak baik juga. Jangan lebay juga gitu.


A: "Kamu cuma IRT saja kok capek, sih? Kan kerjanya cuma di rumah, bisa santai. Beda sama aku yang kerja kantoran."

B: "Memangnya kamu pikir, IRT nggak ada kerjaan. Banyak juga kali yang dikerjakan."

A: "Ya ampun, gitu aja baper, sih!"


Ini salah satu percakapan dua orang yang pernah terjadi. Dengan mudah menganggap IRT itu kerjanya nggak ada capeknya dan nggak sebanding dengan kerja kantoran. Lalu, ketika si IRT merasa keberatan karena kalimat yang menyinggung perasaannya, lantas mudah dijawab 'gitu aja baper'. Agak gemes, sih.


Bukan apa-apa, iya mungkin tidak semua orang yang menanggapinya serius. Ada juga kok yang santai-santai aja, dianggap bercanda. Tapi kan nggak semua orang. Sekali lagi, orang itu berbeda-beda. Jadi lebih baik mungkin menata kembali cara bicara ketimbang nanti mudah ngomongin orang 'baper'.


Nggak ada yang salah kok kalau 'baper'. Terlalu 'baperan' mungkin yang harus ditelisik lebih jauh. Kenapa dan kok bisa begitu. Jangan-jangan ada hal yang mendasari mengapa orang itu jadi baper. 


Aku sendiri bisa dibilang jarang sekali menggunakan kata ini. Ibaratnya, aku nggak sedikit-sedikit ngomong baper ke orang lain, kayak kebanyakan orang yang pernah kujumpai atau kuperhatikan. Ya mungkin karena memang tidak ada situasi dan kondisi untuk menggunakan kata baper itu kali ya.


Diomongin orang lain kalau kita baper itu nggak enak, loh. Iya kalau memang konteksnya benar-benar bercanda yang kita sama-sama tahu arah pembicaraannya. Misalnya, "Oya, nanti kalau ada yang nggak respon sama ide kita, jangan baper ya. Anggap ini tantangan bersama." Penggunaannya pas aja menurutku.


Beda dengan, "Mbak, si A kan cuma ngomong kalau melahirkan dengan cara normal lebih bagus daripada operasi. Jangan baper gitu, ah." Kalimat begini itu yang bikin hati sedih bagi orang yang nggak mengalami. Kecuali ada penjelasan lebih lanjut yang mengungkapkan alasannya dengan baik.


Masih banyak lagi pembicaraan atau hal-hal yang ujung-ujungnya bisa keluar kata baper. Kalau kita baper karena melihat foto atau video romantis pasangan unyu-unyu sih nggak apa-apa juga hehehe. Artinya kan perasaan kita memang senang melihatnya. Kalau nggak senang, jatuhnya mah bukan baper tapi iri.


Jadi menurutku, hati-hati kalau hendak mengeluarkan kata baper untuk orang lain. Jangan sampai kata baper ini menjadi senjata kita untuk menangkis orang lain yang ternyata tidak suka dengan perkataan yang kita sampaikan sebelumnya. 


Mungkin lebih ke berhati-hati untuk menjaga dan berpikir dulu setiap kata dan kalimat yang akan meluncur dari mulut maupun jempol kita. Jangan mudah ngomongin orang lain baper. 


Note to myself juga ya ini 😊.





#TemaTantanganMenulisKLIP #TemaTantanganMenulisKLIP2022 #programKLIP2022 #KelasLiterasiIbuProfesional #ibuprofesional2022 #ibuprofesionalforindonesia #semestakaryauntukindonesia #womenincooLABoration #IP4ID2022 #KLIP2022MengantarCahaya


Bundles of Stories - Simplicity Writing

Waktu itu Berharga

    Aku menutup buku catatan harianku setelah selesai menuliskan rencana kegiatan untuk esok hari. Ini satu diantara kegiatan di akhir har...