Senin, 03 Januari 2022

Bunches of Gratefullness: 2021 Flasback (1)

 


Barakallah,


Saat ini sudah masuk di kalender tahun 2022. Kita sudah melewati tahun 2021 dengan segala macam kisah dan cerita yang menyenangkan maupun membuat hati dan pikiran sedih.

Sebagian orang pasti merasakan hal yang sama denganku, melepaskan momen di tahun 2021 sebagai kenangan yang tersimpan, pengalaman dan juga pelajaran hidup, untuk melangkah menjadi lebih baik lagi.

Merunut kisah sepanjang tahun 2021 kemarin, ada beberapa yang berjalan dengan apa adanya, baik-baik saja, menyenangkan, mengagetkan, mengecewakan dan menyedihkan. Tentunya ini semua adalah kehendak dari Allah, dan atas semua kisah di dua belas bulan tahun 2021, aku tetap mengucapkan rasa syukur serta doa untuk kebaikan.


Januari

Di awal tahun, bulan Januari, bulan pertama setiap tahun, aku dan sekeluarga membuka dengan doa dan bersyukur atas segala rezeki, kesehatan dan berbagai kebaikan yang telah aku dan keluarga dapatkan. 

Berlibur dan bersantai di hari libur masih aku lakukan bersama keluarga, seperti menikmati udara segar pantai di kota yang punya banyak pantai menurutku.

Pandemi masih berlangsung, dan aku pun masih berada di kota tempat suami bekerja. Aku pun masih memilih sekolah dari rumah atau PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) untuk kedua anakku yang masih SD, dengan berbagai pertimbangan dan diskusi bersama.

Di bulan Januari ini pun, aku memberanikan diri untuk mendaftar KLIP atau Kelas Literasi Ibu Profesional yang menantang kita untuk komitmen dan konsisten menulis setiap hari selama setahun. 

Bulan Januari ini pun aku masih berkutat dengan perkuliahan Bunda Sayang di Ibu Profesional, yang bermain di zona 5 tentang literasi membaca. Ini zona perkuliahan yang cukup menyenangkan, karena selama 15 hari aku tuntas melakukan tugas yang berkaitan dengan kegiatan read aloud beberapa buku pilihan untuk anak. 

Di akhir bulan, anak bungsuku akhirnya mendapat pemberitahuan untuk mengikuti tes penerimaan murid baru di SD tempat kakak-kakaknya bersekolah. Usianya memang baru 5,5 tahun, tetapi setelah berdiskusi serta melihat kemungkinan bersekolah untuknya di usia 6 tahun saat bulan Juli nanti, akhirnya aku memutuskan untuk mendaftarkannya dan mencoba mengikuti tes terlebih dahulu.

Ini memang berbeda sekali dengan para kakak yang aku sekolahkan di SD saat usia 7,3 tahun. Namun aku harap semua akan berjalan lancar.


Februari

Memasuki bulan Februari, dimulai dengan perkuliahan Bunda Sayang zona keenam, yaitu tentang literasi matematika. Kurang lebih dengan sebelumnya, aku juga excited dengan zona ini. Matematika itu menyenangkan dan seru pastinya. 

Aku mencari beberapa referensi untuk melakukan kegiatan ini. Menurutku ini juga sekaligus mengajak anak bungsu belajar matematika dengan cara yang asyik dan tidak membosankan, sebab kita melakukannya sambil bermain. Terbukti, partnerku sangat senang terlibat di zona ini.

Aku juga masih menyisihkan waktu untuk mengikuti kelas Chakra Balancing yang dibawakan oleh mentorku di kelas Hening, teh Irianti Erningpraja, selama beberapa hari melalui Whatsapp.

Perdana ikut kelas KLIP sejak awal tahun 2021 ini cukup enjoy bisa menulis minimal 300 kata setiap harinya. Tulisanku tentang kasih sayang yang menceritakan tentang anak-anak di panti asuhan pun diapresiasi oleh tim Tema Tulisan Mingguan KLIP. So, aku sekaligus mengisi ruang Kenal Lebih Dekat dengan anggota KLIP.


Maret

Bulan ini adalah bulan tegang-tegangnya aku membersamai anak sulung yang akan melewati Khotmul Qur'an di sekolahnya sebelum melaksanakan Ujian Akhir Nasional nantinya di bulan April.

