Minggu, 11 Juli 2021

Tahun Ajaran Baru saat Pandemi





Akhirnya tanggal 12 Juli 2021 besok anak-anak sekolah memasuki tahun ajaran baru 2021/2022. Dan ini adalah tahun ajaran kedua di masa pandemi Covid-19. 


Beberapa minggu sebelumnya, banyak berita yang muncul tentang wacana adanya pembelajaran PTM atau kepanjangan Pertemuan Tatap Muka. Informasinya dikarenakan grafik angka orang yang terpapar sudah mulai turun. Kemudian vaksin pun sudah banyak dilakukan dan diberikan kepada para guru. 


Yang aku tahu lagi, ada beberapa sekolah yang ditunjuk untuk mengadakan pembelajaran offline alias tatap muka ini. Tentunya berdasarkan kesiapan dari sekolah dalam menunjang dan menjaga prosedur protokol kesehatan dalam lingkungan sekolah selama pandemi.


Grafik Terpapar Kembali Meningkat


Tiba-tiba saja, entah mengapa, mendekati menyambut tahun ajaran baru, jumlah angka orang yang terpapar meningkat. Jika disimak dari berita-berita, lonjakannya cukup lumayan, sampai-sampai di kotaku ini juga menerapkan PPKM atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat darurat dan diperketat. Apakah karena libur sekolah banyak yang berlibur ke luar daerah sehingga saat kembali ada kemungkinan terpapar? Ataukah memang protokol kesehatan yang longgar bahkan ada yang abai?


Walhasil, pembelajaran dengan pertemuan tatap muka pun ditunda sampai batas waktu yang belum diketahui, walaupun surat edaran PPKM tertulis sampai tanggal 20 Juli 2021 ini.


Pasti ada yang pro dan ada yang kontra dengan penundaan PTM anak-anak sekolah. Terus terang, walaupun tidak ada penerapan PPKM itu pun, aku sejauh ini masih memilih pembelajaran secara daring (dalam jaringan) atau online atau istilah saat ini juga disebut PJJ atau Pembelajaran Jarak Jauh.


Mengapa? Karena aku belum berani mengambil resiko dengan melepas anak-anak melakukan PTM di sekolah.  


Ada yang bilang, mall saja dibuka, tempat hiburan dibuka. Kenapa sekolah belum dibuka?


Bentar, kalau ke mall atau tempat hiburan, sejatinya anak-anak pasti sama orang tuanya. Dan jika Qadarullah terpapar, orang tua yang akan lebih responsible dengan hal ini. Karena jelas tahu, bahwa anak bersama orang tua. Yang pergi tanpa orang tua? Nah, itu kembali kepada keluarga masing-masing bagaimana menerapkan situasi dan kondisi anak keluar rumah dalam masa pandemi ini. 


Lalu kalau di sekolah bagaimana? Setahuku, begitu anak masuk ke gerbang sekolah, guru-guru yang akan menjadi orang tua kedua mereka selama jam pelajaran sekolah, yang artinya guru-guru yang akan mengawasi mereka. Bagaimana jika mereka terpapar di sekolah? Apakah orang tua sudah siap dan yakin tidak membawa-bawa guru dan siswa lainnya? Semoga saja tidak, ya. Tapi mungkin tidak semua orang tua yang diam saja.


Ya ini hanya seandainya dan menurutku saja. Bisa jadi berbeda pemikiran dengan orang lain.



Pembelajaran Jarak Jauh Kembali


Kembali pada hal pembelajaran secara online atau PJJ ini. Sekali lagi, bukan cuma anak-anak, orang tua pun sebenarnya ingin sekolah kembali normal. Belajar seperti biasa di dalam ruangan kelas bersama teman-temannya dan para guru. Bisa berinteraksi dan berkegiatan bersama. Orang tua pun, seperti diriku, selama anak-anak berada di sekolah tentunya akan bisa melakukan aktivitas seperti biasa.


Namun adanya pandemi yang mengharuskan untuk belajar dari rumah, menyebabkan kegiatan orang tua pun seakan bertambah dengan membersamai anak-anak belajar pelajaran sekolah. Ini bukan perkara mudah bagi anak dengan kondisi kedua orang tua yang bekerja. 


Belum lagi penggunaan gadget seperti handphone, laptop, atau komputer yang akhirnya menjadi sesuatu alat wajib saat pembelajaran jarak jauh. Gadget pun juga butuh kuota menjalankan sambungan internet. Dan, ini butuh pengawasan extra dari orang tua dalam penggunaannya, agar tidak kecolongan dipergunakan untuk hal lain di luar pelajaran sekolah.


Menyiapkan Diri di Tahun Ajaran Baru


Menyambut tahun ajaran baru saat ini, kurang lebih seperti tahun ajaran baru di tahun lalu. Tentunya aku menyiapkan diri dengan mengatur kembali jadwal aktivitas pekerjaanku. Apalagi saat ini aku ketambahan satu anak, yaitu anak ketiga yang memasuki bangku sekolah dasar, disaat aku juga harus mendampingi anak tertua masuk ke jenjang SMP.


