Sabtu, 27 Agustus 2022

Bawa Bekal Makanan, Yuk!



Dulu, kalau dibawakan bekal ke sekolah, itu rasanya males sekali. Bukan karena tak suka dengan makanan yang dibawakan dari rumah, tetapi merasa repot harus bawa-bawa kotak makanan, serta godaan jajanan dan makanan dari kantin lebih menarik untuk disambangi bersama teman-teman.


Tapi bukan berarti aku tak pernah membawa bekal makanan. Pada akhirnya pun, aku juga membawa bekal makanan dari rumah. Bahkan sampai aku bekerja pun, aku masih sering membawa bekal makanan. 


Asyiknya sekarang, bekal makanan menjadi hal yang paling sering dibicarakan di kalangan anak sekolah juga pekerja kantoran. Mulai dari peralatan bekal seperti kotak makan dan botol minum, isi bekal sampai tutorial membuat bekal yang menarik dan unyu-unyu. Printilan perbekalan pun semakin marak dijual untuk membuat tampilan bekal menjadi lebih menggiurkan untuk disantap.


Dari sekian banyaknya makanan yang menjadi pilihan untuk bekal, aku paling sering dan suka dengan bekal nasi putih, telur mata sapi goreng ala ibuku, ditambah kecap manis dan saus sambal atau sambal dabu-dabu. Itu bekal paling mudah, sederhana tetapi karena disiapkan oleh ibuku, jadinya istimewa dan rasanya lebih enak. No tipu-tipu. No bohong-bohong. Karena pada dasarnya, aku juga tak suka ribet-ribet membawa bekal makanan. 


Oya, ada satu menu andalan untuk bekal yang kurasa banyak orang lain pun mungkin sependapat denganku :). Yap, mie goreng instan. Ditambah juga dengan nasi putih atau telur mata sapi. Klop, deh! Tapi, ada juga yang mungkin memilih menu andalan lain untuk bekal, seperti roti isi coklat atau selai. Tergantung selera.


Kebiasaan membawa bekal ini pun kuteruskan pada anak-anakku. Mereka selalu membawa bekal ketika pergi sekolah. Hampir tidak pernah mereka tidak membawa bekal, karena aku tak ingin mereka jajan sembarangan yang aku sendiri tak tahu kebersihan dan kandungan makanan yang dibeli.


Tak perlu mahal atau ribet, yang penting mereka ada membawa bekal ke sekolah, sehingga mereka tak perlu repot-repot untuk pergi membeli makanan dan minuman ke kantin. Meskipun sesekali kuperbolehkan, tetapi tentu saja ini dengan alasan yang harus bisa dipertanggungjawabkan. Misalkan, bekal air putih yang dibawa habis, atau mungkin bekal telah habis di saat istirahat pertama sekolah. 


Sebisa mungkin, bekal sekolah tak hanya makanan besar, makanan kecil pun kusiapkan. Aku juga sering bertanya pada anak-anak mengenai bekal apa yang ingin mereka bawa nanti. Jadi tidak melulu mereka selalu menerima apa yang aku siapkan, tetapi mereka pun juga memberitahukan apa keinginannya. Dan sejauh itu bisa aku siapkan, aku usahakan untuk kusiapkan. Namun jika dirasa saat itu aku tidak bisa, aku pasti katakan untuk mengganti permintaan mereka dengan yang lain.


Tidak cuma makanan, kadangkala tempat bekalnya saja, anak-anak juga memilih sendiri. Apalagi sekarang wadah makanan sudah beraneka macam bentuk, warna dan modelnya. Mulai dari yang sederhana sampai yang canggih. Mulai dari yang harganya murah sampai yang lumayan. Semuanya memang tergantung bahan, ketahanan dan fungsinya. 


Menyediakan bekal itu bagiku salah satu bentuk perhatian juga. Perhatian pada kesehatan diri yang secara tidak langsung ada semacam transfer energi kepada yang menyantapnya. Apalagi jika kita mengerjakannya dengan penuh sukacita, senang, gembira, walaupun untuk menyiapkannya membutuhkan waktu dan usaha yang tidak mudah (bagi sebagian orang, ya). Pastinya walaupun sederhana, bekal makanan tersebut akan menjadi penyemangat dan terselip doa baik bagi yang memakannya.


Setidaknya, itu pun yang kurasakan ketika memakan bekal dari ibuku. Dan aku yakin itu pula yang dirasakan oleh anak-anakku. Oya, aku pun juga suka menyiapkan bekal untuk suami, agar dia tak perlu susah-susah mencari makan siang ketika di tempat kerja. Namun jika tak sedang bersama, mau tak mau, aku tak bisa menyiapkan bekal untuknya.


Well, senangnya menyiapkan bekal makanan itu menjadi kepuasan tersendiri bagiku. Apalagi jika sampai bisa membuatnya dengan semenarik mungkin, seperti ala-ala bento dengan tingkat kerumitan yang beradu dengan waktu untuk membuatnya :D.


Paling tidak, bekal makanan itu sendiri tentu saja manfaatnya (diharapkan) dapat menghemat budget jajan di luar, lebih bisa menjaga kesehatan, hati senang dan puas karena bisa berkreasi, dan bagi yang menyantapnya pun mempermudah diri agar tak repot memikirkan akan makan apa ketika waktu makan tiba.


Jangan khawatir … jajan boleh saja, tapi membawa bekal makanan dan minuman lebih baik ☺️


#KLIP

#TTM






Bundles of Stories - Simplicity Writing

Waktu itu Berharga

    Aku menutup buku catatan harianku setelah selesai menuliskan rencana kegiatan untuk esok hari. Ini satu diantara kegiatan di akhir har...