Tak jarang bersitegang karena masalah persiapan ujian akhir SD ataupun gadget yang mau tak mau digunakan karena pembelajaran online pun kerap terjadi. 

Perkuliahan Bunda Sayang di bulan ini masuk ke zona 7 yang mempelajari tentang pendidikan seksualitas. Ini cukup menarik dan deg-degan, karena pendidikan seksualitas ini sebenarnya sangatlah penting dipahami dan diaplikasikan kepada anak-anak kita.

Disini aku makin menambah banyak ilmu dari hasil sharing setiap grup yang membawakan materi berbeda-beda mengenai pendidikan seksualitas, yang aku harap bisa perlahan aku terapkan dan ajarkan pada anak-anak sesuai dengan tingkatan usia dan pemahaman mereka.

Di bulan ini pun akhirnya mama bisa mengikuti vaksin Covid-19 yang pertama kalinya. Karena ini masih dikhususkan untuk lansia, maka aku pun masih harus menunggu giliran.

Kegiatan-kegiatan untuk menstimulasi anak bungsuku menuju bangku SD pun tetap aku lakukan hampir setiap hari, mulai dari mengaji Qiroati, membaca dan berhitung sederhana. Ini tak luput juga ada bantuan dari guru les yang memang aku berikan untuk anak bungsu dalam melancarkan bacaannya.


April

Anak sulungku akhirnya awal April mengikuti acara Khotmul Qur'an di sekolahnya. Dia mendapatkan giliran untuk membacakan surah Al La'il saat acara berlangsung. Alhamdulillah bisa dibawakan dengan lancar tanpa jeda.

Bulan ini pun diadakan Ujian Nasional SD secara daring atau online yang diselenggarakan oleh sekolah dan oleh Diknas. Semua ini dilakukan dari rumah secara jujur dan terpantau oleh para guru. Bersyukur karena diberikan kelancaran dalam mengerjakan soal-soal ujian yang diberikan.

April adalah bulan dimana anak sulung dan anak tengahku merayakan ulang tahunnya. Meskipun tak ada pesta ataupun perayaan besar-besaran, mengingat hari kelahiran mereka dengan sedikit kado bisa membuat hati mereka bahagia dan senang.

Untuk perkuliahan Bunda Sayang, ini adalah zona yang terakhir dijalani, yaitu zona 8 yang mengajakku untuk mencari potensi pada anak, karena pada dasarnya semua anak adalah bintang. Seperti sebelumnya, aku masih bermain 15 hari bersama anak bungsuku.

Berakhirnya zona 8 ini berarti perkuliahan Bunda Sayang pun selesai. Alhamdulillah aku bisa merampungkan 8 zona permainan dengan baik dan lancar. 

Aku pun mendapatkan apresiasi sebagai sobat cemerlang dan lulus perkuliahan Bunda Sayang batch 6, karena bisa konsisten mengerjakan tugas setoran selama 15 hari di setiap zona sebanyak 8 zona pembelajaran. Tentu saja ini menjadi bekal untuk melanjutkan pembelajaran ke perkuliahan Bunda Cekatan dan selanjutnya, serta menjadi ilmu pengetahuan yang bisa dijalankan di kehidupan sehari-hari.

Bulan puasa pun dimulai di pertengahan bulan April ini. Ini adalah bulan puasa kedua selama adanya pandemi. Aku dan keluarga masih menjalaninya di kota tempat suami bekerja. Puasa di saat pandemi tidak terlalu berpengaruh padaku. Yang berbeda hanya saja tidak dapat melakukan sholat tarawih di masjid karena adanya pembatasan.

Bulan Ramadhan selain diisi dengan kegiatan anak-anak dari sekolah, dari komunitas Ibu Profesional regional juga mengadakan lomba, diantaranya adalah lomba mewarnai anak-anak yang mana aku ditunjuk menjadi salah satu penilai hasil karya peserta. Ini suatu pengalaman baru buatku yang juga menyenangi mewarnai dan terkadang menjadikannya sebagai kegiatan di saat me time.


*to be continued...


#KLIP22

#Januarike3

#Part1from3




Bundles of Stories - Simplicity Writing

Waktu itu Berharga

    Aku menutup buku catatan harianku setelah selesai menuliskan rencana kegiatan untuk esok hari. Ini satu diantara kegiatan di akhir har...