Buku-buku tulis jelas sudah disiapkan, tinggal menunggu buku-buku paket untuk pembelajaran nanti. Akun Google sudah disiapkan untuk menunjang belajar online  dengan menggunakan aplikasi seperti Google Meet, Google Classroom.


Google Meet digunakan saat melakukan pertemuan tatap muka secara virtual, selain aplikasi Zoom Meeting. Lalu Google Classroom digunakan sebagai media pemberian materi dan penyetoran tugas sekolah.


Kuota internet tentunya tak lupa disiapkan agar pembelajaran online ini bisa lancar dilakukan. Aku tidak tahu apakah Diknas masih memberikan kuota pendidikan lagi atau tidak di tahun ajaran baru ini seperti tahun ajaran sebelumnya. Jika masih, bersyukur masih diberikan bantuan. Jika tidak, ya artinya aku mesti menyisihkan dana untuk ini.


Sejenak berpikir, bagaimana dengan orang yang belum ada rezeki untuk memiliki gadget seperti smartphone atau laptop, bahkan juga harus membeli kuota internet. Semoga saja, ada kemudahan, dan aku yakin pasti para guru punya cara terbaiknya.


Apa cuma menyiapkan buku, gadget beserta aplikasinya dan kuota untuk menghadapi pembelajaran jarak jauh? 


Masih ada lagi yang harus disiapkan menurutku 😎.


Persiapan Secara Mental


Bagi anak-anak, tentunya kita memberikan pengertian akan situasi dan kondisi pandemi saat ini yang menyebabkan mereka harus sekolah online. Menyiapkan diri anak-anak agar tetap semangat dan tetap disiplin belajar walaupun di rumah. 


Sementara bagi kita orang tua, bagiku juga tentunya, mempersiapkan diri untuk membersamai anak-anak sekolah di rumah itu yang sangat penting. Menyiapkan diri untuk membersamai mereka di waktu belajar online. Stok sabar dan pengertian pastinya harus ditambah 😊. 


Tak jarang aku mendengar orang tua, khususnya para ibu-ibu sepertiku, yang sebagian besar banyak menemani anak belajar di rumah itu stress. Stress karena harus ikut membersamai bahkan jadi ikut belajar pelajaran sekolah demi menjadi kepanjangan tangan guru mengajari anak-anaknya. 


Di awal-awal pandemi, jujur aku juga mengalami stress. Mengomel, kesal bahkan marah tak luput aku lakukan 😎. Tingkat kesabaran memang sangat diuji. Tapi, lambat laun aku mencoba mengikuti alur belajar mereka. Apalagi aku memang belum berani memilih PTM.


Jadi saat ini, berdamai dengan diri sendiri untuk membersamai anak-anak dalam proses belajar online mereka. Apakah nanti akan ada emosi, kesal atau marah? Hehe… ya semoga saja bisa berkurang atau bahkan berganti dengan meningkatnya pengertian dan kesabaran. 


Menyiapkan diri untuk membersamai anak belajar ini juga termasuk dalam mengontrol dan membatasi penggunaan gadget yang kita ketahui pastinya ada radiasi elektromagnetik yang ditimbulkan.


Tegas dalam penggunaannya walaupun sesekali selepas belajar, boleh menggunakannya untuk kesenangan atau hobi mereka (biasanya aku di saat weekend, walaupun kadang sesekali mereka suka meminjam milikku dengan durasi singkat di waktu senggang selepas belajar).


Sesekali menyenangkan anak dengan cemilan atau makanan ringan setelah belajar bisa mengobati kerinduan mereka saat jajan di kantin sekolah atau makan makanan bekal.


Berdoa agar Pandemi Berlalu


Banyak-banyak bersyukur akan rezeki kesehatan dan waktu yang banyak bersama anak, bisa dilakukan agar tidak menjadi beban untuk terus mengeluh 🥰. 


Bagaimanapun itu, sekali lagi, menyambut tahun ajaran baru saat pandemi ini memang butuh energi yang baru. Butuh kesiapan anak dan orang tua agar bisa bersinergi dengan para guru di sekolah dalam proses belajar mengajar.


Semoga saja pandemi ini segera berlalu dan sekolah kembali normal tanpa harus was-was untuk mengadakan kembali proses belajar dan mengajar dengan pertemuan tatap muka. Anak-anak akan memperoleh kembali salah satu mood booster-nya bertemu dan berinteraksi langsung dengan teman-teman dan guru-guru pengajarnya.


Semangat dan siap untuk PJJ di tahun ajaran baru ini! 💪






#TemaTantanganMenulis 

#KelasLiterasiIbuProfesional #KelasLiterasiIbuProfesional2021

#ibuprofesional2021

#ibuprofesionalforindonesia

#semestakaryauntukindonesia

#KLIP

#Julike11

Bundles of Stories - Simplicity Writing

Waktu itu Berharga

    Aku menutup buku catatan harianku setelah selesai menuliskan rencana kegiatan untuk esok hari. Ini satu diantara kegiatan di akhir har...