Minggu, 13 Juni 2021

Athirah : Kisah Seorang Emak

Lama sudah ingin menonton film ini, namun baru hari ini terealisasikan. Aku coba download dari aplikasi Netflix supaya saar menonton tidak terkendala sinyal yang naik turun.

Athirah. Film yang mempunyai judul internasional yaitu Emma', yang dalam bahasa Makassar artinya "ibu" ini adalah sebuah film drama biopik yang dirilis pada tanggal 29 September 2016. Film ini diadaptasi dari novel semi-biografi dengan judul yang sama, yaitu Athirah, yang berkisah tentang seorang perempuan bernama Hj. Athirah Kalla. Beliau adalah ibunda dari bapak M. Jusuf Kalla, yang pernah menjabat sebagai wakil presiden Republik Indonesia. Ini adalah novel buah karya dari Alberthiene Endah.


Athirah yang disutradarai oleh Riri Riza ini berdurasi kurang lebih 88 menit. Pemeran utama dimainkan dengan apik oleh artis yang menurutku selalu maksimal, yaitu Cut Mini Theo. Tentu saja sebagai Athirah. Sementara peran sebagai Jusuf Kalla (atau masa itu dipanggil dengan sebutan Ucu) diberikan kepada Christoffer Nelwan. Beberapa artis lain juga turut berpartisipasi di film Athirah ini, seperti Indah Permatasari yang berperan sebagai Ida/Mufidah remaja, Jajang C Noer sebagai Mak Kerah (ibunda Athirah) dan Arman Dewarti sebagai Puang Haji Kalla (suami dari Athirah).


Film ini dirilis perdana pada 2016, dan telah berhasil mendapatkan banyak perhargaan di dalam ajang Festival Film Indonesia 2016. Penghargaan tersebut diantaranya adalah sebagai kategori Film Terbaik, Sutradara Terbaik dan Pemeran Utama Wanita Terbaik.


Kisah film Athirah sendiri merupakan film yang menyangkut soal kehidupan seorang perempuan Bugis, yang sangat ingin mempertahankan keutuhan keluarganya, walaupun pada saat itu ada perempuan lain yang masuk ke dalam kehidupan suaminya.


Di awal alur cerita, diperlihatkan bahwa Athirah yang menikah dengan Puang Ajji ini menjalani kehidupan pernikahan yang harmonis dan bahagia. Mereka pindah dari Bone ke Makassar untuk menjalankan bisnis keluarga dari nol hingga kemudian usahanya menjadi sukses dan bahagia.


Disaat itulah, cobaan pernikahan Athirah dimulai, saat suaminya mulai melirik wanita lain. Saat itulah kehidupan Athirah menjadi goyah saat mengetahui suaminya menikah dengan perempuan lain. Athirah berusaha terus melawan perasaannya demi mempertahankan keutuhan keluarganya. 


Athirah kala itu tidak dapat menolak pernikahan suaminya yang kedua, karena pada tahun tersebut, budaya poligami masih menjadi suatu hal yang lazim bagi masyarakat Sulawesi Selatan.


Melihat hal ini, anak lelaki tertua bernama Jusuf Kalla atau disebut Ucu, merasa bingung dan tidak tahu kepada siapa dia harus berpihak. Disatu sisi, ibunya adalah orang yang begitu dicintainya, yang memiliki kesabaran dan kebaikan hati yang tulus. Sementara itu, walaupun bapaknya telah memiliki istri lagi, bagi Ucu bapaknya tetap menjadi sosok yang juga ia kagumi, seorang yang juga pekerja keras dan menyayangi anak-anaknya.


Ini lambat laun pun menimbulkan permasalahan di keluarga Athirah. Athirah mengalami dilema. Disatu sisi, Athirah masih begitu mencintai suaminya, sehingga merasa tidak tega untuk memisahkan anak-anak dari ayahnya sendiri. Tapi disisi lain, perasaan sakit hatinya karena merasa dikhianati juga tidak mudah untuk dilupakan.


Kebimbangan dan dilema yang dialami Athirah ini akhirnya pun memunculkan konflik dengan Ucu. Dimana Ucu menginginkan Athirah bersikap tegas dalam mengambil keputusan, demi kebahagiaannya. Athirah pun menyetujui dan memutuskan meninggalkan suaminya untuk memulai hidup baru dengan anak-anaknya.


Tak hanya di keluarganya, konflik pun terjadi pada Ucu yang saat itu tengah berusaha mendekati gadis pujaannya bernama Mufida, yang tak disangka menjadi terhalang oleh berita buruk tentang ayahnya yang telah menikahi wanita lain.


Dibalik kejadian ini, Athirah pun memutuskan  berdagang sarung untuk menghidupi diri dan anak-anaknya. Ia tekun menjalani bisnis sarung khas Bugis Makassar hingga ia sukses dan berhasil mengumpulkan sedikit demi sedikit tabungannya. Ini juga berkat dukungan dari ibunya, Mak Kerah.


Kehidupan baru Athirah menjadi lebih baik. Kesuksesannya itu pun yang akhirnya dia gunakan untuk membantu sang suami yang sedang mengalami kesusahan karena adanya krisis ekonomi. 


Film ini memperlihatkan betapa kegigihan Athirah inilah yang akhirnya dapat menyelamatkan seluruh keluarganya. Dan tentu saja, anak lelaki tertua kebanggannya pun saat ini bisa menjadi salah seorang penting di negeri Indonesia.


Pesan yang terkandung di dalam film ini sebenarnya bisa jelas terlihat. Menurutku diantara:


- Harta dan kesuksesan terkadang bisa membuat seseorang silau, lalu bisa melupakan kebahagiaan yang sudah ada.

- Kesabaran dan kegigihan tentu saja adalah kunci dari keberhasilan dan kesuksesan.

- Cinta seorang ibu kepada anak-anaknya bisa mengalahkan egoismenya, dan berani berkorban demi kebahagiaan keluarganya tanpa memikirkan perasaannya.

- Memaafkan setelah disakiti memang susah, tapi seiring berjalannya waktu, mungkin itu bisa membuat hati lebih tenang, tanpa harus kembali pada yang menyakiti.

- Keluarga adalah tempat paling nyaman dan terbaik saat masalah melanda.

- Seorang ayah adalah seseorang yang akan menjadi role model anak lelaki juga anak perempuannya.


Setidaknya itulah beberapa pesan yang kutangkap dari film Athirah ini. Ada perasaan haru sepanjang kisah film ini. 


Ternyata seorang yang sukses seperti bapak Jusuf Kalla pun memiliki kisah yang tak seindah seperti yang mungkin kita bayangkan. Namun, cinta ibunya, doa ibunya, juga didikan ibunya, bisa mengantarkan beliau pada kesuksesan saat ini.


Masya Allah, semoga para ibu-ibu diluar sana selalu diberikan kebahagian dan cinta serta kesetiaan. Dan semoga para lelaki, tak menjadi seseorang yang seperti kacang lupa pada kulitnya, yang tak hanya sukses pada karirnya, namun yang paling penting dapat menjadi panutan bagi istri juga anak-anaknya  yang senantiasa selalu memberikan kesetiaan, kejujuran dan kebaikan.



Referensi:

Film Athirah

Wikipedia

Kompas.com

Google



#reviewfilmchindis

#tulisanku

#KLIP

#Junike12




Bundles of Stories - Simplicity Writing

Waktu itu Berharga

    Aku menutup buku catatan harianku setelah selesai menuliskan rencana kegiatan untuk esok hari. Ini satu diantara kegiatan di akhir har...